Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir bandang dan tanah longsor telah melanda sebagian besar wilayah Pulau Sumatera sejak akhir November 2025, memicu krisis kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Peristiwa bencana alam ini telah merenggut sedikitnya 62 nyawa, membuat puluhan ribu warga terpaksa mengungsi, dan memutus akses vital di tiga provinsi utama: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Di Sumatera Utara, bencana terjadi serentak di sejumlah wilayah seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Derasnya hujan memicu banjir bandang hingga longsor yang merusak jembatan, menghambat akses jalan, dan menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Pemerintah Provinsi Sumut juga telah menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan.
Sementara itu di Sumatera Barat, dampak bencana tercatat lebih meluas hingga mencakup 13–14 kabupaten/kota. Daerah terdampak meliputi Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Solok, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, serta beberapa kota/kabupaten lain yang juga mengalami banjir, longsor, hingga kerusakan infrastruktur. Banyak rumah warga terendam, akses jalan terputus, dan sejumlah fasilitas publik rusak akibat intensitas hujan ekstrem. Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat mengingat cakupan bencana yang sangat luas.
Di provinsi Aceh, banjir bandang juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah seperti Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan. Situasi cuaca ekstrem yang terjadi secara bersamaan di tiga provinsi ini menunjukkan tingginya risiko hidrometeorologi di Pulau Sumatera pada periode akhir tahun. Pemerintah daerah bersama BNPB dan BPBD terus melakukan evakuasi, pendistribusian bantuan, serta pemulihan akses, sementara tim gabungan masih bekerja di lapangan untuk memperbarui data korban, kerusakan, dan kebutuhan mendesak masyarakat.
Kronologi Kejadian
Musibah ini bermula dari hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Sumatera secara terus-menerus sejak sekitar 21-23 November 2025. Curah hujan ekstrem ini memicu luapan sungai dan tanah longsor di berbagai titik.
-
Sekitar 21-23 November 2025: Hujan intensitas tinggi dimulai di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, menandai awal pola cuaca ekstrem.
-
24 November 2025: Cuaca ekstrem memicu banjir dan longsor secara bersamaan di empat kabupaten di Sumatera Utara: Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
25 November 2025: Hujan deras terus mengguyur, menyebabkan luapan sungai di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan. Empat warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah, meninggal akibat tertimbun material longsor sekitar pukul 07.00 WIB. Bibit Siklon 95B di Selat Malaka berevolusi menjadi Siklon Tropis Senyar pada pukul 07.00 WIB. Status tanggap darurat ditetapkan di Tapanuli Utara hingga 9 Desember 2025. Banjir juga melanda Kota Langsa, Aceh, pukul 10.20 WIB, serta Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada sore hari, dan Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, pada pagi hari. Lima orang ditemukan meninggal dunia di Humbang Hasundutan akibat banjir bandang.
-
26 November 2025: BNPB menghimpun laporan sementara dampak bencana. Siklon Tropis Senyar bergerak ke arah barat daya dan diperkirakan menurun intensitasnya dalam 48 jam. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, berlaku hingga 8 Desember 2025. Polda Sumatera Utara melaporkan 24 orang meninggal dunia akibat bencana.
-
27 November 2025: Jembatan Gunung Nago di Padang roboh akibat banjir bandang. BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor untuk selalu waspada dan segera mengevakuasi diri. Polda Sumatera Utara melaporkan jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 43 orang. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin rapat koordinasi penanganan bencana di Gedung BNPB, Jakarta, dan menegaskan instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk penanganan serius. Kementerian Pekerjaan Umum menginstruksikan seluruh balai di Sumatera Barat untuk turun langsung ke lapangan. Pemerintah Provinsi Aceh menetapkan status darurat bencana selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025.
-
28 November 2025: Tagar #PrayForSumatera menjadi trending di platform X, menunjukkan keprihatinan publik. Polda Sumatera Utara merilis data terbaru, jumlah korban meninggal dunia di Sumut bertambah menjadi 62 orang. Total korban jiwa akibat banjir dan longsor di seluruh Sumatera (Aceh, Sumbar, Sumut) mencapai 104 orang. BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai dampak Siklon Tropis Koto yang masih aktif.
