Badan Geologi Ungkap Penyebab Longsor di Banjarnegara yang Tewaskan Dua Orang

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta- Tanah longsor terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Minggu siang (16/11/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Sebanyak dua orang meninggal dunia dan 27 orang masih hilang.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid mengungkapkan sejumlah pengontrol dan pemicu longsor tersebut. Di antaranya, lereng curam.

"Material vulkanik yang menumpang di atas batu lempung-napal Formasi Halang yang merupakan bidang gelincir gerakan tanah yang sering terjadi di Kabupaten Banjarnegara," ucap Wafid, melalui keterangan tertulis, Senin (18/11/2025).

Faktor lainnya seperti tanah pelapukan yang gembur, mudah runtuh, dan jenuh air ditambah curah hujan tinggi dan berdurasi lama yang meningkatkan tekanan pori. Kemudian kemungkinan adanya rembesan atau aliran bawah permukaan serta pemotongan lereng untuk permukiman atau akses jalan.

"Lokasi bencana berada pada morfologi perbukitan struktural bergelombang sedang dengan kemiringan lereng landai hingga curam. Beda tinggi lereng berkisar 70–100 meter, dengan ketinggian lokasi 450–1.048 meter diatas permukaan laut (mdpl). Morfologi menunjukkan bentuk lereng terpotong dengan beberapa indikasi gerakan tanah lama," tutur Wafid.

Wafid menjelaskan berdasarkan Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, lokasi berada pada kontak Formasi Kumbang (Tmpk) dan Formasi Halang (Tmph). Formasi Kumbang itu terdiri dari lava andesit–basalt, breksi, tuf, setempat breksi batuapung, tuf pasiran, sisipan napal.

Sedangkan Formasi Halang berupa batupasir tufan, konglomerat, napal, batulempung yang bersifat plastis dan mudah jenuh air.

"Struktur geologi di sekitar lokasi berupa sesar mengiri berarah utara–selatan di sebelah barat, dan sesar naik berarah barat laut–tenggara di sebelah utara. Zona lemah struktur ini diduga ikut mempengaruhi kestabilan lereng. Diperkirakan batuan dari Formasi Halang menjadi bidang gelincir dari gerakan tanah ini," jelas Wafid.

Atas dasar data teknis tersebut, Wafid menyebut gerakan tanah berupa longsoran atau gelinciran tipe rotasional yang berkembang menjadi aliran debris dengan dominasi tanah pelapukan vulkanik yang jenuh air sehingga jarak landaan lebih panjang.

Berdasarkan analisis geologi dari data sekunder diperkirakan bidang gelincir berupa lempung-napal dari Formasi Halang.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner