Kenaikan Muka Air di Sungai Amprong Jadi Sinyal Bahaya Banjir Kota Malang

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Malang mewaspadai potensi banjir di Kecamatan Kedungkandang. Salah satu penyebab banjir di kawasan ini adalah apabila daerah di lereng Semeru hujan lebat, mengakibatkan Sungai Amprong meluap ke permukiman.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan, permukaan Sungai Amprong yang melintas di Kedungkandang sudah menunjukkan ada kenaikan muka air. Bila hujan lebat terus mengguyur, air sungai berpotensi meluap ke permukiman.

"Informasinya permukaan sungai naik selutut, ini harus diwaspadai," kata Wahyu di Malang, Kamis (11/12/2025).

Dia menambahkan, meski di Kota Malang cuaca terang, ketinggian permukaan Sungai Amprong tetap bisa lebih cepat naik. Itu disebabkan ada kiriman air saat hujan lebat mengguyur Kecamatan Tumpang dan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Air dari dua kecamatan yang berada di kaki Gunung Semeru itu mengalir cepat ke Sungai Amprong di Kedungkandang.

Fenomena banjir akibat sungai meluap itu pernah terjadi pada Desember 2024 silam. Ketika itu puluhan rumah warga terendam air bercampur lumpur.

"Tahun lalu kan pernah kejadian banjir, jadi segera didirikan Posko Tanggap Bencana di Kedungmandang," ujar Wahyu.

Kepolisian dan Pemerintah Kota Malang telah mendirikan dua Posko Tanggap Bencana. Yakni di Jembatan UB, Lowokwaru dan Jalan Sidomulyo, Blimbing. Personelnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polri, TNI, Palang Merah Indonesia (PMI) dan relawan.

"Pendirian posko ini sebagai antisipasi kejadian banjir kemarin," ucap Wahyu.

Peristiwa banjir di Malang terjadi pada 4 Desember 2025. Ada 39 titik di tiga kecamatan direndam air setinggi 150 sentimeter-160 sentimeter. Kawasan terdampak mulai jalan raya sampai permukiman warga.

Pendirian Posko Tanggap Bencana sekaligus mitigasi menghadapi cuaca ekstrem menjelang libur panjang Natal dan tahun baru. Sejumlah titik rawan terjadi banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan lonjakan aktivitas masyarakat.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, mengatakan berdasar hasil pemetaan ada empat titik jalan raya rawan banjir. Yakni di Jalan Galunggung, Jalan Letjen Sutoyo, Jalan Letjen S. Parman, dan Jalan Soekarno-Hatta.

"Ini harus diantisilasi melibatkan lintas instansi. Kami siapkan personel selama 24 jam di posko," kata Nanang.

Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Inf Dedy Azis mengatakan sebanyak 150 personel disiagakan dan siap digerakkan membantu penanganan bila terjadi bencana alam di lima kecamatan di kota ini.

"Kami juga sudah turun untuk kerja bakti bersama masyarakat. Tentu kolaborasi lintas instansi," tutur Dedy.