Pemerintah Dinilai Lamban Tangani Bencana Sumatera, Warga Ramai-ramai Bikin Gerakan Bantu Sesama

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Barat akhir November 2025 menelan banyak korban jiwa, bahkan hingga kini, Jumat (5/12/2025) masih ada korban dalam pencarian.

Pemerintah juga belum menetapkan status bencana nasional dalam peristiwa ini. Padahal jumlah korban dan daerah terdampak terbilang besar.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera mencatat data per hari ini, 210 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 184 korban berhasil diidentifikasi, sementara 26 lainnya masih belum teridentifikasi.

Rentetan bencana yang melanda Sumbar sejak 25 sampai 28 November tidak hanya menimbulkan korban jiwa, namun juga banyak daerah yang terisolir, rumah-rumah hanyut dan rusak berat.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menilai penanganan korban banjir oleh pemerintah lamban. Kondisi ini melahirkan solidaritas antarwarga untuk menggalang bantuan melalui gerakan Warga Bantu Warga.

“Kalau berharap negara, tentu pasti lamban. Karena itu warga saling membantu terlebih dahulu,” kata Direktur LBH Padang Diki Rafiqi kepada Liputan6.com, Padang, Jumat (5/12/2025).

Dia mengatakan, langkah ini merupakan inisiatif kolektif masyarakat. “Ini bukan hanya kerja LBH Padang. Banyak elemen yang bergabung, relawan dan donatur. Ini adalah gerakan bersama,” ucap Diki.

Menurut Diki, konsep warga bantu warga hadir sebagai simbol dukungan masyarakat yang tidak terdampak kepada warga yang mengalami bencana.

“Yang kita lihat paling pertama adalah soal kemanusiaan. Korban bencana punya keterbatasan dan akses yang tidak ada,” lanjutnya.

Dapur Umum di Lokasi Bencana

Dalam beberapa hari terakhir, tim LBH dan relawan sudah turun ke sejumlah titik kritis. Dapur umum pertama didirikan di Batu Busuk, kemudian bergerak di Kota Padang mulai dari membuka dapur umum di Batu Busuk, Tabing Banda Gadang dan juga menyalurkan paket nasi siap santap ke sejumlah lokasi.

Bantuan pangan juga dikirimkan ke Koto Sani Kabupaten Solok, Malalo Kabupaten Tanah Datar serta Palembayan Kabupaten Agam.

Selain bantuan sembako, pakaian, selimut, makanan siap saji, warga bantu warga yang disalurkan LBH juga menggandeng tenaga medis dari Paramedis Jalanan Sumbar untuk memeriksa kesehatan para pengungsi.

“Semua berdasarkan asesmen kebutuhan. Kalau tanpa asesmen, bantuan bisa menumpuk di satu titik, sementara wilayah lain belum tersentuh,” jelas Diki.

Posko Warga Bantu Warga terus memperbarui hasil asesmen guna memastikan distribusi tepat sasaran.

Diki menyebut seluruh bantuan ini bersumber dari donasi warga. Penggalangan dana baru dibuka sejak tanggal 27 November 2025 pukul 19.00 WIB, dan hingga kini berhasil mengumpulkan sekira Rp 420 juta. Dana tersebut dikelola untuk memastikan efektivitas setiap penyaluran bantuan.

“Hari demi hari kita terus bergerak dan memberikan bantuan secara kemanusiaan,” beber Diki.

Gerakan Warga Bantu Warga kini menjadi ruang solidaritas yang menunjukkan bahwa masyarakat dapat bergerak lebih cepat dan sensitif terhadap kebutuhan sesama, bahkan ketika sistem formal belum berjalan memadai.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner