Liputan6.com, Jakarta - A (47), pria yang tewas setelah dikeroyok dan jasadnya diseret keliling kampung di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ternyata residivis baru 15 hari menghirup udara bebas. Ia menjadi buruan warga setelah kembali melakukan pencurian dan memperkosa seorang perempuan penyandang difabel.
Peristiwa tersebut terekam dalam sejumlah video yang beredar luas di media sosial. A diduga sempat kabur ke area hutan setelah melakukan aksinya, sehingga warga memburunya selama empat hari.
Ia akhirnya ditemukan di Dusun Taipakodong pada Rabu (3/12/2025), lalu dihakimi massa hingga tewas dan jasadnya diseret keliling kampung menggunakan sepeda motor. Tak hanya itu, kelaminnya juga dipotong oleh warga.
Dua Hari Bebas Mencuri dan Lakukan Perkosaan
Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaiman menjelaskan bahwa A merupakan residivis yang baru keluar dari lembaga pemasyarakatan pada Sabtu (15/11/2025) melalui pembebasan bersyarat. Namun tidak lama setelah bebas, ia kembali diduga melakukan tindak pidana.
“Korban ini residivis yang meresahkan. Baru bebas, dia kembali melakukan pencurian dan kekerasan seksual di dua lokasi sekaligus,” tegas Aldy.
A diduga mencuri laptop di Desa Rappoala dan menganiaya serta memperkosa T (37), perempuan disabilitas di Desa Rappolemba pada hari yang sama. Aksi tersebut memicu kemarahan warga hingga berujung pada pengeroyokan massal.
Upaya aparat kepolisian untuk mengevakuasi korban sempat terhambat karena ribuan warga memblokade akses menuju lokasi kejadian.
“Anggota mencoba masuk, tapi ribuan warga mengadang. Akses ke TKP bahkan dipalang menggunakan truk,” kata Aldy.
Hingga kini, ratusan personel gabungan bersama pemerintah desa dan kecamatan masih melakukan penjagaan di area tersebut untuk mencegah ketegangan lanjutan.
Sementara itu, jasad A telah dimakamkan pihak keluarga pada Kamis (4/12/2025). Keluarga sebelumnya menolak dilakukan otopsi terhadap jasad A.
“Keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan sudah menandatangani pernyataan penolakan,” kata AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.
Penjelasan Warga
Sebelumnya, warga Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa, dihebohkan dengan beredarnya video seorang pria yang diamuk massa hingga tewas, lalu diikat pada sepeda motor dan diseret keliling kampung. Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pria tersebut diketahui berinisial A (47). Ia diduga menjadi sasaran amuk massa karena melakukan penganiayaan dan pemerkosaan terhadap seorang wanita difabel berinisial T.
DT, salah seorang warga yang menjadi saksi mata, menjelaskan bahwa dugaan tindak pidana tersebut terjadi sekitar empat hari sebelum A tewas dihakimi warga. Saat kejadian pemerkosaan, warga disebut sudah mengetahui peristiwa tersebut, namun pelaku berhasil melarikan diri.
“Iya betul kejadiannya kemarin sore. Warga sebenarnya sudah tahu sejak hari itu juga, tapi pelaku sembunyi. Empat hari kemudian baru didapat,” kata DT kepada Liputan6.com, Kamis (4/12/2025).
DT menjelaskan, usai diduga melakukan rudapaksa di Kelurahan Cikoro’, A sempat bersembunyi selama dua hari di salah satu rumah warga. Setelah itu, ia kembali melarikan diri dan bersembunyi di kawasan hutan di kaki Gunung Lompo Battang, Desa Rappolemba, selama dua hari berikutnya.
“Sempat sembunyi dua hari di Cikoro’. Terus dia sembunyi lagi di belakang kampung, di kaki Gunung Lompo Battang, Desa Rappolemba,” bebernya.
Menurut DT, A akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya karena diduga kelaparan. Ia kemudian mendatangi rumah seorang warga di Desa Rappoala untuk meminta makanan dan sempat terlihat berbelanja di warung.
“Katanya sempat beli sesuatu di warung. Karena memang sudah dicari-cari, akhirnya ada warga yang melihat dia,” ucap DT.
A pun didatangi warga yang marah. Ia kemudian dianiaya hingga tewas. Tak hanya itu, jasad A juga diarak keliling kampung dari perbatasan Desa Rappoala menuju Desa Rappolemba hingga ke Kelurahan Cikoro’. Dalam aksi tersebut, A disebut mengalami mutilasi pada alat kelaminnya.
“Diarak keliling kampung sampai meninggal dunia. Saya sempat tanya ke petugas puskesmas, katanya memang benar alat kelaminnya dipotong,” jelas DT.
Aksi tersebut sempat direkam oleh sejumlah warga dan kemudian viral di media sosial.
Akumulasi Kemarahan Warga dan Hukum Adat
Menurut DT, aksi main hakim sendiri itu merupakan akumulasi kemarahan warga terhadap A. Ia disebut bukan kali pertama terlibat kasus kriminal dan telah beberapa kali keluar masuk penjara.
“A ini memang sudah lama ditolak warga kembali ke kampung. Beberapa tahun lalu juga pernah terlibat kasus pelecehan seksual dan tidak mau bertanggung jawab,” ungkapnya.
Selain itu, A juga diduga pernah terlibat kasus pencurian uang dalam jumlah besar di rumah warga dan sempat menjalani hukuman penjara selama dua tahun.
“Setelah bebas dia masih bikin ulah. Kabarnya sebelum kejadian pemerkosaan ini, dia juga sempat mencuri laptop,” lanjut DT.
Kemarahan warga memuncak setelah diketahui korban pemerkosaan merupakan seorang wanita difabel dengan keterbatasan mental.
“Diduga malamnya dia mencuri laptop, paginya dia melakukan pelecehan seksual dan pemukulan. Korbannya ini kasihan, mengalami keterbelakangan mental,” tutur DT.
DT menyebut tindakan warga terhadap A dianggap sebagai bentuk hukuman adat dan luapan emosi atas perbuatan pelaku.
“Ini sudah jadi kemarahan warga sekaligus hukuman adat yang diberikan kepada dia,” ucapnya.

1 day ago
8
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3076122/original/074216200_1584103239-ILUSTRASI__2_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435239/original/024604000_1765012642-Proses_Evakuasi_Pelajar_di_Silingi_Terpeleset_ke_Sumur_2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434762/original/064615100_1764981826-179074.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434937/original/027427800_1764996552-WhatsApp_Image_2025-12-05_at_21.35.09.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433541/original/068881600_1764852512-aksi_main_hakim_sendiri.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/658/original/longsor-ilustrasi-131201b.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434699/original/021325500_1764947886-179436.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434676/original/017379500_1764942596-IMG_20251205_194056.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434592/original/098386800_1764935131-Kondisi_crazy_rich_Haji_Halim_yang_masiih_menggunakan_selang_infus__didampingi_tenaga_medis_saat_mengikuti_sidang_perdana_di_PN_Kelas_1A_Palembang__IST_..jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434632/original/057227700_1764936819-banjir_di_lampung_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377547/original/011756500_1760103043-Pernikahan_Kakek_Tarman_dengan_Shela_di_Pacitan.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434582/original/006300400_1764934165-Raja_Surakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434511/original/057293800_1764930107-Konferensi_Pers_Jogjarockarta.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430000/original/050997400_1764649358-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434374/original/088549900_1764924973-WhatsApp_Image_2025-12-05_at_15.22.59.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426787/original/071024400_1764317616-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1437445/original/042724100_1481871731-20161216-danau_singkarak-hitam3-sumbar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428144/original/012723400_1764480695-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434197/original/075050000_1764917767-Gerakan_warga_bantu_warga.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434099/original/055073900_1764914535-Pelantikan_Ketua_PKK_Papua_Pegunungan.jpeg)




























