Banjir Terparah di Sukabumi, Warga Panik Selamatkan Lansia Saat Air Meluap

1 day ago 8

Liputan6.com, Sukabumi- Kota Sukabumi diguyur hujan deras sejak siang Jumat (5/12/2025) hingga malam hingga menimbulkan banjir dan longsor di beberapa titik. Seperti di Jalan Bhayangkara, Gang H. Kholil, Kelurahan Selabatu, Cikole.

Sebanyak 11 rumah di gang tersebut terendam banjir limpasan dengan ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Salah seorang warga yang rumahnya terendam, Nirma menceritakan bagaimana dalam sekejap, air yang awalnya hanya genangan biasa berubah menjadi arus deras.

“Awalnya mah biasa hujan gitu, lama-lama makin besar. Nggak ketahan air dari belakang (rumah) masuk, dari depan juga masuk air,” tutur Nirma.

Sumber air datang dari berbagai arah, baik dari saluran air (selokan) maupun dari jalan depan. Nirma mengungkapkan bahwa warga di sana sudah terbiasa dengan genangan, tetapi kondisi kali ini jauh melampaui batas kewajaran.

"Sering, tapi nggak banjir gini. Paling banjir kecil, nggak kaya gini. Sekarang mah sepaha banjirnya, lebih tinggi," katanya.

Meskipun rumahnya terendam parah, Nirma dan keluarganya memilih untuk bertahan di lantai dua, sambil menunggu air surut.

Mengamankan Lansia di Tengah Bencana Mendadak

Kekhawatiran yang sama dirasakan oleh Nde Surahman, warga lain yang harus bergegas mengamankan keluarganya, terutama anggota keluarga yang lanjut usia (lansia).

Nde Surahman membenarkan bahwa banjir kali ini berbeda. “Belum, baru hari ini banjir segini (sekitar betis). Biasanya segini (sampai mata kaki), nggak begitu dalam. Nah, seperti ini baru sekarang,” ujarnya.

Mengingat kondisi rumah yang tidak aman dan kerentanan lansia, Nde Surahman mengambil keputusan cepat untuk mengungsikan mereka secara mandiri.

"Kayaknya nanti malam mau dibawa ke hotel atau ke rumah saya di Cibeureum. Soalnya anaknya lagi pada datang, mobil memang mau ada acara, jadi mau pada datang lagi pada di jalan," jelas Nde.

Dia menambahkan, di rumah tersebut terdapat dua orang, termasuk satu lansia, yang harus segera dievakuasi.

BPBD: Penyebab dan Upaya Penanganan Cepat

Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kota Sukabumi, bencana ini dipicu oleh cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin kencang, serta adanya penyumbatan sampah, dan buruknya fungsi drainase.

Total 11 titik di seluruh Kota Sukabumi terdampak banjir, longsor, dan kerusakan bangunan akibat cuaca ekstrem pada hari itu.

Kalak BPBD Kota Sukabumi, Joseph, menyatakan tim gabungan telah melakukan penanganan cepat di lapangan.

"Meskipun tidak ada korban mengungsi maupun korban jiwa, kerugian materil saat ini masih dalam tahap penghitungan. Upaya penanganan telah selesai di sebagian besar lokasi dan banjir sudah mulai surut. Kebutuhan mendesak saat ini adalah terpal bagi warga yang atap rumahnya ambruk," tegas Joseph.

Tim BPBD, DPUTR, PLN, dan relawan lain telah memastikan air di Gang H. Kholil berangsur surut dan masih melakukan pendataan kerugian serta penanganan pasca-bencana.

Dua Jembatan Ambruk, Jalan Terputus

Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat adanya kerusakan parah pada infrastruktur vital, termasuk ambruknya dua jembatan dan terputusnya beberapa ruas jalan desa.

Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna menyebutkan, total 8 kejadian bencana tercatat, mulai dari Kecamatan Ciemas hingga Bantargadung. Daeng Sutisna merincikan, dampak terparah terjadi pada infrastruktur jembatan yang menghubungkan antar desa

"Dampak paling signifikan terjadi pada infrastruktur jembatan. Di Kampung Citiis, Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, pondasi dan sayap Jembatan Citiis roboh total pada dini hari,” ujar Daeng, Jumat (6/12/2025) malam.

Jembatan ini adalah akses penghubung penting antara Desa Tamanjaya dan Mekarsakti. Selain itu, sayap Jembatan yang menghubungkan Kampung Cipicung dan Cikadu di Desa Cibitung, Kecamatan Sagaranten juga ambruk.

“Di Desa Tamanjaya dengan kerusakan mencapai panjang 10 meter. Kedua jembatan ini untuk sementara tidak bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua," jelasnya.

Selain jembatan, bencana juga mengganggu mobilitas warga akibat tanah longsor yang menutup atau merusak ruas jalan.

"Kami juga mencatat longsor yang memutus akses jalan, seperti di Kampung Sangkali, Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak, di mana longsor sepanjang 7 meter hanya menyisakan jalur untuk kendaraan roda dua,” ujarnya.

Longsor juga terjadi di Kampung Citungge, Desa Boyongsari, Kecamatan Bantargadung, sepanjang 6 meter juga sempat menutup jalan desa.

Bencana juga merusak beberapa rumah warga dan fasilitas lain. Di Kampung Cibodas, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, pergerakan tanah yang terjadi merusak pondasi dan dinding rumah warga atas nama Iis Iriyanah akibat buruknya drainase.

Sementara di Kecamatan Sukabumi (Desa Warnasari), banjir merendam satu rumah, dan longsor di belakang rumah warga mengancam tiga rumah lain serta menutup saluran air vital ke Balai Budidaya Air Tawar.

BPBD menghimbau masyarakat harus selalu waspada terhadap cuaca ekstrem. Selain itu pihaknya juga menangani insiden pohon tumbang dan tiang listrik yang menimpa ruas Jalan Nasional Bagbagan-Kiaradua di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, yang sempat menyebabkan kemacetan.

“Kami bersyukur, dalam semua peristiwa bencana yang tercatat, tidak ada korban luka atau jiwa yang dilaporkan," tutupnya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner