Jakarta -
Pelayanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi dan kenyamanan pada 2008-2024. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti keamanan dan ketepatan waktu.
M Ghulam Syarifuddin, seorang penggiat bus sejak SMA, menceritakan pengalamannya. Ia ingat sekali bahwa kelas bus AKAP tertinggi saat itu hanyalah Eksekutif atau Super Eksekutif tanpa ada embel-embel lain.
Di masa lampau, ia sering memantau bus-bus yang sedang parkir di terminal-terminal. Ia memotret bus-bus aneka bentuk itu untuk sekadar koleksi. Beranjak dewasa, semasa kuliah, ia masih menggemari bus-bus tersebut dengan memantau pergerakannya di sebuah jembatan penyeberangan jalan di salah satu ruas jalan tol di Semarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut perbincangan detikTravel dengan Ghulam pada Rabu (18/12/2024):
Tanya: Bagaimana perkembangan bus AKAP dalam penilaian Anda?
Perkembangan dunia bus dari tahun 2008-2024 atau 16 tahun, perkembangannya pesat sekali. Paling kelihatan dulu bus itu mentok kelasnya eksekutif atau super eksekutif dengan konfigurasi kursi 1-2 atau satu baris tiga kursi.
Sekarang makin ke sini teknologinya makin meningkat. Jadi dari pihak manufakturnya, karoseri sekarang kan upgrade semua. Dari sasisnya sudah air suspension, ada bus matic.
Karoserinya pun banyak berkembang yang bikin sleeper, bikin kompartemen buat kenyamanan penumpang. Sudah berkembang jauh banget ya kenyamanannya. Apa lagi ditambah pemerintah ngasih Tol Trans Jawa itu kan bus-bus tronton, yang double axle itu bisa dibikin bus tingkat atau Double Decker atau jenis Super High Deck," dia menambahkan.
Bus tingkat itu kan unggul dalam kenyamanan juga kestabilan, ditambah ruang bagasi juga lebih luas untuk keperluan kargo dan lain-lain. Jadi ya sangat berkembang jauh.
Dari segi kecepatan yang dulu mungkin Jakarta-Kudus, yang dari Kudus maghrib sampai Jakarta setelah subuh, sekarang sangat bisa memotong waktu setelah ada Tol Trans Jawa. Mirip-mirip KAI lah sekarang karena berangkat dari kudus maghrib sampai Jakarta jam 2.
Secara efisiensi waktu sekarang udah lebih baik dan secara kenyamanan jauh-jauh sangat baik sekarang. Fasilitas penyewaan di dalam bus ada Wi-Fi, TV, snack pendukung, makan dan lain-lain sangat memanjakan penumpang lah sekarang.
Sangat sangat nyaman dan cepat sekarang. Efisiensi waktunya lebih ada, kecuali hal-hal tidak terduga mungkin macet dan lain-lain seperti perbaikan jalan itu di luar kontrol bus lah. Mungkin kalau transportasi lain di KAI memang hambatan di jalannya lebih sedikit.
Tanya: Apa saja kekurangan bus AKAP?
Kekurangan bus saat ini yang masih ketinggalan jelas ketepatan waktu dan mungkin bus yang dari Jakarta gitu menuju ke Jawa. Untuk keluar dari Jakartanya sendiri kan biasanya sore itu udah terkendala macet.
Macet untuk keluar Jakartanya, terus mungkin fasilitas-fasilitas pendukung infrastruktur di luar terminal. Karena keberangkatannya biasanya kan biasanya agen-agen di luar terminal kadang itu fasilitasnya masih kurang.
Kadang di terminal-terminal bayangan yang tidak resmi gitu kan mungkin ketika menumpang nyari fasilitas pendukung semisal toilet atau tempat makan untuk menunggu itu kadang tempatnya masih terkesan kumuh atau seadanya.
Kalau untuk terminal-terminal resmi aku pikir sudah bagus. Lihat saja Terminal Pulogebang atau Purabaya Sidoarjo itu kan emang udah-udah kayak stasiun udah kayak bandara.
Tanya: Bagaimana dengan keamanan bus AKAP?
Untuk keamanan, pertama keberadaan calo. Jadi ketika sebelum naik bus itu masih banyak calo yang main gitu. Masih banyak penumpang yang terjebak calo sehingga harga di markup jadi dua kali lipat, tiga kali lipat, itu yang masih jadi PR ketika ada calo liar.
Itu sisi buruknya. Makanya harus diadukasi ke penumpang sebisa mungkin jangan terpancing calo. Belilah langsung di loket resmi. Cuma kadang-kadang enggak semua orang tahu akan hal itu.
Pelecehan seksual sampai pencurian, aku pikir itu selama masih ada di dunia maka sisi gelap itu bakal ada. Jadi tinggal gimana itu diminimalisir, gimana itu diantisipasi dengan adanya CCTV.
Atau beberapa bus sekarang kan ketika penumpang turun itu ketika istirahat makan wajib turun. Sehingga biasanya bus dikunci. Difasilitasi dengan CCTV dan lain-lain mungkin ke depan bakal dilengkapi CCTV semua bus, cuma kan memang masih bertahap.
Kalau masalah kasus kehilangan atau barang hilang atau kasus-kasus tindakan-tindakan kriminal yang lain aku rasa di moda transportasi yang lain tetep ada. Tinggal manajemen untuk mengantisipasi itu dan mitigasi kejadiannya mungkin harus ditingkatkan.
Mungkin nggak semua operator bisa fast respons untuk menindaklanjuti hal-hal tersebut. Misal barang ketinggalan. Beberapa bus sangat-sangat aman dari barang yang ketinggalan.
Tapi mungkin masih banyak bus-bus yang admin atau call center nya itu masih slow respon untuk hal-hal pengaduan penumpang.
Tanya: Apa pengalaman paling berkesan selama 16 tahun?
Kalau saya sampai saat ini kenapa masih milih layanan transportasi darat, khususnya bus adalah ketika titik ke titik, keberangkatan sama kedatangan itu sangat dekat dengan domisili. Berbeda dengan yang lain.
Ketika yang lain itu kita harus turun misal di stasiun atau bandara. Dan kalau kita ke Kudus kita bisa turun paling dekat dengan rumah, rumah kita di lintasan jalur itu. Tinggal bilang, 'turun sini gitu'.
Misal keberangkatan kita dari Semarang gitu kita enggak harus ke terminal. Di Jakarta juga kita nggak melulu harus dari agen yang ada di Terminal Pulogebang, kita bisa ke Lebak Bulus sedang untuk transportasi lain terbatas ya .
Ambil saja contoh orang Tangerang, ketika mau naik KAI harus ke Gambir atau ke Senen. Itu kan repot juga. Apa lagi kalau tujuannya juga bukan Semarang, misal tujuannya yang tidak dilintasi KAI, misal daerah Kudus, Pati, Wonogiri yang tidak dilintasi oleh jalur kereta api.
Itu ketika penumpang turun misal sampe sampai stasiun tengah malam itu kan masih harus nyari moda transportasi lain. Dan pasti nambah biaya lagi, sedangkan dengan transportasi bus aku merasanya itu lebih dekat dengan masyarakat, baik titik keberangkatan maupun titik penurunannya itu lebih banyak. Itu keunggulannya.
Tanya: Apa saja harapan buat PO?
Yang jelas keamanan dan keselamatan. Untuk operator lebih sering dikontrol driver dan kru-kru yang bertugas itu untuk dikontrol kesehatannya, sering medical check up. Karena mereka orang-orang yang bekerja mungkin mengandalkan fisik dan ini mungkin harus sering-sering dikontrol kesehatannya. Lagi capek atau apa mungkin lagi ngantuk atau apa untuk faktor keselamatan bisa mendekati semboyan zero accident kalau bisa.
Yang kedua, mungkin faktor keamanan faktor keamanan kayak kasus-kasus pencurian itu mungkin harus diminimalisir dengan adanya faktor-faktor keamanan pendukung kayak CCTV.
Kalau fasilitas lain dari makanan atau kenyamanan di dalam kabin aku rasa udah cukup dan sangat, sangat baik bus di Indonesia, khususnya di Jawa. Kursinya untuk fasilitas di dalamnya hiburannya, media-media pendukungnya udah sangat-sangat lengkap. Sekarang sudah sangat bersaing di harga yang mungkin sangat murah ketika dibandingkan dengan moda transportasi lain dengan fasilitas yang sama, aku yakin harganya jauh berbeda.
Untuk Jakarta-Surabaya saja ketika naik transportasi lain dengan fasilitas yang sama, mungkin makan dan fasilitas dalam kabin yang seperti bus, itu harganya mungkin akan jauh. Kekurangannya tinggal waktu aja ya karena di jalan itu kan bisa ditebak, kadang mungkin ada perbaikan jalan, kadang ada macet, dan lain-lain.
Tanya: Adakah kritikan dan saran buat pemerintah terkait bus?
Ini sih lebih diperketat untuk masalah perizinan. Khususnya perizinan KIR ya, untuk bus yang jalan itu mungkin KIR-nya sudah kedaluwarsa, mungkin izin usahanya juga, PT-nya juga nggak jelas.
Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan itu kita minta pertanggungjawabannya ke siapa. Dipastikan juga kesehatan armada yang berumur tua apakah masih layak. Harus inspeksi terus-menerus. Lebih diperketat lah intinya.
(msl/fem)