Lokasi & Latar Tempat
Bencana ini melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, daerah terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Nias, Kota Gunung Sitoli, Langkat, Kota Medan, Padangsidempuan, dan Serdang Bedagai. Sementara itu, di Sumatera Barat, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan Pasaman turut merasakan dampaknya. Di Aceh, bencana terjadi di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
Kondisi geografis yang beragam, mulai dari lereng perbukitan yang rawan longsor hingga dataran rendah dan pesisir yang rentan banjir, memperparah dampak bencana. Banyak permukiman warga yang berada di bantaran sungai atau kaki bukit menjadi sasaran utama terjangan air dan material longsor. Gangguan jaringan telekomunikasi dan akses jalan yang terputus membuat beberapa daerah terisolasi, menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran bantuan.
Penyebab atau Pemicu Musibah Banjir Bandang dan Longsor
Penyebab utama bencana banjir dan longsor di Sumatera adalah hujan deras dengan intensitas tinggi dan ekstrem yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut. Curah hujan yang luar biasa ini memicu luapan sungai secara drastis dan menyebabkan tanah longsor di daerah perbukitan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa faktor pemicu lainnya meliputi:
-
Siklon Tropis Senyar: Berevolusi dari Bibit Siklon 95B di Selat Malaka, siklon ini memicu pertumbuhan awan konvektif dan hujan lebat di Aceh serta Sumatera Utara.
-
Siklon Tropis Koto: Berada di Laut Sulu, siklon ini memengaruhi pola belokan angin dan penarikan massa udara basah, memperkuat hujan lebat di wilayah barat Indonesia, termasuk Sumatera Utara.
-
Indeks Ocean Dipole Negatif: Kondisi ini turut memicu pertemuan arus angin dan massa udara di Sumatera Barat, memperparah curah hujan ekstrem di wilayah tersebut.
Kombinasi fenomena cuaca regional dan global ini menciptakan kondisi atmosfer yang sangat tidak stabil, menyebabkan curah hujan jauh di atas normal dan memicu bencana hidrometeorologi berskala besar.
Dampak Langsung & Lanjutan
Dampak Langsung
Bencana ini menimbulkan dampak yang sangat parah di seluruh wilayah terdampak:
-
Korban Jiwa: Total setidaknya ada 104 orang meninggal dunia, dengan rincian 62 di Sumatera Utara, 30 di Aceh, dan 12 di Sumatera Barat.
-
Korban Luka-luka: Di Sumatera Utara, tercatat 13 orang luka berat dan 82 orang luka ringan.
-
Orang Hilang: Sebanyak 65 orang masih dalam pencarian di Sumatera Utara dan 16 orang di Aceh.
-
Pengungsian: Puluhan ribu warga terpaksa mengungsi. Di Sumatera Utara, hampir 5.000 penduduk mengungsi, termasuk 9.845 orang di berbagai titik pengungsian dan 814 jiwa di Deli Serdang. Di Aceh, 119.998 jiwa terdampak dan 20.759 orang mengungsi. Di Sumatera Barat, 27 ribu warga terdampak di Padang dan 3.362 warga di Solok.
-
Kerusakan Bangunan: Lebih dari 2.000 rumah terendam di Sumatera Utara, termasuk 1.902 unit di Tapanuli Tengah dan sekitar 1.000 unit di Langkat. Di Aceh, 183 unit rumah terendam di Aceh Barat, 7.972 unit di Aceh Timur, dan sekitar 6.000 unit di Aceh Singkil.
-
Kerusakan Infrastruktur: Jaringan telekomunikasi terganggu atau terputus di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Aceh. Pasokan listrik terputus di banyak wilayah. Empat jembatan rusak di Sumatera Barat, termasuk Jembatan Gunung Nago di Padang yang roboh, serta dua jembatan penghubung di Tapanuli Utara. Akses jalan terputus atau terendam di Jalan Lintas Sumatera, jalan nasional Padang-Pasaman Barat, dan jalan Padang-Bukittinggi. Fasilitas air bersih, pendidikan, ibadah, dan kesehatan juga mengalami kerusakan.
-
Kerusakan Lain: Lahan pertanian rusak parah di Agam dan Pasaman Barat.
Dampak Lanjutan
-
Dampak Ekonomi: Kerugian material masih dalam pendataan, namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah, dengan kerugian sementara di Sumatera Barat mencapai Rp4,9 miliar.
-
Dampak Sosial: Kebutuhan akan penanganan trauma (trauma healing) bagi korban terdampak menjadi perhatian pemerintah. Ribuan warga masih mengungsi dan membutuhkan bantuan jangka panjang untuk memulihkan kehidupan mereka.
-
Dampak Lingkungan: Potensi kerusakan ekologis jangka panjang akibat longsor dan perubahan bentang alam, serta dampak terhadap ekosistem sungai dan pesisir.
Respon atau Pernyataan Resmi Pihak Terkait
Pemerintah dan berbagai lembaga terkait telah merespons cepat bencana ini:
-
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar Arry Yuswandi, secara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana alam selama 14 hari, terhitung mulai 26 November hingga 8 Desember 2025. “Pemerintah Provinsi Sumbar resmi menetapkan status tanggap darurat bencana alam imbas cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir,” ujar Arry.
-
Pemerintah Provinsi Aceh juga menetapkan status darurat bencana selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025, untuk mempercepat penanganan di wilayahnya.
-
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan berbagai langkah penanganan, termasuk operasi modifikasi cuaca, dan terus memonitor situasi. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menghimbau masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor untuk selalu waspada. Masyarakat diminta segera mengevakuasi diri ke lokasi aman jika terdampak. Kepala BNPB juga dilaporkan berada di posko Tarutung untuk mengawal implementasi penanganan di Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara.
-
Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Menteri Dody Hanggodo, menginstruksikan seluruh balai di Sumatera Barat untuk turun langsung ke lapangan. “Kementerian PU telah menginstruksikan seluruh Balai yang ada di Sumatera Barat untuk bergerak cepat dan hadir di lokasi. Fokus kita adalah membuka kembali akses utama, memastikan fungsi infrastruktur air baku dan drainase, serta memberikan dukungan fasilitas dasar bagi masyarakat. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” tegas Dody.
-
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan penanganan serius dan mobilisasi penuh unsur pemerintah untuk menangani bencana di Sumatera. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa seluruh tim dari berbagai instansi sudah bekerja langsung di lapangan.
-
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis analisis penyebab banjir, menyebutkan bahwa bibit siklon tropis 95B memicu pertemuan arus angin dan massa udara di Sumatera Barat, ditambah kondisi Indeks Ocean Dipole bernilai negatif. BMKG juga terus memantau perkembangan siklon tropis Senyar dan Koto, serta mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem.
Hingga berita ini diturunkan, upaya pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Pemerintah pusat dan daerah terus berkoordinasi untuk mempercepat penyaluran bantuan logistik, medis, serta pemulihan infrastruktur yang rusak. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lanjutan, terutama dengan adanya peringatan mengenai Siklon Tropis Koto. Kebutuhan akan penanganan trauma (trauma healing) dan rehabilitasi jangka panjang bagi korban terdampak menjadi fokus perhatian untuk membantu mereka bangkit dari dampak bencana ini.

15 hours ago
2
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424044/original/030657200_1764131018-52849dd0-061d-4666-bc04-84d17b11afb6.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427093/original/058674400_1764326703-1000794399.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381665/original/022165100_1760514135-bandung_zoo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427153/original/011204100_1764329285-Badak_Jawa.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426970/original/092425800_1764322634-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426978/original/058350200_1764322886-Siklon_tropis_Senyar_dan_Koto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426928/original/028660000_1764321752-Kasus_pembunuhan_keluarga_polisi_di_Nganjuk.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426643/original/076374400_1764312549-WhatsApp_Image_2025-11-28_at_05.11.31__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424712/original/048917600_1764152578-Pelaku_penganiayaan_di_Malang.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426696/original/051079100_1764314425-Banjir_di_Deli_Serdang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/819616/original/084163500_1425231153-borgol.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426587/original/001193100_1764310556-rumah_warga_medan_banjir.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426541/original/065915600_1764309416-unnamed__27_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426444/original/048722400_1764305814-WhatsApp_Image_2025-11-27_at_22.36.00__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411718/original/027752400_1763019573-hujan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423994/original/051593100_1764128855-IMG_8225.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426174/original/078402400_1764289991-1000581502.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5057608/original/085918800_1734597170-WhatsApp_Image_2024-12-19_at_14.07.11.jpeg)




























