Jakarta -
Kisah nabi Yunus ditelan ikan ternyata dialami langsung oleh seorang pria. Lagi asyik main kayak di laut, eh ditinya ditelan oleh seekor paus.
Adalah Adrian Simancas, pria berusia 23 tahun asal Venezuela yang sedang mendayung kayak di Selat Magellan, lepas pantai Patagonia, Chille. Ia ditemani sang ayah saat itu, seperti dikutip dari BBC pada Sabtu (15/2).
Saat asyik mendayung, Adrian merasa ada sesuatu yang menabraknya dari belakang. Tiba-tiba saja, gulungan besar mengangkat Andrian ke atas, sebuah paus menganga lebar, ia masuk ke mulutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya, Dall merekam kejadian itu. Hanya beberapa detik saja Andrian lenyap, ia kembali muncul ke permukaan kemudian.
"Saya memejamkan mata, dan ketika saya membukanya lagi, saya menyadari bahwa saya berada di dalam mulut paus," kata Adrián kepada BBC.
"Saya merasakan tekstur berlendir menyentuh wajah saya," kenangnya, seraya menambahkan bahwa yang dapat ia lihat hanyalah warna biru tua dan putih.
"Saya bertanya-tanya apa yang dapat saya lakukan jika benda itu menelan saya karena saya tidak dapat lagi melawan untuk menghentikannya," katanya.
"Saya harus memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya."
Namun dalam hitungan detik, Adrián mulai merasa seolah-olah ia naik ke permukaan.
Adrian mengaku ada rasa takut yang muncul saat itu, ia sudah menghitung dalam kepala berapa lama ia akan bertahan jika menahan napas di dalam sana.
"Saya naik ke permukaan selama dua detik, dan akhirnya saya sampai ke permukaan dan menyadari bahwa ombak itu tidak menelan saya."
Dall mengaku takjub dengan apa yang dilihatnya. Sesaat sebelum kejadian itu, ia mengaku mendengar suara tabrakan yang dialami oleh anaknya.
"Ketika saya berbalik, saya tidak melihat Adrián."
Kebetulan, ia memasang kamera di punggung untuk merekam anaknya dan keadaan gelombang selama mereka di lautan.
"Saya khawatir sesaat, sampai saya melihatnya muncul dari laut," kata pria berusia 49 tahun itu.
Dari ukurannya, ia langsung tahu bahwa itu adalah seekor paus.
Menonton rekaman itu kembali, Adrián, yang pindah bersama ayahnya ke Chili dari Venezuela tujuh tahun lalu untuk mencari kualitas hidup yang lebih baik, terkejut melihat betapa besarnya paus itu.
Bagi Adrian, pengalaman itu bukan hanya tentang bertahan hidup , tetapi dia berkata bahwa dia merasa telah menerima "kesempatan kedua" ketika paus itu memuntahkannya.
"Pengalaman unik di salah satu tempat paling ekstrem di Bumi telah mengundang saya untuk merenungkan apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik hingga saat itu, dan tentang cara-cara saya dapat memanfaatkan pengalaman itu dan juga menghargainya", tambahnya.
Seorang konservasionis Brasil Roched Jacobson Seba menjelaskan mengapa Adrian berhasil selamat. Ia berkata bahwa paus bungkuk memiliki tenggorokan sempit "seukuran pipa rumah tangga" yang dirancang untuk menelan ikan dan udang kecil, menurut kepada BBC.
"Mereka secara fisik tidak dapat menelan benda besar seperti kayak, ban, atau bahkan ikan besar seperti tuna," katanya.
"Akhirnya, paus itu memuntahkan kayak karena secara fisik tidak mungkin untuk ditelan."
Paus bungkuk itu kemungkinan menelan Adrián secara tidak sengaja, kata Seba.
"Paus itu kemungkinan sedang memakan sekawanan ikan ketika ia secara tidak sengaja menyendok kayak beserta makanannya. Ketika paus muncul ke permukaan terlalu cepat saat makan, mereka dapat secara tidak sengaja menabrak atau menelan benda-benda di jalur mereka."
Ia memperingatkan bahwa pertemuan itu menjadi "pengingat penting" untuk menghindari penggunaan papan dayung, papan selancar, atau perahu senyap lainnya di area tempat paus biasanya berenang.
Perahu yang digunakan untuk mengamati dan meneliti paus harus selalu menyalakan mesinnya, tambahnya, karena suara bising membantu paus mendeteksi keberadaan mereka.
(bnl/bnl)