Bencana Alam Sumut: 62 Orang Meninggal Dunia, 65 Masih Hilang

18 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Sumatera Utara (Sumut) tengah berduka. Curah hujan ekstrem yang melanda sejak 24 hingga 27 November 2025 kemarin telah memicu bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung di 20 wilayah.

Dampaknya mengerikan. Sebanyak 62 jiwa dipastikan meninggal dunia dan 65 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian intensif.

Data rekapitulasi Polda Sumut per Kamis (27/11/2025) malam, mencatat total 367 kejadian bencana, memaksa 9.845 warga mengungsi di lokasi yang telah disediakan.

Kabid Humas Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan, keselamatan masyarakat adalah prioritas mutlak di tengah situasi darurat ini.

“Sejak awal cuaca ekstrem melanda, Polda Sumut telah menurunkan total 1.754 personel dari seluruh fungsi. Kami bergerak serentak melakukan evakuasi, pencarian korban hilang, pembukaan akses jalan, dan distribusi bantuan. Penanganan dilakukan siang malam karena keselamatan masyarakat adalah hal yang paling utama,” kata Kombes Pol Ferry, Jumat (28/11/2025).

Sibolga hingga Tapsel Jadi Titik Terparah

Dari total 222 korban yang tercatat, wilayah dengan jumlah korban tertinggi berada di Sibolga, Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Humbahas. Selain 62 korban meninggal dan 65 hilang, bencana ini juga menyebabkan 13 orang luka berat dan 82 orang luka ringan.

Kombes Pol Ferry menegaskan, tim di lapangan telah diperkuat, terutama untuk wilayah terisolasi dan titik-titik dengan korban jiwa paling banyak. Upaya pencarian 65 warga yang masih hilang terus menjadi fokus utama operasi SAR terpadu.

Bencana didominasi oleh banjir (214 kejadian) dan tanah longsor (135 kejadian), yang memutus akses dan mengisolasi permukiman di Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapsel, hingga Kota Medan.

Polda Sumut memaksimalkan seluruh sumber dayanya dalam operasi penanggulangan bencana ini:

• Sat Brimob: Bertugas membuka jalan yang tertutup material longsor, melakukan evakuasi dan SAR korban, serta mendirikan posko darurat dan dapur umum untuk pengungsi.

• Bid TIK: Menjamin komunikasi tim SAR dan warga dengan menyediakan jaringan internet Starlink, sebuah inovasi teknologi untuk mengatasi blank spot akibat putusnya jaringan konvensional.

• Bid Dokkes: Memberikan pelayanan kesehatan, pemeriksaan medis, dan memastikan sanitasi di lokasi pengungsian terjaga.

• Ditlantas: Melakukan rekayasa lalu lintas dan pengawalan logistik kemanusiaan ke daerah sulit dijangkau.

Dukungan juga datang dari Bhayangkari Daerah Sumut yang menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok, pakaian, selimut, dan perlengkapan anak ke Tapteng, Sibolga, dan Taput.

Sebagai langkah lanjutan, Polda Sumut berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk meminta bantuan helikopter BKO guna mempercepat evakuasi dan distribusi logistik ke daerah yang terisolasi.

"Sumber daya kami optimalkan. Kami terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dan memperkuat operasi SAR terpadu untuk menemukan korban yang hilang dan membantu pemulihan masyarakat," ujarnya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner