Fakta Baru Puluhan Siswa Bogor Keracunan MBG: SPPG Belum Bersertifikat Laik Higiene Sanitasi

2 weeks ago 7

Liputan6.com, Jakarta Puluhan siswa di Kota Bogor mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 08 Batutulis, Jumat (14/11/2025). Wali Kota Bogor Dedie Rachim menyebut, SPPG 08 Batutulis baru beroperasi dan belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan.

"Nah kebetulan yang tadi terjadi adalah SPPG yang baru dan belum mempunyai SLHS. Rencananya baru besok mau dilakukan pelatihan," ujar Dedie Rachim di Gedung DPRD Kota Bogor.

Dedie menyoroti pentingnya prosedur pengawasan di lapangan. Dia juga meminta semua stakeholder termasuk pihak ketiga selaku penyedia makanan untuk tidak mengabaikan kesehatan anak-anak.

"Jangan sampai hanya gara-gara kecerobohan kemudian terjadi anak-anak sakit," ujar Dedie.

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui dinas kesehatan dan instansi lainnya telah melakukan penanganan dan mengambil langkah usai menerima laporan dugaan keracunan makanan yang dialami puluhan siswa di sekolah Kecamatan Bogor Selatan.

"Sejauh ini, laporan sudah ditangani oleh Dinkes, Puskesmas, semoga tidak bertambah," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi, termasuk wawancara dengan pihak penanggung jawab SPPG 08 Batutulis.

"Pengambilan sampel makanan dan spesimen dari pasien, koordinasi dengan pihak sekolah, agar melaporkan jika ada kasus tambahan," ujarnya.

Hingga Jumat sore, total 50 pelajar mengalami gejala keracunan. Puluhan siswa yang keracunan tersebut pelajar SD hingga SMK yang berada di wilayah Kecamatan Bogor Selatan.

Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat 45 korban ditangani di Puskesmas Bogor Selatan, Puskesmas Bondongan dan Puskesmas Lawang Gintung.

Sementara satu pasien dirujuk ke Rumah Sakit Ummi dan empat pasien lainnya ke RS Melania.

Ia mengungkapkan, seluruh korban yang melapor mengeluhkan gejala mual, muntah, diare, BAB berdarah atau berlendir, demam, pusing, menggigil, berkeringat hingga nyeri perut.

"Gejalanya muncul cepat, sekitar 10–30 menit setelah makanan dikonsumsi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SPPG 08 Batutulis, Budi menyatakan mulai dari penyediaan bahan baku, memasak hingga distribusi MBG ke sekolah telah sesuai SOP.

"Saya sendiri juga tidak tahu, karena pada dasarnya kita sudah menjalankan semuanya sesuai SOP. Tapi memang katanya ayamnya bau, dan saat ini sedang dites," ucap Budi kepada wartawan saat ditemui di UPTD Puskesmas Bogor Selatan.

Tidak hanya itu, dari sisi konstruksi bangunan hingga peralatan memasak di dapur SPPG pun dinilai telah memenuhi standar.

"Selalu dijaga, Pak. Ada SOP-nya, mulai dari pintu PPC, tirai PPC dan sebagainya, seperti pengamanan agar tidak ada lalat. Ayam yang digunakan juga ayam baru," ungkapnya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner