Cerita Lengkap Penemuan Rafflesia Hasseltii Mekar di Habitat Harimau Sumatera

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pegiat konservasi di Bengkulu, Septian Andriki berhasil menemukan bunga Rafflesia Hasseltii, spesies tanaman parasit langka, dalam sebuah ekspedisi di hutan Jorong Batang Somi, Kabupaten Sijujung, Sumatera Barat. Kepada Liputan6.com, Septian menceritakan perjuangannya selama 13 tahun dalam mencari hingga akhirnya menyaksikan detik-detik Rafflesia Hasseltii mekar sempurna di habitat Harimau Sumatera.

"Rafflesia Hasseltii yang sulit dicari. Menyaksikan secara langsung dia mekar, effort yang saya rasakan, saya rasa saya paling beruntung. Makanya saya mengucap Allahuakbar. Sepanjang jalan saya berzikir," kata Septian saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (21/11/2025).

Septian bercerita, tidak semua orang tahu tentang Jorong Batang Somi. Bahkan wilayah ini belum ada di Google Map. Untuk ke sana pun tidak mudah, butuh menempuh perjalanan darat selama belasan jam.

Hampir setiap hari Septian selalu mencari informasi terbaru mengenai habibat tumbuhnya Rafflesia. Dia pun biasa melakukan ekspedisi sendiri, keliling Sumatera hingga Jawa, untuk mencari berbagai jenis Rafflesia.

Sampai di tahun 2022, dia berkomunikasi dengan seorang warga Sijunjung bernama Iwan. Dalam perbincangan saat itu, Iwan mengaku pernah melihat bungra Rafflesia mekar di tengah hutan. Namun waktu itu, Iwan belum tahu jenisnya. Setelah intens berkonuminasi, diketahui bahwa Rafflesia yang pernah dilihat Iwan merupakan Hasseltii yang tergolong langka.

Perjalanan berlanjut di tahun 2025, ketika ilustrator botanis yang juga Deputy Director of Oxford Botanic Garden Chris Thorogood menghubungi Septian, dan mengatakan ingin melakukan penelitan kembali ke Indonesia.

Kemudian Septian juga berkomunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendokumentasikan kembali beberapa spesies Rafflesia yang ada di Indonesia. Mengingat literasi mengenai Rafflesia saat ini sudah waktunya perlu diperbarui.

Habitat Harimau Sumatera

Dari sini kemudian tim ekspedisi terbentuk. Terdiri dari empat orang, satu orang dari BRIN, Iwan sebagai pemandu, Chris dan Septian.

Mereka memulai perjalanan darat dari Bengkulu. Berkendara selama 20 jam mengarah ke Sumatera Barat. Ini belum akhir.

Tantangan terus berlanjut. Tim harus berjalan kaki menembus belantara hutan Sumatera. Septian menjelaskan, lokasi bunga Rafflesia yang dituju merupakan habitat Harimau Sumatera.

"Penantian 13 tahun. 20 jam di jalan darat dari bengkulu. Dan di lokasi harus tracking 3 jam," ucap Septian.

Belum sampai di tempat yang dituju, satu anggota tim tidak bisa melanjutkan perjalanan karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Akhirnya tim dipecah menjadi dua. Tim pertama, Septian mengantarkan perwakilan dari BRIN untuk kembali turun. Sedangkan tim kedua, Iwan dan Chris melanjutkan perjalanan.

Hari semakin gelap. Semua harus berburu dengan waktu. Semua sadar untuk tidak berada di jalur saat malam, lantaran rute yang mereka lewati merupakan habitat hewan buas.

Setelah sampai mengantarkan anggota tim, Septian kemudian kembali naik menyusul Chris. Langkah kakinya semakin cepat. Berpacu dengan keadaan dan keberuntungan.

"Saya harus mengejar lagi. Jalur satwa jadi harus berburu dengan waktu, khawatir gelap dan bertemu satwa," cerita Septian.

Sempat Putus Harapan

Di tengah irama cepat kaki melangkah, Septian akhirnya berhasil menyusul Iwan dan Chris. Setelah pencarian yang melelahkan, mereka akhirnya menemukan Bunga Rafflesia Hasseltii.

Bunga langka itu ditemukan di ketinggian sekira 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL), di perbukitan karst dengan kecuraman 90 derajat.

Septian sempat putus harapan ketika suara Iwan nyaring terdengar. "Ini belum mekar," kata Septian menirukan ucapan Iwan.

"Itu saya lemas saat dibilang tidak mekar. Saya bawa tamu dari luar. 13 tahun kita nantiin dan Chris lima tahun bolak-balik ke Indonesia," lanjutnya.

Septian tidak ingin larut dalam suasana. Pengalamannya bertahun-tahun menggeluti dunia botani, khususnya Rafflesia, membuatnya tahu betul seluk beluk bunga ini. Alasan inilah yang pada akhirnya menggerakkan Septian untuk mengecek ulang.

"Ternyata yang dikata Pak Iwan itu tidak lihat sepenuhnya," ucap Septian.

Suasana emosional seketika menyelimuti Septian. Dia menangis sambil mengucap takbir. Tangan kirinya memegang HP dengan lampu flash yang menyala, menerangi Rafflesia yang hampir mekar sempurna.

"Kebetulan momen buka pertama itu saya sangat emosional dan sangat histeris," cerita Septian.

Septian menjelaskan, pertumbuhan Rafflesia terjadi dalam tiga fase. Pertama adalah awal kemunculan. pada tahap ini perkiraan waktunya adalah satu sampai dua bulan.

Kemudian kedua adalah berbentuk seperti kelapa bulat berwarna hitam. Proses ini memakan waktu empat hingga lima bulan. Setelah itu, masuk ke fase terakhir yaitu ketika bunga mekar.

Detik-detik Rafflesia Hasseltii Mekar

Septian bercerita, proses Rafflesia Hasseltii mekar sempurnya membutuhkan waktu satu jam. Salah satu ciri Hasseltii ini adalah kelopak yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis Rafflesia lainnya. Hal ini otomatis membuat durasi Rafflesia Hasseltii untuk mekar lebih singkat.

Dia mengakui tidak bisa merekam secara real time proses langka mekarnya Rafflesia Hasseltii. Kendala utamanya adalah baterai HP. Dia harus berhemat. Dia juga membutuhkannya untuk penerangan ketika turun.

"Ternyata pas proses mekar, ada delay 1 jam. Jadi harus hemat baterai. Jadi kita lakukan dokumentasi seperlunya. Dan di situ low signal," ucap Septian.

Awal Mula Tertarik pada Rafflesia

Ketertarikan Septian pada bunga Rafflesia bukan suatu kebetulan. Dulunya, dia merupakan guru olah raga. Tujuh tahun Septian mengajar. Suatu hari, dia sering mendapat buku tentang bunga Rafflesia.

Dari situ kecintaannya pada bunga edemik Indonesia ini tumbuh. Hingga akhirnya dia mulai melakukan berbagai ekspedisi.

Di tahun 2017, Septian menemukan Rafflesia Kemumu, jenis baru yang ada di Bengkulu. Penamaan Kemumu mengacu pada wilayah asal penemuan, Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.

Sebagaimana diketahui, saat ini ada lima jenis Rafflesia endemik Bengkulu. Yaitu arnoldi dengan diameter paling besar yang pernah ditemukan mencapai 105 cm.

Kemudian Rafflesia gadutensis. Rafflesia Bengkuluensis. Rafflesi kemumu, dan Rafflesia Hasseltii. Dokumentasi pertama kali penemuan Rafflesia Hasseltii di Bengkulu terjadi pada tahun 2011.

Di tahun 2019, Septian mengenal Chris. Dia yang kepincut pada cerita terkait Rafflesia, kemudian datang ke Indonesia pada tahun 2021 khusus untuk Rafflesia.

Ekspedisi saat itu bersama Chris, ditemukan Rafflesia Arnoldi. Satu tahun kemudian, Chris kembali lagi ke Indonesia.

Pada ekspedisi kedua ini, Chris dan Septian menemukan sejumlah beberapa jenis bunga Rafflesia. Hasil dari ekspedisi ini, kemudian dibuat gambar untuk Google.

"Raflesia sifat parasit. Begitu tumbuh di satu inang, dia bakal melukai inangnya. itu simbiosis," ujar Septian di ujung telepon.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner