Ibu Hamil Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Dimakamkan di Lampung, Isak Tangis Keluarga Pecah

2 days ago 6

Liputan6.com, Lampung - Kesedihan menyelimuti keluarga besar Novia Nurwana, karyawan Terra Drone Indonesia yang menjadi salah satu korban tewas dalam kebakaran hebat Gedung Terra Drone, Jakarta, pada Selasa (9/12/2025) lalu.

Novia yang tengah hamil besar dan dijadwalkan melahirkan pada Januari 2026 itu turut menjadi bagian dari 22 korban tewas dalam tragedi tersebut.

Jenazah Novia tiba di rumah duka di Pekon Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Tangis keluarga dan kerabat pecah begitu mobil ambulans pembawa jenazah memasuki halaman rumah. Sejak dini hari, keluarga sudah menunggu kedatangan almarhumah.

Sejumlah kerabat, tetangga, hingga rekan-rekan Novia turut berdatangan ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir.

Sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah perempuan berusia 24 tahun itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum setempat dengan suasana haru yang tak terbendung.

Novia diketahui merupakan alumni Teknik Kimia Universitas Lampung angkatan 2015. Sebelum bekerja di Terra Drone Indonesia, ia sempat mengabdi sebagai guru di SMA Negeri 1 Sumberejo, serta merupakan alumni sekolah tersebut.

Kapolsek Sumberejo, Iptu Zulkarnain, membenarkan bahwa salah satu korban kebakaran gedung Terra Drone adalah warga Kecamatan Sumberejo bernama Novia Nurwana binti Darni Iskandar.

"Betul, salah satu korban merupakan warga Sumber Rejo atas nama Novia Nurwana, usia 24 tahun. Jenazah tiba sekitar pukul 10.15 WIB dan pukul 11.00 WIB diberangkatkan ke TPU. Untuk pemakaman, Polsek Sumber Rejo turut mendampingi," ujarnya, Kamis (11/12/2025).

Kronologi Kebakaran

Sebelumnya, polisi mengungkapkan kronologi kebakaran Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto No.17, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025). Kebakaran terjadi pada jam makan siang.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Chondro mengatakan, kebakaran diduga berasal dari baterai yang terbakar di gudang lantai 1. Saat kebakaran terjadi, banyak karyawan berada di gedung dan Sebagian lainnya makan siang di luar.

"Ada baterai di lantai 1 yang terbakar dan sempat dipadamkan oleh karwayan, ternyata baterai yang terbakar menyebar karena lantai 1 adalah gudangnya. Karyawan sedang makan berada di luar dan sebaguan lagj istirahta di 2 3 dan 6. Api semakin membesar asap naik ke lantai 6," ujar Susatyo.

Api dengan cepat menyebar ke lantai 2, 3 sampai 6. Asap pekat naik memenuhi tiap lantai di Gedung Terra Drone.

"Api semakin membesar, asap naik ke lantai 6," ujar Susatyo.

Berdasarkan data yang diterima RS Polri, total jumlah korban kebakaran ada 22 orang. Hingga hari ini, tak ada lagi penambahan jenazah dari tempat kejadian perkara.

"Namun ketika nanti ada perkembangan, ada penemuan jenazah lagi, kami siap membuka operasi DVI lagi untuk mengidentifikasi jenazah yang kembali," jelas Kepala bidang (Kabid) Yandokpol Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Kombes Ahmad Fauzi.

Sementara itu, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru proses identifikasi memakan waktu dua hari, berkat kombinasi kecocokan data primer dan kerja lembur tim forensik sejak malam hingga pagi.

"Kita ada data primer yang sangat akurat dari sidik jari, ada audotologi medis, dan lainnya jadi kombinasi," ungkap dia.

Sementara itu, Kabid Yandokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menerangkan, seluruh korban dipastikan meninggal akibat menghirup karbon monoksida saat kebakaran terjadi.

"Ya, bisa dipastikan seperti ini," ujar dia.

Kabiddokkes Polda Metro Jaya, Kombes Pol dr. Martinus Ginting menambahkan, pemeriksaan darah menunjukkan kadar CO yang tinggi, menandakan tubuh korban lebih dulu kehilangan kemampuan mengikat oksigen sebelum kobaran api membuat mereka tak bisa menyelamatkan diri.

Dia menerangkan, ikatan hemoglobin terhadap karbon monoksida jauh lebih kuat sekitar 20 hingga 30 kali dibanding oksigen.

"Jadi ketika terbakar itu kan tadi kadar keluar dia CO atau CO2 itu berikatan dengan darah. Sehingga orang tersebut tidak bisa bernafas, makanya ada pemeriksaan darah, kadar CO-nya tinggi. Kira-kira seperti itu," ujar dia.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner