Liputan6.com, Jakarta - Misteri terdamparnya kayu gelondongan di bibir Pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, mulai terkuak. Kapolda Lampung, Irjen Pol Helfi Assegaf turun langsung memeriksa kayu-kayu tersebut yang ditemukan memiliki nomor seri hingga barcode resmi.
Dalam penelusuran yang dilakukan, beberapa kayu gelondongan terlihat ditempeli stiker barcode berwarna kuning bertuliskan 'Kementerian Kehutanan Republik Indonesia' serta nama perusahaan 'PT Minas Pagai Lumber'.
Pada stiker itu juga tertera logo lingkaran centang bergambar daun bertuliskan 'SVLK INDONESIA' yang merupakan tanda legalitas kayu.
“Kami cek ada barcode dan nomor seri yang menempel di kayu-kayu itu. Sekarang sedang kami telusuri keabsahannya,” kata Irjen Helfi di Mapolda Lampung, Senin (8/12/2025).
Polda Lampung telah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk menginvestigasi asal-muasal kayu yang terdampar tersebut.
“Dokumen-dokumen yang terkait dengan registrasi penebangan kayu itu akan diperiksa. Apakah benar teregistrasi atau justru ada penyimpangan, nanti hasilnya akan kami sampaikan,” ujarnya.
Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap apakah kayu tersebut merupakan hasil produksi legal atau bagian dari praktik pembalakan liar yang belakangan ramai menjadi perhatian masyarakat di Pesisir Barat.
Sebelumnya diberitakan, warga pesisir Pantai Tanjung Setia, Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat, Lampung dikejutkan oleh terdamparnya kapal tongkang yang membawa muatan kayu hutan dalam jumlah besar.
Peristiwa yang viral di media sosial itu tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga merusak sejumlah perahu nelayan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun mengonfirmasi adanya kapal tongkang yang membawa muatan sekitar 4.800 kubik kayu itu kandas di perairan Pesisir Barat.
“Kapal itu diketahui berangkat dari Sumatera Barat pada 2 November 2025. Kemudian kandas pada 6 November 2025,” jelas Yuni, Kamis (4/12/2025).
Dia bilang, cuaca ekstrem menjadi penyebab utama kapal kehilangan kendali hingga akhirnya terdampar. Selain itu, tali pengikat kapal disebut ikut terlilit dan memperparah situasi.
“Cuaca saat itu sangat ekstrem. Ada tali kapal yang terlilit, sehingga mengakibatkan tongkang terdampar,” katanya.
Yuni memastikan pihak kepolisian telah mengambil langkah cepat menindaklanjuti insiden tersebut. Sejumlah anak buah kapal (ABK) juga telah dimintai keterangan.
“Tiga ABK sudah kami mintai keterangan untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.
Tongkang beserta muatan kayu masih berada di lokasi, dan penanganan kasus dilakukan Polres Pesisir Barat bersama Direktorat Polair.
“Masih ada di sana sampai hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, dalam video yang beredar, terlihat ribuan batang kayu berukuran besar berserakan di sepanjang bibir pantai.
Potongan kayu dengan panjang mencapai 6 meter dan lebar sekitar 1 meter itu tampak masih utuh dengan barcode bertuliskan PT Minas Pagai Lumber, Sumatera Barat.
“Kayu-kayu itu menimpa kapal nelayan sampai banyak yang rusak. Aktivitas nelayan berhenti total,” ungkap Salda Andala, warga setempat, Kamis (4/12/2025).
Dia menyebut, kayu-kayu tersebut mulai terdampar sejak awal November 2025. Namun hingga Kamis (4/12/2025), tumpukan kayu masih terus mengganggu warga pesisir.
"Sampai hari ini mas, aktivitas nelayan sangat terganggu. Di daerah Tanjung Setia ini sebenarnya tempat wisata juga, tapi karena banyak kayu di pinggir pantai jadi kurang bagus dilihat," terang dia.

1 hour ago
1
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437034/original/093318600_1765194585-Prosesi_pemakaman_pejabat_Kemenpar_Sigit_Joko_Poernomo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437029/original/064610000_1765193529-Massa_demo_di_lokasi_Musyarawah_Wilayah_PKB_Sulsel.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437008/original/086388200_1765192034-ibu-bunuh-bayi-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435752/original/063598300_1765093899-IMG_20251207_124526_057.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436997/original/074258400_1765191062-Kondisi_hutan_di_Jambi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430007/original/066851700_1764649362-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436955/original/041583200_1765189939-Ratusan_warga_Gunungkidul_demo_terkait_dugaan_penyelewengan_dana_desa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436878/original/096756700_1765187999-unnamed__33_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436708/original/004524000_1765183427-photo_6176949904605907739_y.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436811/original/029037200_1765185986-20251208_140550.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436559/original/035634800_1765179128-kondisi_di_rumah_duka.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436723/original/035905500_1765183760-Rhoma_Irama_Tabliqh_Akbar_di_halaman_Mesjid_Raya_Baitul_Izzah_Kota_Bengkulu_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435985/original/048551300_1765146548-guru_mansur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436067/original/018179800_1765160430-WhatsApp_Image_2025-12-07_at_13_23_29.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436053/original/032802200_1765157381-WhatsApp_Image_2025-12-08_at_08.21.37.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436027/original/095134200_1765154262-WhatsApp_Image_2025-12-08_at_06.10.04.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435916/original/056823800_1765113247-1000818304.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435857/original/013449600_1765099551-Pengungsian_Aceh.jpg)




























