Unik! Jepang Gelar Lomba Lari Sambil Makan Roti

Jakarta -

Di Jepang banyak aktivitas menarik bisa diikuti. Salah satunya lomba lari sambil makan roti, lengkap dengan hadiah roti yang bisa dimakan sepuasnya.

Jepang kini tak hanya dikenal dengan tempat wisata dan kulinernya yang enak, tapi juga aktivitas menarik bagi warga lokal maupun turis.

Salah satunya lomba lari sambil makan roti yang akan diselenggarakan pada 6 April 2025 di Nihonbashi, Tokyo, Jepang.

Melansir SoraNews24 (27/03), lomba ini diadakan oleh Asosiasi Lomba Makan Roti (Bread Eating Race Association). Pihaknya berkolaborasi bersama Kimuraya Sohonten, sebuah toko roti berusia ratusan tahun yang terkenal dengan kreasi "anpan" (roti isi pasta kacang merah), serta Deportare Partners yaitu perusahaan yang didirikan mantan atlet lari, Tamesue Dai.

Setelah lomba ini sukses digelar tahun lalu, tahun ini mereka kembali dengan menggabungkan dua konsep yaitu roti dan olahraga. Sekilas konsepnya mirip seperti lomba makan kerupuk yang populer di Indonesia.

Namun, kali ini lomba digelar dengan sentuhan sesuatu yang baru. Pada lomba sebelumnya setiap peserta harus berlari untuk mengambil kantong roti yang tergantung dengan tali di jalur lari, hanya dengan menggunakan mulut mereka, lalu roti tersebut dibawa dengan mulut sampai mencapai garis finish.

Tahun ini ada perlombaan lari estafet yang lebih menantang. Peserta akan dibentuk menjadi tim yang terdiri dari tiga orang, dan setiap peserta akan berlari dalam tiga tahap mengambil roti sebanyak mungkin, kemudian berlari secara estafet sepanjang 30 meter sampai ke garis finish.

Lomba ini akan berlangsung di Plaza Beratap di Coredo Muromachi Terrace sebagai bagian dari acara Sakura Fes Nihonbashi pada 6 April 2025. Lomba berjalan pukul 13.00 hingga 16.00. Tentunya acara ini diselenggarakan jika cuaca cerah dan tidak ada badai atau hujan.

Uniknya lagi semua orang bisa mengikuti perlombaan lari sambil makan roti. Ajang ini tidak mematok batasan usia. Jadi, anak-anak hingga orang dewasa bisa ikut selama mereka bisa berlari.

Tidak ada batasan tinggi badan untuk peserta, karena nantinya setiap roti yang digantung talinya akan disesuaikan dengan tinggi peserta. Peserta juga tidak boleh berlari tanpa membawa roti di mulut mereka, roti tak boleh dipegang oleh tangan karena akan langsung didiskualifikasi.

Semua roti yang didapat oleh peserta harus dimakan setelah lomba, jika tidak maka peserta akan didiskualifikasi.

Biaya untuk lomba lari ini adalah 500 yen (sekitar Rp55.000) per orang untuk kelas reguler, sementara untuk Lomba Estafet biayanya 1.500 yen (Rp 165.000) per tim yang terdiri dari tiga orang. Karena kuota yang terbatas, festival lari makan roti ini pendaftarannya ditutup pada tanggal 30 Maret 2025.

Tak hanya ikut lomba saja, tapi setiap peserta yang terdaftar turut menyimbang donasi roti anpan ke kantin untuk anak-anak di Chuo Ward, dengan jumlah roti yang didonasikan sesuai dengan jumlah peserta yang terlibat. Jadi, ikut lomba ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak-anak yang membutuhkan.

(sob/odi)