Waspada Tertipu Menu Wagyu di Resto, Lebih Mahal Tapi Ternyata Palsu

2 days ago 16

Jakarta -

Banyak restoran kini menawarkan menu lebih mahal dengan tambahan daging wagyu. Namun, belum tentu wagyu yang dipakai asli. Kenali ciri-cirinya.

Wagyu merupakan daging sapi Jepang yang pelabelannya tak boleh sembarangan. Dikenal dengan tekstur dan rasanya yang nikmat, harga wagyu di pasaran terkenal lebih mahal.

Tak hanya itu, harga menu restoran dengan tambahan wagyu pun melambung. Pemandangan ini tak hanya ditemui di Indonesia, tapi juga di Malaysia. Misalnya menu nasi goreng wagyu, burger wagyu, hingga donburi wagyu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip SAYS Malaysia (4/4/2025), penulisnya membandingkan harga menu reguler dengan yang ditambahkan wagyu. Kenaikan harganya ternyata bisa mencapai 200-300%.

Contoh harga burger reguler RM 10 (Rp 37 ribu), tapi ketika ditambahkan wagyu harganya jadi lebih dari RM 30 (Rp 111 ribu). Lalu untuk donburi bowl yang biasanya RM 20 (Rp 74 ribu), harganya bisa menjadi RM 60 (Rp 223 ribu).

Daging wagyu dan kobeAda persyaratan ketat yang harus dipenuhi sebuah produk daging sapi untuk bisa disebut wagyu. Foto: Getty Images/iStockphoto/JimmyFam

Banyak orang Malaysia pun rela merogoh kocek lebih untuk menu wagyu ini. Entah karena berharap rasanya lebih istimewa atau sekadar mengikuti tren kuliner di mana wagyu dianggap primadona.

Namun, masalahnya apakah harga mahal tersebut benar-benar menjamin pelanggan mendapatkan wagyu asli? Sebagai pelanggan pun kita dituntut untuk pintar.

Pelanggan bisa mempertanyakan asal-usul wagyu kepada pegawai atau manajer restoran. "Wagyu asli biasanya berasal dari Jepang, seperti Kobe dan Miyazaki. Ada juga wagyu dari peternakan Australia," tulis Says.

Lalu kenali sebaran lemak (marbling) pada wagyu. Pola marmer yang terbentuk harusnya harus dan merata, bukan sekadar sebaran lemak acak.

Pelanggan juga sebaiknya tak mempercayai harga wagyu murah. Wagyu sejatinya dibanderol lebih mahal dibanding jenis daging sapi biasa.

Selanjutnya, jangan ragu untuk bertanya. "Penjual yang kredibel biasanya tidak akan keberatan memberi tahu Anda lebih banyak tentang kualitas dan potongan dagingnya," lanjut pihak Says.

Wagyu asli dari Jepang biasanya dilengkapi informasi grade-nya, seperti A1 hingga A5. Kategori ini berdasarkan penilaian marbling, kualitas lemak, dan tekstur dagingnya.

Sedangkan wagyu dari Australia biasanya pakai sistem penilaian dari MSA dengan label MS1 hingga MS9. Lalu wagyu dari Amerika biasanya dilengkapi sertifikasi dari Asosiasi Wagyu untuk menjamin keasliannya.

Daging Meltique Bukan Wagyu, Ini Penjelasan Dims The Meat GuyDaging meltique (atas) bukanlah daging wagyu (bawah). Foto: YouTube dimsthemeatguy

Kenali juga trik pemasaran dari restoran yang berusaha mengelabui pelanggan dengan menu wagyunya. Biasanya mereka menggunakan istilah "wagyu-style beef" yang berarti daging sapi dengan sebaran lemak yang dipakai, bukan wagyu asli.

Ada juga restoran yang memakai "wagyu blends". Artinya hanya sedikit wagyu asli yang dipakai untuk dicampurkan daging sapi biasa.

Trik lain yang dipakai, pihak restoran menggunakan label yang tidak jelas untuk produk wagyunya. Istilahnya berupa "daging sapi Jepang" atau "campuran wagyu".

Kini restoran juga banyak yang memakai daging meltique untuk kemudian dilabeli wagyu. Hal ini seperti pembohongan publik karena sebuah daging wagyu harus memenuhi persyaratan tinggi untuk bisa disebut wagyu.

Daging meltique adalah daging yang diinjeksi dengan lemak (fat), bisa wagyu fat atau vegetable fat. Sebaran lemaknya (marbling) merupakan buatan, bukan yang terbentuk secara alami seperti pada wagyu.

(adr/odi)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner