Jakarta -
Lebaran telah tiba, musim liburan dimulai. Uang THR dibelanjakan, pesanan paket tembus jutaan.
Layaknya daratan, orang pulo (sebutan untuk mereka yang tinggal di Kepulauan Seribu) menanti datangnya Lebaran dengan banyak persiapan. Baju baru diburu, paket berdatangan dari daratan.
Nining (33), warga Pulau Panggang, bercerita bahwa budaya Lebaran di Kepulauan Seribu bukan satu dua hari, tapi seminggu. Selama 7 hari lamanya, anak-anak wajib memakai baju baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiap hari pokoknya harus baju baru," katanya sambil membuka paket-paket yang baru datang hari itu, Rabu (26/3).
Paket di Pulau Panggang Foto: (bonauli/detikcom)
Nurfitriana (33), warga Pulau Kelapa, memiliki usaha transfer dan top-up lewat BRImo. Ia mengakui bahwa di musim liburan ini, permintaan transfer paling banyak jatuh pada pengiriman paket.
"Seorang bisa minta transfer sampai Rp 10 juta," ucapnya pada Kamis (27/3).
Pesanan baju baru untuk dipakai di Hari Raya Idul Fitri sudah mulai banyak sejak dua minggu sampai seminggu sebelum hari-H. Benar saja, saat berkeliling di Pulau Panggang dan Kelapa, tukang paket sibuk lalu lalang.
Nurfitriana membuka usahanya sekitar 4-5 tahunan, sebagian bantuan dana KUR yang dipinjamnya menjadi modal usaha transfer itu.
"Sisanya dipakai untuk biaya kuliah adik," jawab.
Si adik yang bernama Sofiatul Marwah (28), menjadi motor utama usaha tersebut. Nurfitriana membantunya dalam pasokan modal.
Nurfitriana di Teras BRI Kapal di Pulau Kelapa Foto: (bonauli/detikcom)
"Dari usaha transferan itu bisa buat bantu uang makan saat kuliah," kenangnya.
Adik Fitriana kini sudah lulus dari Universitas Indonesia, ia menikah dan menetap di Depok. Biar pun jarak memisahkan, tapi usaha transfer tetap jalan.
"Orang-orang pulo sini langsung ngontak dia (Sofiatul) kalau mau transfer, nanti uangnya kasih ke saya," tuturnya lembut.
Bastian (30) juga sama, sebagai warga pulo yang bekerja sebagai PPSU, dirinya tak menemukan kesulitan dalam bertransaksi. Usaha transfer dan top-up yang dijalankannya sebagai sambilan, berbuah manis.
"Kalau transaksi di bulan Ramadan bisa sampe Rp 10 juta untuk paket baju lebaran, " ungkapnya saat ditemui di Teras BRI Kapal.
Pulau Kelapa Foto: (bonauli/detikcom)
Ia bercerita bahwa sebelum puasa sekitar H-10 rentetan transfer untuk pengiriman barang diterimanya. Tak jauh beda dengan Nurfitriana, satu pelanggan bisa melakukan transaksi lebih dari Rp 10 juta untuk paket baju Lebaran. Sementara yang lain bisa belanja Rp 4-5 jutaan.
Tak heran, baru 3 hari nyetor di Teras BRI Kapal 'Bahtera Seva I', modal Rp 30 jutaan yang disetornya sudah habis.
"Kalau bisa jadwal kapal dua kali seminggu, atau BRI buka kantor di sini hehe..," selorohnya.
Pengamat ahli pariwisata Prof Azril Azahri menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah akan kegiatan UMKM dan ekonomi kreatif di pulau-pulau kecil (small Island tourism). Seharusnya, pergerakan ekonomi sebesar Kepulauan Seribu didukung dengan pengembangan budaya dan sosial yang matang.
"Seharusnya masyarakat yang membuat kriya, kerajinan tangan untuk dikirim ke luar-luar pulau, sehingga ekonominya dari masyarakat untuk masyarakat," ucapnya.
Menurutnya potensi budaya dan kriya di Kepulauan Seribu kurang dikenali dan digali. Oleh sebab itu, wisatawan hanya buang uang untuk kunjungan dan homestay saja. Padahal di musim libur Lebaran, Kepulauan Seribu adalah destinasi favorit warga Jabodetabek yang tidak pulang kampung.
"Kita sangat kurang di story telling dan fesyen," ungkapnya.
(bnl/bnl)