Bentrokan di Makassar Tak Kunjung Mereda, Gubernur Sulsel Minta Warga Tahan Diri: Kami Tak Ingin Ada Korban Lagi

22 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Konflik dan bentrokan antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tak kunjung mereda hingga Selasa (18/11/2025) malam. Sejumlah rumah kembali dibakar, menyusul tujuh rumah lainnya yang hangus dalam aksi bentrok pada siang hari.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menegaskan pemerintah provinsi telah mengambil langkah cepat untuk meredam konflik berkepanjangan di wilayah utara Makassar tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh yaitu meminta Polda Sulsel melakukan tindakan tegas dan terukur.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Polda Sulsel untuk mengambil tindakan terukur. Kami berharap warga menahan diri dan tidak mudah terprovokasi,” kata Sudirman, Selasa (18/11/2025) malam.

Ia menekankan pentingnya kerja bersama antara pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk mencegah konflik susulan serta menjaga stabilitas keamanan. Menurutnya, penanganan cepat perlu dilakukan agar situasi tidak meluas dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

Selain memastikan proses penegakan hukum berjalan, Sudirman juga meminta aparat mempertebal patroli serta memberikan perlindungan penuh kepada warga terdampak.

“Keselamatan masyarakat adalah prioritas. Kami tidak ingin ada lagi korban. Pemerintah akan hadir untuk memastikan kondisi kembali stabil,” tegasnya.

Wali Kota Makassar Minta TNI-Polri Turun Tangan

Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, turut merespons serius eskalasi bentrokan tersebut. Ia mengaku telah melakukan koordinasi lintas sektor untuk penanganan cepat di lokasi kejadian.

“Saya sudah melakukan koordinasi terbatas dengan pihak kepolisian, termasuk Pak Dansat Brimob dan TNI, untuk memastikan orang-orang yang terlibat ditindak,” ujar Munafri yang akrab disapa Appi.

Menurutnya, tindakan kriminal yang menimbulkan korban dan kerugian tak boleh dibiarkan. Ia menyebut telah berkomunikasi langsung dengan aparat untuk mempercepat proses identifikasi dan penangkapan pelaku.

“Karena tindakan tersebut sudah merupakan kejahatan, jadi harus diproses lebih lanjut. Ini harus cepat diatensi dan ditangani secara serius,” jelasnya.

Bentrok Berkepanjangan Tanpa Solusi Hingga ke Akar

Bentrokan antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, terus berulang. Konflik melibatkan sejumlah kelompok dari kawasan Sapiria, Borta, Jalan Lembo, Jalan Layang, hingga Lorong 148 Jalan Tinumbu, wilayah yang sejak lama memiliki riwayat perselisihan.

Polisi menyebut bentrokan ini merupakan dendam lama yang tak pernah tuntas sejak tahun 1989. Selain itu, polisi juga menilai ada aktor intelektual sengaja membuat bentrokan itu terjadi.

Penilaian itu sejalan dengan dugaan warga adanya kartel narkoba yang sengaja ingin agar wilayah utara Makassar tak kondusif agar mereka leluasa menyalurkan narkoba dalam jumlah besar.

Pada September 2025, bentrokan kembali terjadi setelah beberapa bulan situasi relatif tenang. Dua kelompok warga saling serang menggunakan batu dan busur panah. Polisi menanggapi dengan meningkatkan patroli serta melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mencegah eskalasi.

Memasuki Oktober, bentrokan kembali pecah di beberapa titik, termasuk sekitar Jalan Layang dan Jalan Lembo. Pemerintah Kota Makassar bersama kepolisian dan TNI kembali melakukan sejumlah mediasi, termasuk kegiatan Ngopi Kamtibmas.

Saat itu, satu motor dilaporkan dibakar dan keesokan harinya dibalas dengan aksi pembakaran 5 unit rumah di sekitar lokasi.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, turun langsung ke lokasi untuk berdialog dengan warga. Pada periode ini, posko keamanan gabungan didirikan dan sempat berhasil menurunkan intensitas konflik.

Awal November, situasi kembali memanas setelah penjagaan mulai longgar. Saling serang antarwarga kembali terjadi, menggunakan batu, petasan, bom molotov, busur panah, hingga senapan angin. Berbagai rekaman video bentrokan beredar luas di media sosial dan memperlihatkan kondisi yang kembali tidak terkendali.

Ketegangan Meningkat

Pada pertengahan November, ketegangan meningkat. Polisi berulang kali membubarkan massa, namun beberapa kali menghadapi hambatan karena sejumlah warga, termasuk ibu-ibu di kawasan permukiman padat, diduga menghalangi penangkapan pemuda yang terlibat dalam bentrokan.

Pada periode ini pula, seorang warga bernama Nur Syam alias Civas mengalami luka akibat tembakan senapan angin dalam bentrokan. Civas sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

Setelah pemakaman Civas, bentrokan kembali pecah di kawasan sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beroangin. Pada 18 November 2025, tujuh rumah warga dilaporkan terbakar akibat bentrokan susulan. Polisi mengevakuasi warga dan memperketat penjagaan di titik rawan untuk mencegah insiden lanjutan.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner