Naik Bus AKAP untuk Liburan Nataru, Ini Pesan buat Penumpang

1 month ago 44

Jakarta -

Bukan sekali dua kali viral kasus pencurian barang elektronik yang terjadi di bus (antar kota antar provinsi) AKAP beberapa waktu yang lalu. Pemilik usaha otobus mengingatkan penumpang agar waspada menjelang libur nataru.

Bus umum menjadi salah satu pilihan untuk mudik dan traveling saat libur Natal dan tahun baru (nataru). Sayangnya, para penumpang kerap dibayangi ketakutan kehilangan barang berharga saat mengendarai bus.

Ketua Bidang Angkutan Orang DPP ORGANDA Kurnia Lesani Adnan (Sani), tidak menyangkal tidak ada jaminan keamanan 100 persen di dalam bus, meskipun dia akan mengupayakan semaksimal mungkin. Dia meminta penumpang turut waspada dan menjaga barang bawaan. Termasuk, tidak mengundang penjahat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama-tama, dia menjabarkan tentang perilaku penumpang yang mengundang kejahatan. Ia pun tak menampik akan adanya perilaku kriminal di manapun, termasuk di bus AKAP.

"Kalau ya ini saya tidak mau, bukan membela diri atau buang badan. Ayo kita buktikan, di sesama moda yang perjalanan panjang itu kan terjadi. Bener gak sih? Terjadi toh?" kata Sani kepada detikTravel beberapa waktu yang lalu.

"Kembali lagi kan yo podo corone nek dewe lanang nek rak gelem di kamplengi wong yo gayamu ojo kemaki, gayamu ojo petantang-petenteng toh (kalau bepergian jangan mencolok)," dia menganalogikan.

"Nek wedok supaya kamu nggak disuit-suit atau digeniti orang yo klambimu sik genah (bajumu yang baik dan tertutup) supaya orang tidak menimbulkan pikiran negatif," dia menambahkan.

"Sama juga kayak penumpang. Kalau mau melakukan perjalanan-perjalanan jauh ya, mungkin jangan menggunakan perhiasan berlebihan, tidak membawa berlebihan. Kalau memang harus membawa laptop ya taruh di tempat yang bisa dia jaga yang dekat sama dia gitu loh," kata dia.

Kemudian, Sani juga menegaskan bahwa perusahaan otobus (PO) tidak berhak memeriksa apa yang dibawa penumpang, sehingga tidak diketahui apakah mereka membawa barang elektronik dari awal atau tidak hingga barang itu dikatakan hilang.

"Sekarang saya tanya, bisa dipertanggung jawabkan nggak, itu bener-bener dia bawa laptop? Jenengan ngomong, Om Sani saya gini gini gini. Pas jenengan teko (datang) aku yo ora (tidak) buka tasmu, 'koe gawa opo (kamu bawa apa)?' Kan yo ora (ya nggak). Dan kami tidak punya hak untuk itu, dan tidak punya kewajiban," dia menegaskan.

Lapor polisi

Lalu, ia meminta agar para traveler harus bijak dalam mencuit. Tak hanya itu, ia mengimbau agar para penumpang yang kehilangan agar mau melapor ke polisi dan tak hanya mengaku kehilangan barang agar tidak mencoreng nama baik.

Dengan demikian, traveler akan menjadi penumpang yang bijak dan tidak hanya menyudutkan kru yang sedang bertugas di lapangan.

"Nek bar ngobrol-ngobrol segala macam jenengan ke toilet opo segala macam ngerti-ngerti pas arep mulih, 'Loh kok isi tasku ngene (isi tasku kok begini)?' Kan jadi melebar. Let say itu terjadi, kalau memang iya, bikin laporan ke polisi biar kami dengan nama perusahaan kami bawa, bisa kami pertanggungjawabkan secara hukum," kata dia.

"Yo nek cuma bengok-bengok ning kono, sing ono awak dewe kan ribut toh (Kalau cuma ribut di bus ya pasti kita ribut). Minimal kan oke yo aku tak cari Polsek atau cari Pak RT atau apalah, biar secara hukumnya bisa ditindaklanjuti," kata dia.

"Lha nek jenengan nih bekar-beker bekar-beker yo ujung-ujunge yo dewe wong loro tapuk-tapukan yo ora rampung. Nah minimal si penumpang ini kan memang dia merasa kehilangan ya jangan mikir, 'Wah, lapor polisi repot yo', kan gak bisa gitu," ujar Sani.

"Harusnya bikin laporan-laporan itu nanti dibawa ke perusahaan, saya sudah lapor nomor laporan sekian, tolong PO X saya sebagai customer saya sudah melakukan hak kewajiban saya secara perlindungan hukum tolong ditindaklanjuti," terang dia.

Ia pun meminta penumpang tak hanya memviralkan tetapi melakukan langkah hukum agar tiada fitnah yang muncul kemudian. Karena, jika hanya diviralkan maka tidak ada ujung dari kasus tersebut.

"Ah iya dong, lebih bijak, ini malah cuat-cuit di media sosial yo kan akhirnya kan jadi kayak denial masing-masing. Intinya gini, jadi kalau memang terjadi, saya tidak bilang bus tidak aman, saya hidupnya dari bus. Tapi saya juga tidak bisa konfirmasi 100% pasti, saya juga enggak bisa gitu," kata dia.

"If, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan masyarakat itu punya hak hukum dan itu ke aparat. Jadi laporkan ke polisi kejadian segala macam dengan bukti tiket, feedback ke PO-nya," ujar Sani.

"Kalau PO-nya tidak ada tindak lanjut, boleh PO itu memang dia menghindar atau apalah gitu. Ning mek cuat-cuit wah kan jadi nggak selesai gitu loh," kata dia.

110 juta pemudik Nataru

Sani berpesan agar di musim sibuk, termasuk libur nataru ini, penumpang lebih berhati-hati. Ya, Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Aan Suhanan memprediksi ada 110 juta orang akan liburan dan mudik saat akhir tahun nanti saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Rabu (4/12).

Aan mengatakan akan ada peningkatan sebesar 2,8 persen pergerakan masyarakat dari tahun sebelumnya. Angka tersebut dari hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan untuk tahun baru 2024-2025.

"2023 itu 107 (juta), tahun ini diperkirakan ada 110 (juta) atau 39,30 persen masyarakat Indonesia akan melakukan perjalanan atau pergerakan selama libur Natal dan tahun baru," kata Aan.

Asal daerah tertinggi yang akan melakukan perjalanan yaitu dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Untuk daerah jadi tujuan tertinggi saat Natal dan tahun baru yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, dan Sumatera Utara.

Aan menjelaskan pilihan moda transportasi tertinggi adalah mobil. Sedangkan yang terendah adalah pesawat.

"Pilihan moda transportasi tertinggi masyarakat akan menggunakan mobil pribadi, sebesar 36,7 persen, akan menggunakan sepeda motor 17,71 persen, yang menggunakan bus 15,04 persen, kereta api 12,8 persen, pesawat 8,85 persen," kata dia.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner