Kondisi Terkini Gunung Semeru Usai Erupsi Hebat

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Gunung Semeru meletus dengan luncuran awan panas sejauh 7 kilometer. Kondisi ini membuat status gunung semeru dinaikkan dari level siaga menjadi awas per pukul 17.00 WIB.

Laporan Badan Geologi awan panas tercatat memiliki amplitudo maksimum 37 mm dan terus berlangsung hingga laporan disusun. Meski secara visual puncak gunung tertutup kabut, rekaman instrumen seismik menunjukkan bahwa erupsi terjadi secara berkelanjutan, bukan peristiwa terpisah.

"Awan panas yang terjadi merupakan awan panas beruntun, bukan kejadian tunggal," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).

Selain awan panas, peningkatan juga terlihat pada aktivitas guguran. Secara visual, guguran lava pijar semakin intens mengarah ke Besuk Kobo'an Lumajang. Kenaikan ini selaras dengan bertambahnya gempa guguran yang terekam instrumen.

Suplai Magma Masih Aktif

Dalam periode pemantauan, aktivitas kegempaan Gunung Semeru terbilang tinggi, terutama gempa letusan, guguran, dan harmonik. Gempa-gempa tersebut mengindikasikan bahwa suplai magma dari bawah permukaan masih berlangsung aktif, mendorong pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan embusan.

Analisis variasi kecepatan seismik (dv/v) menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025. Tren ini menandakan meningkatnya tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api, meski pemantauan deformasi seperti tiltmeter dan GPS relatif stabil.

Stabilnya deformasi menunjukkan bahwa tekanan internal tidak meningkat drastis, tetapi aktivitas dekat permukaan tetap signifikan dan berpotensi memicu erupsi berkelanjutan.

Tidak Beraktivitas 20 Kilometer dari Besuk Kobo'an

Mengingat status Gunung Semeru naik ke Level IV (Awas), Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi ketat untuk keselamatan. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobo'an sejauh 20 km dari puncak.

Warga juga tetap dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari Sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobo'an. Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Semeru karena potensi ancaman lontaran batu pijar. Seluruh aktivitas wisata, pendakian, maupun pekerjaan di area rawan diminta dihentikan.

Badan Geologi juga mengingatkan bahwa aliran lava dan material awan panas dapat mengikuti alur sungai, sehingga kawasan di sepanjang Besuk Kobo'an menjadi yang paling berisiko.

“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti arahan dan memperhatikan rekomendasi resmi dari pemerintah,” ujarnya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner