Jakarta -
Sejak dua pekan sebelumnya, saya dan teman berencana pergi ke Perpustakaan Jakarta di Cikini, Jakarta Pusat. Hari itu, saya tiba lebih awal di Stasiun Pondok Cina dan menunggu teman-teman yang berangkat dari Stasiun Bogor.
Cuaca terik membuat waktu terasa lebih lama. Setelah hampir satu jam, pesan masuk dari WhatsApp mengabarkan kereta mereka hampir sampai. Saya segera menghampiri gerbong 7, tempat mereka berada.
Kereta cukup ramai, tidak ada tempat duduk tersisa. Kami berdiri sepanjang perjalanan menuju Stasiun Cikini, mengobrol ringan dan menyiapkan energi untuk perjalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki wilayah Jakarta Pusat, gedung-gedung tinggi dan lanskap kota menjadi pemandangan yang selalu menarik. Kami turun di Stasiun Cikini dan berjalan ke Jalan Pegangsaan Timur. Meski cuaca panas, perjalanan 15 menit menuju Taman Ismail Marzuki terasa menyenangkan karena diisi dengan canda.
Perpustakaan Jakarta - Cikini Setibanya di Perpustakaan Jakarta, kami melakukan registrasi dan masuk ke dalam area perpustakaan. Suasana perpustakaan ramai, banyak yang mengerjakan tugas, membaca, dan keluarga dengan anak-anak menikmati area buku anak. Perpustakaan ini lebih hidup dari yang dibayangkan.
Selama berada di sana, mata kami disuguhi interior bertema industrial dengan perpaduan kayu dan kaca, menciptakan nuansa minimalis. Lampu oranye di setiap rak menambah kenyamanan.
Meski ramai, pendingin ruangan membuat suasana tetap sejuk. Menghabiskan waktu selama lebih dari dua jam, kami menyelesaikan kunjungan kami dan mulai kembali menuju Stasiun Cikini tepat setelah jam 3 sore. "Ke Blok M, yuk!" kalimat itu terucap spontan.
Kami mulai menyusun rencana untuk mengunjungi destinasi sejuta umat di Jakarta, yaitu Blok M. Kami naik kereta tujuan Bogor dan turun di Stasiun Manggarai, sementara 2 teman lainnya memutuskan untuk kembali pulang.
Stasiun Manggarai kala itu belum terlalu padat, kami berjalan untuk pindah peron dan menaiki kereta api tujuan Rangkasbitung. Perjalanan hanya sebentar karena stasiun tujuan kami di Stasiun Sudirman. Setelah keluar dari Stasiun Sudirman kami berjalan ke arah Stasiun MRT Dukuh Atas BNI dan
menaiki MRT rute Bundaran HI - Lebak Bulus untuk turun di Stasiun MRT Blok M BCA. Blok M dan Seisinya Blok M dikenal dengan tempat yang selalu ramai, entah mengapa selalu ada daya tarik untuk datang ke tempat ini. Kali ini, kami memutuskan untuk berkeliling saja.
Namun, melihat banyak sekali pedagang kaki lima di sekitar Taman Literasi membuat kami lapar mata. Hingga, langkah kami terhenti di sebuah pedagang tahu gejrot -makanan yang jarang kami temui.
"Berapaan, bang?" tanya kami.
"10 ribu aja."
"Yaudah, mau dua ya Pak," ujar kami yang sudah sangat mendamba nikmatnya tahu gejrot dengan kuah dan cabe hijaunya.
Setelah pembelian selesai, kami duduk santai di Taman Literasi. Tahu gejrot dan obrolan santai sudah lebih dari cukup. Kami memanfaatkan waktu untuk beristirahat, mengembalikan energi yang cukup terkuras di perjalanan.
Banyak sekali muda - mudi disana. Mulai dari yang bersama teman, pasangan, maupun keluarga. Rencana selanjutnya adalah mengunjungi M - Bloc Market. M - Bloc Market- sebuah bazar yang terdapat banyak sekali barang yang memanjakan mata. Tiba disana, muncul ikon hati di mata kami, banyak sekali barang lucu dan unik yang dari kejauhan seperti memanggil nama kami.
Mostly, barang - barang yang dijual disana adalah aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, strap handphone, jepit rambut, kacamata dan juga baju dengan model kekinian. Surga dunia. Dengan semangat 45, kami menyusuri berbagai stand disana, mencoba aksesoris, hingga bertanya dan mencocokkan harga. Harga aksesoris disana bervariasi, tergantung jenis dan bahannya. Kisaran harganya mulai dari 15 - 200 ribu.
Saya pun membeli gelang serut berwarna gold dengan bandul kecil yang sangat menarik. Kami juga menghampiri stand baju thrift yang memiliki kondisi dan model yang masih bagus dengan harga terjangkau. Merasa tak bisa menahan diri lebih lama, kami segera keluar dan singgah ke kedai Es Krim Roti Buaya.
Satu porsi es krim roti buaya seharga 15 ribu kami nikmati bersama. Matahari sudah hampir tenggelam, suasana saat itu sangat sejuk dengan angin yang berhembus perlahan.
Kami kembali menaiki MRT menuju Dukuh Atas BNI, lalu berpindah ke KRL di Stasiun Sudirman menuju Stasiun Manggarai. Di Stasiun Manggarai kami berpindah menuju peron 11 dan menaiki kereta tujuan Bogor. Stasiun Manggarai saat itu tidak sepadat biasanya, kami bahkan masih mendapatkan duduk di kereta.
Sisa perjalanan dihabiskan dengan menikmati perjalanan dan mendengarkan alunan lagu dari earphone yang saya kenakan. Memandangi suasana malam Kota Jakarta dari jendela kereta sambil memikirkan destinasi apa yang harus dikunjungi di lain waktu.