Banjir di Kota Padang, Dua Rumah Hanyut dan Puluhan Warga Dievakuasi

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak dua rumah di Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, hanyut terbawa banjir, Selasa (25/11/2025) siang, akibat meluapnya sungai di kawasan itu. Sebelumnya hujan deras mengguyur sejak beberapa hari terakhir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Hendri Zulviton mengatakan tidak ada korban jiwa akibat hanyutnya dua rumah warga tersebut.

“Di Batu Busuk tadi pagi air bercampur lumpur masuk ke rumah warga, dan siang ini dua rumah hanyut, namun sejak tadi pagi warga sudah dievakuasi bersama tim gabungan,” kata Hendri, Selasa (25/11/2025).

Ia menyebut, sebanyak 50 KK di Batu Busuk sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Selain di Batu Busuk, banjir juga terpantau di Gunung Pangilun, Bypass di depan Rumah Sakit Siti Rahmah, Ulak Karang dan Tunggul Hitam.

Sementara BMKG Minangkabau memperkirakan cuaca ekstrem ini masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan akibat adanya bibit siklon 95B di Malaysia.

“Kami mengimbau semua pihak meningkatkan kewaspadaan terutama di daerah yang terdampak cuaca buruk seperti Kota Padang, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan dan Solok,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha.

Yudha Nugraha mengatakan bibit siklon tersebut memicu terbentuknya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Sumbar.

“Hal itu memicu pertumbuhan awan hujan secara masif yang membuat hujan berlangsung terus-menerus dari pagi, siang, hingga malam,” ujar Yudha.

Menurut Yudha, daerah paling terdampak yakni Kota Padang, Padang Pariaman, Agam dan daerah-daerah pesisir barat.

“Ada pengumpulan uap air yang kuat di pesisir. Bukan hanya awan hujan, tapi juga terpantau angin kencang hingga 40 km per jam,” jelasnya.

Dia menambahkan, hujan dengan durasi panjang ini terjadi hampir 24 jam tanpa jeda karena Sumbar sedang berada dalam fase puncak musim hujan tahunan. Analisis BMKG menunjukkan kondisi ini akan bertahan hingga 29 November, meskipun intensitasnya diperkirakan mulai berangsur menurun.

“Potensi hujan akan bergeser ke arah barat daya, seperti Pasaman Barat dan Agam bagian barat,” kata Yudha.

BMKG juga mencatat adanya anomali cuaca di sekitar garis khatulistiwa, yang kemungkinan dipengaruhi pemanasan global dan perubahan iklim sehingga meningkatkan aktivitas cuaca ekstrem.

Dengan kondisi ini, Yudha mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Kami mengingatkan seluruh warga Sumatera Barat untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor, dan galodo. Situasi cuaca masih dinamis, jadi tetap waspada,” tegasnya.

BMKG akan terus memantau perkembangan bibit siklon dan memberikan pembaruan informasi cuaca kepada masyarakat dan pihak terkait.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner