Gunung Semeru Berstatus Awas, Mobilitas Warga Diperketat: Semua Harus Patuhi Protokol Evakuasi

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar mengatakan, pihaknya bakal terus memperketat mobilitas warga pasca gunung Semeru berada pada Level IV (Awas) per Rabu (19/11/2025) pukul 17.00 WIB. 

Menurut dia, aparat gabungan baik dari Polri, TNI BPBD, relawan hingga perangkat desa memastikan tak ada masyarakat yang beraktivitas di wilayah berpotensi bahaya.

"Kami ingin memastikan semua warga mematuhi protokol evakuasi. Tidak boleh ada aktivitas di zona merah karena keselamatan adalah yang utama," kata Indah saat meninjau lokasi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru di Desa Jarit, Rabu (19/11/2025) malam.

Pihaknya meminta warga yang masih bertahan di area rawan agar segera berpindah ke lokasi aman yang telah disiapkan.

Pendampingan, lanjut Indah, dilakukan secara persuasif, dengan penekanan pada pentingnya kepatuhan terhadap arahan petugas demi menghindari risiko ketika kondisi Semeru masih fluktuatif.

Selain pengawasan mobilitas, jalur keluar-masuk desa rawan terus ditertibkan untuk mencegah pergerakan non-esensial.

Indah menekankan bahwa disiplin warga menjadi kunci dalam meminimalkan potensi korban jiwa, sehingga kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan.

Dengan pengendalian ketat dan koordinasi semua unsur, Pemkab Lumajang memastikan setiap langkah penanganan diarahkan untuk menjaga keselamatan dan ketertiban warga selama masa kewaspadaan.

Warga di Zona Merah Gunung Semeru Mulai Mengungsi

Upaya evakuasi warga di kawasan rawan Gunung Semeru terus berjalan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya. Warga yang tinggal di zona merah menunjukkan kepedulian tinggi dengan segera mengikuti arahan pemerintah begitu imbauan evakuasi dikeluarkan.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, respons cepat masyarakat sangat membantu memperlancar proses penanganan darurat.

"Begitu imbauan disampaikan, sebagian besar warga langsung bergerak menuju titik aman. Ini menunjukkan kesadaran mereka semakin baik terhadap bahaya erupsi," ujar dia saat dikonfirmasi di lokas terdampak APG Semeru, Rabu malam (19/11/2024).

Yudhi menjelaskan bahwa perpindahan warga dari daerah terdampak berlangsung tanpa hambatan berarti. Koordinasi antarperangkat desa, relawan, dan aparat gabungan berjalan efektif, memastikan setiap warga terfasilitasi menuju lokasi pengungsian.

Saat ini, warga dari Dusun Kajar Kuning telah mengungsi di Balai Desa Candipuro. Sementara itu, masyarakat dari Kamar Kajang memilih berlindung di Kantor Kecamatan Candipuro. Adapun warga dari Dusun Gumukmas dan Dusun Sumbersari di Desa Supit Urang tersebar di dua lokasi, yaitu SDN 4 Supit Urang dan SMPN 2 Pronojiwo.

BPBD Lumajang memastikan seluruh titik pengungsian warga terdampak Gunung Semeru berada dalam kondisi aman dan mendapat suplai kebutuhan dasar. Yudhi menambahkan bahwa kesigapan masyarakat menjadi faktor penting yang menekan potensi risiko di tengah dinamika aktivitas Semeru yang masih fluktuatif.

Dengan meningkatnya kesadaran warga dan respons cepat di lapangan, pemerintah berharap proses mitigasi dapat terus berjalan efektif hingga kondisi benar-benar dinyatakan stabil oleh otoritas terkait

Erupsi Disertai Luncuran Awan Panas

Sebelumnya Gunung Semeru erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu sore (19/11/2025). Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian mengatakan, erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak.

"Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat," katanya.  

Mukdas juga mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," tuturnya.

Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.

Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak," katanya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ujarnya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner