Jakarta -
Seekor lumba-lumba bernama Plata tewas setelah melompat keluar dari air di pertunjukan Hotel Barcelo, Meksiko. Aktivis hak hewan mengutuk kondisi dolphinarium tersebut.
Dilansir dari The Mirror, Kamis (6/2/2025) lumba-lumba bernama Plata menjadi tontonan saat melakukan aksi dalam sebuah pertunjukan. Dalam pertunjukan itu, Plata melakukan aksi dengan melompat bersama sekumpulan lumba-lumba lainnya.
Petaka terjadi saat dia melakukan satu lompatan, namun tidak berhasil jatuh di dalam kolam melainkan membentur lantai beton pemisah dua kolam. Lumba-lumba itu pun tergeletak tidak berdaya kemudian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penonton terkejut dan cemas saat mamalia tersebut tergeletak tak bergerak di lantai.
Sang pelatih segera berlari untuk memeriksa Plata, sedangkan penonton menyaksikan dengan ngeri. Laporan menyebutkan bahwa Plata dikabarkan telah mati setelah kecelakaan tragis itu.
Video itu menjadi viral. Netizen mengecam dolphinarium atau kolam kecil untuk paus yang berada di dekat pantai itu.
Aktivis hak-hak hewan mengutuk kondisi tempat itu yang mereka sebut sangat kejam, bahkan mengatakan kolamnya lebih kecil daripada kolam untuk manusia.
Beberapa organisasi seperti Animal Heroes, Dolphin Freedom, Marea, dan Oceanos De Vida Libre, melaporkan bahwa dua lumba-lumba lainnya juga meninggal dalam beberapa bulan terakhir. Dalam pernyataan bersama, mereka mengungkapkan bahwa selama setahun terakhir, mereka telah menjalankan kampanye untuk menutup dolphinarium tersebut, yang dianggap sebagai salah satu yang terkecil di Meksiko.
Mereka mengirimkan surat kepada pihak Barcelo di Playa del Carmen dan Mexico City, bahkan melibatkan anak-anak sekolah dari Baja California yang memohon agar eksploitasi terhadap lumba-lumba dihentikan. Namun, upaya mereka tidak pernah mendapat tanggapan dari pihak terkait.
Lumba-lumba mati di resor Meksiko. (Tangkapan layar)
Mereka juga mengungkapkan bahwa meskipun beberapa tragedi telah terjadi seperti kematian lumba-lumba bernama Alex dan Plata dalam waktu kurang dari setahun. Tapi penyelidikan terhadap kejadian tersebut tidak dilakukan dengan baik.
"Kami telah mengungkap tragedy lain seperti kematian lumba-lumba bernama Alex dan Plata yang terjadi dalam satu tahun tapi tidak ditindak dengan serius. Kami juga telah menunjukkan bahwa kolam lumba-lumba di sana lebih kecil daripada kolam manusia," tegas pernyataan mereka.
Mereka juga tidak memiliki tempat berteduh dari sinar matahari, sebuah kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Kemudian, Pihak Otoritas Perlindungan Lingkungan Federal (Profepa) kini tengah melakukan penyelidikan terkait kematian lumba-lumba tersebut. Profepa mengonfirmasi bahwa pada 24 Januari, mereka meminta dokumentasi dari dolphinarium Dolphinaris barcelo yang berada di Hotel Barcelo, terkait kematian Plata.
Dalam sebuah pernyataan, Profepa mengungkapkan bahwa mereka juga berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Satwa Liar (DGVS) untuk menangani insiden ini.
Rekaman lain yang dirilis bulan lalu juga menunjukkan lumba-lumba yang berenang di kolam kecil itu terlihat tidak bahagia. Aktivis hak-hak hewan menyebut kondisi tersebut menyakitkan dan World Animal Protection menjelaskan bahwa lumba-lumba yang ditawan sering kali menderita.
Rata-rata ukuran akuarium tempat mereka dipelihara adalah 200.000 kali lebih kecil dibandingkan dengan habitat alami mereka yang menyebabkan penderitaan besar bagi hewan-hewan tersebut. Organisasi tersebut menambahkan bahwa meskipun lumba-lumba dikenal sebagai hewan yang ceria dan suka bermain.
Banyak dari mereka yang dipaksa hidup dalam kondisi yang sangat buruk untuk memenuhi tuntutan industri pariwisata yang menguntungkan, yang bernilai miliaran dolar.
(upd/fem)