Intip Kesibukan Keraton Solo Jelang Pelantikan Raja Pakubuwono XIV

2 weeks ago 7

Liputan6.com, Solo - Sejumlah abdi dalem mulai berdatangan di Keraton Kasunanan Surakarta untuk persiapan jumenengan dalem binayangkare atau penobatan Sampeyandalem Ingkah Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono XIV, hari ini Sabtu (15/21/2025).

Kesibukan persiapan untuk acara penobatan putra mahkota KGPAA Hamangkunegoro sebagai PB XIV telah terlihat sejak pukul 07.00 WIB.

Abdi dalem hilir mudik membawa sesaji dan perlengkapan untuk prosesi penobatan sang raja dari komplek keraton menuju Siti Hinggil terletak di sebelah utara Kori Kamandungan.

Tak hanya itu kereta Garuda Kencana yang akan dinaiki PB XIV usai penobatan nanti juga telah disiapkan di depan Pagelaran Sasana Sumewa. Kereta tersebut telah dihiasi dengan hiasan bunga warna-warni yang cukup indah.

Nantinya kirab dengan kereta kencana akan dilakukan setelah selesai acar penobatan Hamangkunegoro menjadi raja penerus Keraton Kasunanan Surakarta. Kirab teraebut akan mengeliling kota Solo sesuai dengan rute kirab pusaka saat malam 1 Sura.

Penobatan ini menjadi tak biasa karena Keraton Kasunanan Surakarta tengah mengalami dualisme kepemimpinan. Sebelumnya, putri tertua PB XIII, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani mengaku sedih dengan munculnya dualisme raja di Keraton Kasunanan Surakarta setelah pertemuan putra-putri dalem PB XII dan PB XIII menetapkan adiknya, KGPH Hangabehi sebagai PB XIV.

Padahal sebelumnya sang adik di depan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wali Kota Solo Respati Ardi saat melayat itu, telah sepakat jika putra mahkota KGPAA Hamangkunegoro menjadi raja penerusnya.

"Saya cuma sedih saja, Gusti Mangkubumi (KGPH Hangabehi) bisa berkhianat dengan kami putra-putri, kakak-kakak dan adik-adiknya, itu saja yang saya sesalkan. Kan kami sudah berbicara, sebelumnya kami kan sudah berbicara bahkan di hadapan gubernur, Bapak Respati dan Mas Gibran sudah berbicara. Kami sudah bersepakat putra mahkota (menjadi PB XIV), di situ saya sudah menyebutkan itu," ujarnya.

Menurut GKR Timoer, munculnya dualisme raja di Keraton Kasunanan Surakarta yang terjadi saat ini seolah mengingatkan kembali saat muncul raja kembar di masa ayahnya, PB XIII Hangabehi dan PB XIII Tedjowulan, sepeninggal PB XII pada 2004 silam.

Ia pu menilai penetapan KGPH Hangabehi sebagai PB XIV dalam pertemuan keluarga itu seperti memecah belah keutuhan Keraton Kasunanan Surakarta.

"Saya hanya kasihan keraton dipecah belah seperti ini. Ini seperti suksesi PB XIII yang lalu," kata dia sambil menahan tangis.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner