Liputan6.com, Jakarta - Komandan Batalion Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Waka Nga Mere, Letkol Inf. Justik Handinata T, dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus kematian Prada Lucky yang berlangsung di ruang utama Pengadilan Militer III-15 Kupang, Senin (17/11/2025).
Dalam keterangannya, Letkol Justik mengaku sempat memeriksa kondisi Prada Lucky sebelum meninggal dunia. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada 30 Juli 2025. Namun saat itu ia tidak menyadari adanya tanda-tanda kekerasan.
“Apabila ada kejadian menonjol, seharusnya laporan disampaikan, tetapi kenyataannya tidak ada laporan masuk,” ujarnya.
Ia menegaskan tidak pernah menerima laporan dari bawahannya terkait peristiwa dugaan penganiayaan pada 20 Juli 2025 ataupun perkembangan kondisi Prada Lucky dan Prada Richard.
Letkol Justik juga menjelaskan bahwa pada 27 Juli 2025, ia sedang dalam perjalanan dari S’oa menuju Aeramo dan tiba di batalyon sekitar pukul 22.00 Wita. Saat itu pun, katanya, tidak ada informasi mengenai adanya dugaan kekerasan terhadap kedua prajurit tersebut.
Ia menambahkan bahwa hingga keberangkatannya ke Batujajar pada 31 Juli 2025 untuk mengikuti kegiatan Jamdan, tidak ada satu pun laporan yang disampaikan kepadanya.
Momen haru terjadi saat Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto berkunjung ke rumah ibunda almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang.
Mulai Curiga Setelah Ada Laporan Medis
Letkol Justik mengaku baru mengetahui kondisi serius Prada Lucky pada 5 Agustus 2025. Saat itu dokter batalyon menghubunginya dan melaporkan bahwa Prada Lucky masuk ICU dan membutuhkan ventilator.
Dokter kemudian mengirim laporan tertulis berisi temuan adanya trauma tumpul dan trauma toraks.
"Dari laporan tersebut, saya menyimpulkan telah terjadi kekerasan terhadap Prada Lucky,” jelasnya.
Setelah menerima laporan itu, ia memerintahkan dokter batalyon memberikan penanganan penuh dan melaporkan kejadian tersebut kepada Danbrig serta Kasiintel Kodam. Ia juga menginstruksikan Lettu Rahman untuk mengumpulkan seluruh anggota guna mencari tahu pelaku penganiayaan.
Kepada Lettu Faisal, ia menanyakan alasan terjadinya pemukulan dan bagaimana memastikan Prada Lucky mendapat penanganan terbaik.
Selama proses perawatan, Letkol Justik menerima informasi perkembangan kondisi korban melalui laporan Dantonkes Letda Herman. Dari laporan itu ia mengetahui Prada Lucky sempat mengalami lemas, anemia, gejala maag, dan menjalani transfusi darah.
Tidak Menyadari Ada Luka Saat Pemeriksaan
Justik menegaskan bahwa ia tidak mengetahui Prada Lucky sebelumnya sempat dirawat di puskesmas atau rumah sakit akibat penganiayaan.
Setelah Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia, ia menerima laporan dari Lettu Faisal dan Dantonkes sebelum kemudian memerintahkan Lettu Rahmat membantu seluruh proses penanganan hingga pemakaman.
Ia mengakui saat memeriksa Prada Lucky pada 30 Juli 2025, dirinya tidak mengetahui adanya bekas luka.
"Waktu itu saya yang periksa langsung, tapi tidak begitu perhatikan korban,” ucapnya.

1 day ago
5
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418034/original/089657000_1763562542-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_19.33.47__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418006/original/013984500_1763559082-antisipasi_warga_pasca_erupsi_semeru.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418004/original/094734800_1763558571-165783.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418000/original/057849100_1763557800-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_19_28_07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417988/original/072671400_1763557464-IMG_202511323_182759126.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417958/original/061405700_1763554988-gunung_semeru_meletus.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417712/original/030298700_1763543911-gunung_semeru.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417947/original/056137000_1763554247-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_17.55.19__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4844150/original/004063000_1716805708-194324340_168059428661493_6723600154447466097_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417937/original/022815300_1763553504-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_16.48.19.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417913/original/039258300_1763552875-Yasika_Aulia_Ramadhani_kelola_dapur_MBG.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417894/original/019385200_1763550897-IMG-20251119-WA0040.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417837/original/039550700_1763547897-gunung_semeru.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417835/original/060219400_1763547865-Direktur_Jenderal_Perhubungan_Udara_Kementerian_Perhubungan_Lukman_F_Laisa_M__tengah_..jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5408007/original/083032500_1762761348-1001162952.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417676/original/061220200_1763543042-1000771542.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417562/original/011225700_1763538266-Presiden_Prabowo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4738652/original/003061500_1707452005-IMG-20240208-WA0221.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5053976/original/063215100_1734365563-34d270b8-af66-4e4c-9c6a-24ac216b25ba.jpeg)





























