Jakarta -
Sebuah keluarga mendapat pengalaman yang tak mengenakan saat staycation. Mereka yang sudah kelelahan, harus bertahan di ruang cuci.
Danielle Barclay (39) dan suaminya, Jamie, memesan kamar di Travelodge Ashbourne di Derbyshire, Inggris pada tanggal 28-29 Desember 2024, seperti dikutip dari Mirror UK. Mereka menginap di sana setelah menghadiri sebuah pesta pernikahan di kota itu.
Kamar yang hangat dengan suasana nyaman usai berkegiatan seharian sudah diangan-angan, namun kenyataan berkata lain. Jamie mendapati dirinya berdiri cukup lama di depan pintu kamar karena kuncinya rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga itu menghabiskan waktu selama satu jam di koridor sampai akhirnya mereka menyerah. Putri mereka Marlie (8) sudah merengek karena kelelahan, sementara putra mereka Jensen (12) tak mau menyia-nyiakan waktu istirahat dan langsung rebah di koridor.
"Kami pergi ke pesta pernikahan dan kembali pukul sepuluh lewat dua belas. Anak-anak sudah lelah dan semuanya jadi kami pikir kami akan kembali saat pesta pernikahan sudah selesai," ucap Danielle.
Satu-satunya cara adalah memanggil resepsionis, seorang wanita ramah yang berada di balik meja mencoba membantu keluarga itu. Sial tak dapat dihindari, kunci kamar itu tidak dapat berfungsi.
"Dia menelepon manajer dan manajer itu tampaknya berada di Belgia dan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu dan tidak ada orang lain yang bisa membantunya," ucapnya.
Di akhir tahun, hotel itu penuh. Tak ada kamar kosong untuk keluarga itu untuk pindah. Agaknya, kejadian ini mengingatkan mereka pada malam kelahiran Yesus di kandang domba, karena tak ada kamar kosong.
Satu-satunya solusi yang bisa diberikan adalah menawarkan akomodasi Travelodge lain yang berjarak 32 km.
"Saya tahu orang-orang berkata 'Anda ditawari hotel' tetapi pilihan itu tidak memungkinkan bagi kami. Saat itu pukul 2 pagi, anak-anak sudah kelelahan dan harus naik taksi lagi ke berbagai tempat. Jika kami pergi, kami harus kembali ke hotel ini di pagi hari. Saya harus mengemasi kamar dan kembali ke Derby untuk mengejar kereta yang kemungkinan besar akan kami lewatkan karena kami harus naik kereta pagi pulang keesokan harinya."
Ibu dua anak itu juga menyoroti kekhawatiran tentang keamanan barang-barang mereka. Petugas rencananya akan datang pukul 04.00 waktu setempat, saat itu kamar akan kosong dan ia khawatir dengan barang-barang mereka.
Kalau Yesus tidur di kandang domba, keluarga ini mendapat tawaran tidur di ruang cuci. Sang ibu tersentak, ia tak menyangka bahwa satu-satunya tempat mereka untuk istirahat sekarang hanyalah ruang cuci.
"Kami benar-benar kaget. Kami seperti 'serius, ruang cuci? Apa yang akan kami lakukan? Mereka tidak punya tempat untuk menampung kami'. Ia meletakkan kasur yang rusak di lantai, menutupinya dengan selimut dan dua bantal untuk anak-anak," jelasnya.
Mau tak mau, hanya itulah solusi yang bisa mereka dapatkan. Saat mereka masuk ke sana, keranjang cucian terlihat menghalangi pintu keluar darurat. Tempat tidur ditata di depan pintu itu.
"Tuhan tahu mungkin ada kebakaran di sana dan kami tidak akan ditemukan dan kami tidak akan bisa keluar. Di sana sangat dingin. Saya harus tidur dengan mantel bulu saya. Di sana gelap gulita. Kami tidak diberi fasilitas toilet, kami tidak ditawari minuman," kenangnya.
Mengingat kembali pengalaman itu, Danielle mengaku bahwa dua anaknya sampai trauma.
"Itu adalah tidur malam yang paling tidak nyaman. Harus tidur di lantai beton yang tidak nyaman dengan hanya selimut di lantai sungguh tidak dapat diterima. Anak laki-laki saya kelelahan saat itu dan berbaring serta mencoba untuk tidur. Anak perempuan saya ketakutan dalam kegelapan. Dingin, itu bukan kamar kami jadi dia jelas akan sangat kesal dan takut dengan situasi itu."
Ibu dua anak itu mengatakan mereka dapat kembali ke kamar mereka pada pukul empat lewat seperempat tetapi tidak dapat mengunci pintu.
Sementara itu, Travelodge mengeluarkan permintaan maaf dan mengatakan bahwa keluarga itu telah dikecewakan, menjanjikan mereka masa inap yang menyenangkan beserta pengembalian uang penuh.
(bnl/bnl)