Sumur dengan kedalaman 1,5 meter ini memiliki mata air yang tak kering hingga saat ini, salah satu pengunjung bernama Ki Joko Sapujagat yang merupakan seorang pawang hujan turut melakukan prosesi mandi di tujuh sumur. Profesinya sebagai pawang hujan membuatnya rutin ke sumur ini, saat dijumpai detikcom ia pun turut membawa sejumlah keris yang juga dimandikan menggunakan air sumur.
Deretan sumur itu memiliki nama dan fungsinya sendiri seperti Sumur Sri Ningsih untuk menerangkan lahir batin, Sumur kedua bernama Sri Waras untuk kesehatan sehat dan sentosa, Sumur ketiga bernama Sri Lungguh untuk kedudukan derajat, Sumur keempat bernama Sri Kunaratih Kumadjaya untuk mencari jodoh, Sumur kelima bernama Sri Rezeki untuk usaha mencari rezeki, Sumur keenam bernama Dewi Sri Mulyasari untuk pengobatan, dan Sumur ketujuh bernama Sri Pontjo Warno untuk menolak malapetaka.
Tak cukup di Vihara Gayatri, sumur keramat juga berada di Beji yang memiliki 7 sumur dan ditemukan oleh seorang penyebar agama Islam bernama Mbah Raden Ujud Beji. Kala itu warga sekitar diajarkan agama Islam melalui bercocok tanam lalu sedikit demi sedikit banyak yg memeluk agama islam. Singkat cerita warga diberi ujian oleh Allah dengan kekeringan.
Mbah Raden Ujud Beji meminta kepada Allah dengan cara berzikir agar didatangkan sumber mata air, ia lalu membuat tujuh titik tanda yang memutari kampung Keramat Beji. Doanya pun dikabulkan, ketujuh sumur tersebut mengeluarkan sumber mata air yang hingga kini dikenal dengan nama tujuh sumur.
Diketahui masing-masing sumur memiliki nama mulai dari air karomah, air kejayaan, air pengasihan, air perkara, air suci, hingga air anugerah. Namun dari ketujuh sumur itu hanya sumur 1, 6 dan 7 yang bisa dipakai mandi.
Kini masyarakat dapat menikmati kejernihan air sumur tanpa harus mengeluarkan uang, tak sedikit dari mereka membawa botol kosong dan pulang membawa air dari sumur. Air tersebut masih dipercaya dapat membawa keberkahan hingga kesembuhan.
Tak hanya untuk mandi, pengunjung yang rutin ke sumur beji mengikuti pengajian rutin atau tawasulan bersama generasi ketiga Raden Ujud Beji bernama M Satiri.
Selain di beji, di kawasan Cipayung Depok juga memiliki sumur mata air yang berada persis di bawah pohon beringin dengan nama Sumur Bandung yang juga resmi menjadi cagar budaya. Namun ada pula sumur yang berada di belantara rumput di Kawasan Sawangan, air sumur tersebut memiliki kandungan belerang.
Keberadaan sumur-sumur di Depok menjadi cagar budaya yang menyimpan sejarahnya sendiri namun bukan untuk disembah hingga menjadikannya musrik.