Duduk Perkara Fasilitas Tenda Glamping di Pantai Citepus Sukabumi Menuai Sorotan

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang merekam aksi protes keras warga di Pantai Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menjadi sorotan setelah mereka membongkar paksa pagar bambu proyek penginapan glamorous camping (glamping).

Warga memprotes pembangunan yang diduga melibatkan investor asing asal Korea, karena dianggap mencaplok area publik dan melanggar batas sempadan pantai.

​Glamping berbentuk tenda balon yang berdiri di atas dek kayu, dinilai terlalu dekat dengan bibir pantai dan membatasi akses umum.

​Perekam video menyuarakan rasa tersisihnya warga lokal, khususnya anggota Komunitas Pengamen Jalanan (KPJ), setelah basecamp mereka digusur.

​"Assalamualaikum, kami sebagai anak-anak KPJ (Komunitas Pengamen Jalanan) merasa tersisihkan. Karena apa? Karena basecamp sekarang sudah dihancurkan sama orang asing, orang Korea," ujar perekam video penuh emosi.

​"Masa orang luar negeri sekarang bisa nyampe pembangunan ke lahan-lahan pantai? Tapi kenapa orang Indonesia sendiri sampai bisa diusir, sampai dibongkar tempat basecamp-nya?" keluh warga.

​Bantahan Manajemen Hotel

Manajemen ​New Saridona Hotel, Revina Nur Ismail, membantah tuduhan pencaplokan ruang publik. Pihaknya menyampaikan permohonan maaf resmi atas kegaduhan yang terjadi.

​Revina menegaskan bahwa pembangunan dek kayu dan struktur lainnya hanya bertujuan untuk menata dan mempercantik kawasan wisata, bukan untuk menutup atau membatasi akses umum.

​“Kami meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Niat kami hanya mempercantik kawasan agar lebih tertata, bukan menutup akses publik,” kata Revina, dikonfirmasi Kamis (11/12/2025).

​Manajemen juga menjamin bahwa jalur jogging track tidak ditutup, melainkan diperbaiki. Ia menambahkan, isu rencana pemagaran juga tidak benar dan manajemen tetap mengedepankan harmonisasi sosial, meskipun mengakui privasi tamu adalah SOP perhotelan.

Pihak hotel meyakinkan bahwa seluruh proyek telah mengantongi perizinan resmi yang lengkap. Selain itu, mereka membantah isu arogansi investor asal Korea Selatan tersebut.

Revina mengklaim investor tersebut justru sangat kooperatif dan menjalin kedekatan, bahkan disebut sering bermain gitar bersama komunitas KPJ.

Sementara itu, Kepala Desa Citepus, Koswara, membenarkan adanya gejolak di wilayahnya akibat pembangunan tersebut.

Koswara secara tegas mengaku pihak pemerintah desa tidak pernah menerima permohonan izin atau koordinasi apapun dari pihak pengelola glamping.

"Awalnya ada laporan dari masyarakat bahwa pantai ini di pagar dan dijadikan bisnis, namun saat ini masalahnya sudah selesai karena mereka bersedia dibongkar," singkat Koswara.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner