Jawaban Sri Mulyani soal PPN 12% di Januari 2025, Hotel-Tiket Jadi Naik?

2 months ago 65

Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab soal kenaikan PPN 12% yang rencananya diberlakukan mulai bulan Januari 2025.

Sejumlah menteri mengikuti rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat. Dalam rapat tersebut salah satu yang dibahas terkait tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan naik jadi 12% pada 2025.

Rapat tersebut berlangsung dari 15.00 WIB sampai sekitar 16.00 WIB. Usai rapat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah keluar bersamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya terkait PPN 12% yang kabarnya akan tetap diberlakukan, Sri Mulyani tidak banyak bicara. Dia hanya menjawab perlu ditanyakan langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Nanti pak Menko aja," ucapnya singkat sembari masuk ke mobil dinasnya, dikutip dari detikFinance, Selasa (3/12/2024).

Kemudian, tak lama, keluar Menteri Ketenagakerjaan Yassierli. Dia juga menyebut salah satu pembahasan rapat sore ini adalah PPN jadi 12%.

"Dibahas itu, kan direncanakan ini masih disimulasi," tuturnya.

Saat ditanya apakah PPN 12% tetap akan diberlakukan pada 2025, Yassieli mengatakan perlu ditanyakan kepada Sri Mulyani dan Airlangga.

"Tanya ke Pak Menko dan Bu Ani," pungkasnya.

PPN Naik, Harga Kamar Hotel Juga Naik

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% akan berdampak pada tarif kamar hotel dan harga yang harus dibayarkan konsumen restoran.

Karena itu, dia meminta pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan ini agar tidak kontraproduktif terhadap pemulihan ekonomi. Kenaikan PPN justru berpotensi melemahkan sektor pariwisata yang menjadi salah satu penggerak ekonomi nasional.

"Kenaikan PPN 12% menurut hemat kami belum tepat saat ini. Karena kondisi ekonomi yang terjadi saat ini adalah daya beli kita rendah, sedang menurun. Sementara kami di sektor pariwisata itu sangat membutuhkan daya beli masyarakat yang terjaga dengan baik. Yang paling utama kita khawatirkan adalah daya belinya itu sendiri. Jadi kalau daya belinya terus menurun, tentu demand daripada hotel dan restoran itu otomatis akan terpukul nantinya. Karena kenaikan 1 poin itu dampaknya langsung ke masyarakat,," kata Maulana dalam Profit CNBC Indonesia, dikutip Jumat (22/11/2024).

PPN Naik, Tiket Pesawat Juga Naik

Presiden Direktur Lion Group, Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, di kesempatan terpisah menyebut kenaikan PPN 12% tentu mempengaruhi daya beli di industri penerbangan. Kendati kenaikan hanya dilakukan satu persen, tetapi hal itu sudah sangat memengaruhi daya beli masyarakat Indonesia.

"Dengan 1 persen saja berarti sudah mempengaruhi, dari 11 persen jadi tambah 1 persen, daya beli masyarakat sendiri apa sudah sampai ke situ. Tapi namanya kebijakan pemerintah sekali lagi kita sampaikan kita harus comply," dia menambahkan.

Kemenkeu Tetap Naikkan PPN 12% di Januari 2025

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Parjiono mengatakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% tetap berlaku mulai Januari 2025.

Meskipun demikian, menurut Parjiono, kebijakan tersebut bakal mengecualikan beberapa kelompok demi menjaga daya beli. Beberapa di antaranya kelompok masyarakat miskin, kesehatan, hingga pendidikan.

"Jadi kita masih dalam proses ke sana, artinya akan berlanjut. Tapi kalau kita lihat dari sisi, khususnya menjaga daya beli masyarakat, di situ kan pengecualiannya sudah jelas: untuk masyarakat miskin, kesehatan, pendidikan, dan seterusnya di sana," katanya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Selasa (3/12/2024).


(wsw/wsw)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner