Kronologi Lengkap Hilangnya 3 Pendaki Tasikmalaya di Gunung Balease - Ditemukan Selamat

2 months ago 37

Jakarta -

Tiga pendaki dari Tasikmalaya beberapa waktu lalu dikabarkan hilang di Gunung Balease di Luwu Uatara, Sulawesi Tengah. Mereka hilang berhari-hari, dan akhirnya ditemukan selamat.

detikcom telah merangkum, Senin (2/12/2024) kronologi lengkap, mulai hilangnya kontak dengan 3 pendaki senior ini hingga ditemukan selamat oleh tim SAR.

1. Tiga orang yang hilang kontak adalah pendaki senior

Ketiga pendaki itu adalah Tantan Trianasaputra Avem (56), Maman Permana Leneng (49) dan Yudiana Mindo (46). Mereka semua berasal dari Jarambah QC Tasikmalaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Pendakian ini merupakan ekspedisi

Trio pendaki senior dari Jarambah QC Tasikmalaya ini, pada 6 November lalu melakoni ekspedisi bertajuk 'Jarambah QC Ewako Koroue'24, Toelangi - Balease - Kabentonu'.

"Dalam kegiatan ini bertajuk Jarambah QC Ewako Koroue'24, kami uraikan Rencana Operasi Perjalanan (ROP) Pendakian ke Gunung Toelangi (3.016 mdpl), Gunung Balease (2.894 mdpl) dan Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang berada di Pegunungan Koroue, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan," tulis tim ini dalam ROP yang mereka susun sebelum ekspedisi.

Dari data itu jelas, bahwa ekspedisi atau pendakian yang mereka lakukan adalah menjelajahi atau menggapai tiga puncak gunung di pegunungan Karoue. Ekspedisi ini bukanlah pendakian sederhana, karena dalam perencanaannya mereka akan melakukan pendakian dan penjelajahan selama 10 sampai 11 hari.

Berdasarkan itinerary (rencana perjalanan) yang mereka susun, Rabu 6 November mereka bertolak dari Tasikmalaya. Kemudian pada Jumat 8 November mereka memulai pendakian, lalu pada Senin 18 November mereka dijadwalkan akan tiba di basecamp Ulusalu alias menuntaskan ekspedisinya.

Namun demikian, pada kenyataannya ekspedisi mereka meleset dari jadwal. Hingga Minggu (24/11/2024) ini, keberadaan mereka belum diketahui, hilang kontak.

3. Ditemukan selamat oleh tim SAR

Tiga pendaki ini berhasil ditemukan oleh tim SAR, Senin (25/11/2024). Ketiganya ditemukan dalam keadaan selamat di sekitar pos 4 rute pendakian Gunung Balease. Hanya saja Tantan dikabarkan mengalami luka lecet di bagian kakinya.

4. Tim merasa tidak tersesat dan tetap melanjutkan perjalanan

Salah satu dari ketiga pendaki, Tantan bercerita secara umum mereka hanya mengalami hilang kontak dan mengalami keterlambatan akibat berbagai kendala yang dihadapi selama pendakian. Bahkan Tantan tak merasa tersesat, walaupun dia mengakui di beberapa titik dia dan timnya sempat berputar-putar.

"Awalnya lost contact, kemudian diasumsikan tersesat. Padahal kami itu sedang menuju pulang, sebelumnya pun sudah kami sadari kami akan terlambat. Kami juga bertemu dengan tim SAR itu di jalur resmi pendakian, tidak di luar jalur," kata Tantan dalam acara syukuran di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Minggu (1/12/2024).

Meski demikian Tantan mengakui ekspedisi yang dilakoninya menyisakan banyak cerita. Betapa tidak, pendakian yang diprediksi akan memakan waktu 10 hari, ternyata menghabiskan waktu 21 hari 20 malam.

Tantan mengatakan ada banyak tantangan yang dihadapi sehingga membuat timnya mengalami keterlambatan. Mulai dari serangan lebah, ular, longsor dan pohon tumbang.

Di beberapa titik juga mereka sempat keluar jalur dan berputar-putar. Seperti dialami Maman saat di pos 6, dia sempat berputar-putar di kawasan itu. Tantan juga mengalami kondisi berputar-putar di sekitar pos 4.

Rangkaian hambatan itu, membuat mereka baru sampai puncak di hari ke 14.

5. Mengatur strategi bertahan hidup

Di saat itu pula Tantan dan timnya mulai menerapkan banyak strategi bertahan hidup, mulai dari mengelola perbekalan hingga mengerahkan kemampuan navigasi, hingga memecah tim.

Tim juga sempat berpisah, Tantan terpisah sendirian di belakang, sementara Yudiana dan Maman bergerak lebih dulu dengan meninggalkan jejak petunjuk bagi Tantan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi bertahan hidup, karena saat itu pergerakan Tantan melambat karena mengalami cedera kaki.

"Berpisah itu bagian dari strategi, juga karena kebiasaan saya merayap, kaki saya juga memang mengalami cedera. Jadi kalau teman lain ikut pola saya kasihan. Kita punya kemampuan survival dan navigasi, malah kalau sendiri itu saya lebih menikmati," kata Tantan.

Posisi Maman dan Yudi, dengan Tantan terpaut sekitar 15 jam.

"Maman dan Yudi bertemu tim SAR jam 4 sore, kalau saya bertemu besoknya jam 8 pagi," kata Tantan.

6. Kaget menjadi pemberitaan nasional

Ketiga pendaki ini mengaku tak menyangka jika apa yang dialami mereka mendapat perhatian banyak pihak.

"Kami tak menyangka akan seviral ini, tapi kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan, kami juga meminta maaf atas semua kesalahan, tidak ada maksud kami menimbulkan keresahan," kata Tantan.

7. Bersiap untuk ekspedisi ke Aceh

Ketiga pendaki senior ini pun mengaku tidak kapok, bahkan mereka tengah merancang kembali ekspedisi atau pendakian ke wilayah Aceh.

"Ya nggak kapoklah, tahun depan kita ke Aceh," kata Tantan.


(sym/sym)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner