4 Pola Penyerangan Sepak Bola yang Umum Digunakan

4 weeks ago 12

Jakarta -

Salah satu strategi dalam permainan sepak bola adalah menggunakan pola penyerangan tertentu untuk bisa menembus pertahanan lawan dan mencetak gol. Selain formasi, pola penyerangan sepak bola juga berbeda-beda.

Simak artikel ini untuk mengetahui 4 pola penyerangan sepak bola yang umum digunakan, mulai dari tiki-taka ala Barcelona hingga high press ala Liverpool.

Dilansir dari Pitchero, berikut ini 4 pola penyerangan sepak bola yang umum digunakan:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tiki-Taka

Selama belasan tahun terakhir, sepak bola Eropa banyak mengadopsi pola penyerangan tiki-taka. Permainan ini ditandai dengan umpan-umpan pendek cepat, lancar, dan rumit.

Para pemain harus terampil, lincah, dan cerdas sehingga bisa menguasai bola dalam waktu lama. Mereka terus mengendalikan permainan sampai membuka ruang dan membuat lawan kehilangan posisinya.

Dalam permainan tiki-taka, formasi bersifat fleksibel, karena pemain bisa berpindah ke mana saja dengan tujuan membuka ruang. Tak jarang bek ikut maju untuk membantu membuka ruang.

Contoh tim yang menggunakan pola ini adalah Barcelona di tangan Pep Guardiola, di mana Messi, Xavi, dan Iniesta mampu mempertontonkan sepak bola indah di masa itu. Timnas Spanyol sukses dengan memakai pola ini.

Namun tiki-taka telah mengalami penurunan karena tim-tim lawan sudah menemukan cara menangani tiki-taka. Umumnya lawan hanya menunggu pemain tiki-taka masuk ke lini pertahanan dan melakukan pressing sekompak mungkin dan memanfaatkan serangan balik.

2. Serangan Balik

Serangan balik telah terbukti menjadi taktik yang dapat menghancurkan tiki-taka dalam beberapa tahun terakhir. Pemain harus sabar dan tidak terpancing untuk terburu-buru mengejar bola.

Saat tim bisa menarik lawan hingga ke sepertiga pertahanan, usahakan ambil bola lalu mulai dengan serangan balik cepat. Pertahanan yang ditinggalkan lawan akan menjadi celah dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mencetak gol.

Pola ini membutuhkan pertahanan yang dalam, ketat, dan siap menerkam bola ada kesempatan untuk menguasai bola. Penyerang harus siap menerima umpan panjang untuk melakukan serangan balik.

Serangan sering kali membutuhkan kecepatan tinggi, berlari ke tempat kosong untuk menciptakan situasi satu lawan satu dengan pemain bertahan.

Namun serangan balik ini cukup berisiko untuk dimainkan, terutama jika dimainkan sejak awal pertandingan. Sebab lawan diberi peluang untuk menyerang, yang tentunya bisa kebobolan jika kurang cermat.

Taktik ini lebih cocok diterapkan saat sudah memimpin. Lawan tentunya akan mengerahkan lebih banyak pemain ke depan untuk menyamakan kedudukan, sehingga ada banyak ruang di pertahanan lawan.

Pola penyerangan sepak bola ini sukses diterapkan peraih gelar juara Liga Primer Inggris 2015/2016, Leicester City. Real Madrid juga menggunakannya untuk menaklukkan pendukung tiki-taka, seperti Bayern Munchen.

3. Bola Panjang

Pola penyerangan bola panjang mungkin sudah tidak banyak dipakai di sepak bola modern, karena tidak enak ditonton dan cenderung spekulatif. Pola ini dilakukan dengan langsung mengirim bola-bola panjang ke depan.

Agar bisa efektif melakukan taktik bola panjang, pemain harus memiliki akurasi umpan yang baik. Penyerang juga harus kuat ketika berduel di udara dengan bek lawan.

Fungsi gelandang di sini adalah membantu penyerang agar tidak terisolasi oleh bek. Terkadang penyerang justru berfungsi sebagai pemantul yang kemudian diselesaikan oleh gelandang.

Meski dikritik sebagai sepak bola yang jelek, banyak juga gol-gol spektakuler yang tercipta dari proses ini. Misalnya gol Dennis Bergkamp untuk Belanda saat melawan Argentina di Piala Dunia 1998. Umpan jauh dari bek Frank de Boer ditambah teknik berkelas Bergkamp mampu menyelesaikan dengan baik.

Bahkan long ball bisa juga diawali langsung dari kiper. Seperti gol Mohamed Salah saat melawan Manchester United di Premier League 2020. Gol berawal dari umpan jauh Alisson Becker yang melihat posisi nyaman Salah. Dengan kecepatan dan ketangguhan Salah, penyerang Mesir itu mampu menyelesaikan dengan baik.

4. High Press

Pola penyerangan sepak bola kali ini adalah high press atau tekanan tinggi. Pada intinya, taktik high press dibangun saat bermain tanpa bola. Tanpa harus menunggu lawan masuk ke pertahanan, gelandang dan penyerang harus sesegera mungkin mengejar bola yang dikuasai lawan.

Yang membuat high press menonjol adalah gangguan terhadap lawan terjadi di mana pun bola berada. Upaya merebut bola ini tak hanya dilakukan satu orang, melainkan bersama-sama menutup seluruh arah pergerakan.

Hal ini membuat lawan tidak nyaman dan tidak berlama-lama membawa bola. Terkadang lawan akan panik dan kehilangan bola.

Kelemahan pola ini adalah dapat menghabiskan tenaga lebih cepat. Pemain harus memiliki stamina tinggi karena harus banyak berlari, baik saat menguasai bola maupun tanpa bola.

Taktik ini sukses diterapkan Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp. Dia sudah memulai hal ini saat melatih Borussia Dortmund yang sukses membawa Dortmund ke final Liga Champions pada tahun 2013.

Demikian tadi 4 pola penyerangan sepak bola yang umum digunakan, lengkap dengan contohnya.

(bai/row)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner