Bencana Sumbar Per Jumat 28 November 2025: Korban Meninggal 22, Hilang 12

17 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat (Sumbar) menyisakan duka mendalam, hingga Jumat (28/11/2025) sebanyak 22 orang dinyatakan meninggal dunia dan 10 lainnya masih dalam pencarian.

Kepala SAR Klas I Padang Abdul Malik mengatakan 22 orang korban meninggal tersebut di antaranya 10 akibat banjir bandang Kabupaten Agam, 6 korban banjir bandang Kota Padang, 5 korban banjir bandang Padang Panjang, 1 korban longsor Pasaman Barat dan 1 korban banjir bandang Padang Pariaman.

"Data sementara hingga pagi ini, pencarian korban masih dilanjutkan, dari data ada 12 orang yang hilang," ujar Abdul Malik, Jumat (28/11/2025).

Korban meninggal dunia saat ini sudah dievakuasi dan diidentifikasi di beberapa rumah sakit. Dari total 22 korban meninggal, 20 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi.

Data dari Biddokkes Polsa Sumbar, terdapat 2 korban meninggal yang belum berhasil diidentifikasi, yaitu seorang anak laki-laki dan seorang perempuan.

Banjir bandang dan longsor menerjang 14 kabupaten dan kota di Sumbar pada beberapa hari terakhir.

Dalam rapat tingkat menteri yang diselenggarakan secara virtual Kamis 27 November 2025, Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya pembersihan material, akses komunikasi dan perbaikan darurat infrastrutkur vital.

"Titik longsor di badan jalan yang amblas, pohon tumbang di beberapa kabupaten dan kota," terang Vasko.

Terkait dengan penetapan status, Vasko menjelasan pihaknya telah menetapkan status tanggap darurat dan juga beberapa kabupaten dan kota yang terdampak cuaca ekstrem.

Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (27/11) dengan topik-topik pilihan sebagai berikut, Longsor Tutup Jalan Raya, Angin Kencang Hempas Tenda Upacara, Sopir Diduga Mengantuk, Truk Masuk Jurang, Aksi Pemalak Paksa Sopir Truk Berikan Uang.

Cerita Warga Rumahnya Terendam Banjir di Kawasan Atlas Padang Sumbar: Air Terus Naik

Sebelumnya, ratusan rumah warga terendam banjir di kawasan Atlas, Ulak Karang Utara, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

Akibatnya, puluhan warga terpaksa harus mengungsi dari tempat tinggal masing-masing, meskipun sebagian warga memilih bertahan di dalam rumah.

"Air mulai masuk ke dalam rumah saya sekitar pukul 00.10 malam, dan debitnya terus meningkat hingga pukul 02.00 WIB," ujar warga Jalan Atlas bernama Padrial di Padang, melansir Antara, Jumat (28/11/2025).

Ia mengatakan kondisi genangan air di dalam rumahnya terus naik hingga mencapai ketinggian sekitar lima puluh centimeter.

Akibatnya, laki-laki berusia 53 tahun itu terpaksa harus mengungsi bersama istri dan anaknya menuju Masjid Taufiq, yang tidak jauh dari kediamannya.

"Terpaksa harus mengungsi ke Masjid ini karena khawatir air akan terus naik sehingga bisa mengancam keselamatan saya dan keluarga," jelasnya.

Hingga pukul 03.00 WIB, Padrial masih bertahan di Masjid Taufiq bersama dengan puluhan warga lainnya yang ikut mengungsi sambil menunggu air surut.

Warga lainnya yakni Sugeng, juga turut mengungsi bersama isteri dan kedua anaknya di Masjid Taufiq.

Ia menceritakan bencana alam yang terjadi pada tahun ini tergolong parah, sebab selama dua puluh tahun terakhir rumahnya tidak pernah terkena banjir.

"Sejak dua puluh tahun rumah saya tidak pernah digenangi banjir, baru kali ini yang sampai masuk ke rumah meskipun tidak tinggi," cerita Sugeng.

Warga lainnya di tempat pengungsian Gusnita (45) berharap ada bantuan di tempat pengungsian, seperti selimut, pakaian, minuman, dan makanan.

Pengungsi di Masjid itu tampak didominasi oleh anak-anak, dan perempuan, serta beberapa orang lanjut usia.

"Tadi saat mengungsi tidak ada barang yang bisa diselamatkan sehingga terendam oleh banjir, semoga nanti ada bantuan yang datang," tutup Sugeng.

Update Banjir dan Longsor di Sumbar: 9 Orang Meninggal, Pencarian Korban Hilang Terus Dilakukan

Sebelumnya, banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar), hingga menyebabkan korban jiwa serta kerusakan parah pada infrastruktur vital seperti jembatan dan jalan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mencatat, hingga Kamis siang 27 November 2025, bencana hidrologi ini telah menewaskan sembilan orang.

"Iya sembilan orang, dan pencarian masih dilakukan karena masih ada laporan orang yang hilang,” kata Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, Kamis 27 November 2025.

Ia merinci, sembilan orang tersebut satu dari Pasaman Barat, korban tertimbun longsor. Kemudian tiga korban di Kabupaten Agam yang dilanda banjir bandang atau galodo pada Rabu sore 26 November 2025.

Kemudian lima korban meninggal di Kota Padang yang dihantam banjir bandang pada Kamis pagi di sejumlah titik seperti Lubuk Minturun.

Selain merendam rumah-rumah warga, banjir juga merusak fasilitas umum, seperti jembatan di Gunung Nago, Kecamatan Pauh, dilaporkan hanyut terbawa arus. Sementara Jembatan Lori di Lubuk Minturun terpantau dipenuhi luapan air hingga ke permukaan.

Kemudian pantauan Liputan6.com di Batu Busuak, rumah-rumah warga juga hanyut terbawa derasnya arus banjir bandang yang bercampur lumpur dan kayu-kayu besar.

Ilham mengatakan hingga saat ini ada 13 kabupaten/kota terdampak, yang paling parah yaitu Kota Padang, Agam, Pasaman Barat.

BPBD Sumbar bersama BNPB dan pemerintah kota saat ini masih melakukan evakuasi, pendataan, dan pembersihan akses jalan. Posko bantuan dan informasi dibuka di kantor BPBD Provinsi di Jalan Jenderal Sudirman untuk memudahkan koordinasi.

Sementara BMKG Minangkabau memperingatkan bahwa intensitas hujan masih berpotensi tinggi.

Kepala BMKG Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, mengatakan terpantau awan konvektif besar memasuki wilayah Sumbar.

"Dampaknya curah hujan deras dengan durasi yang lama," katanya.

Desindra Deddy meminta warga meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner