Jangan Lagi Ada Rasa Waswas di Antara Kita dan Bus AKAP

1 month ago 61

Jakarta -

Hari apes tidak ada di kalender. Bus menabrak truk tronton, perjalanan molor kurang lebih enam jam.

Peristiwa itu belum pudar dari ingatan. Saat naik bus antar kota antar provinsi (AKAP), bus yang biasanya disebut bus malam itu adalah raja jalanan, pada awal 2023, ternyata tidak mulus. Bus menabrak truk tronton boks di daerah Batang. Perjalanan dari Jakarta yang seharusnya sampai Blora menjelang maghrib jadi hampir tengah malam.

Nyaris celaka. Waktu terbuang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu risiko. Naik moda kendaraan apapun bisa saja terjadi. Semua ada plus dan minusnya.

Tetapi, bagi kami, yang tinggal di sekitar Kota Blora, seolah pilihan tidak banyak. Di antara yang sedikit itu, bus AKAP adalah pilihan terbaik untuk bolak-balik Jakarta.

Moda transportasi lain seperti kereta api cukup jauh jaraknya dari pusat kota, yakni sekitar 30 kilometer. Andai memilih pesawat terbang pun harus menempuh jarak lebih jauh lagi, yakni sekitar 120-an kilometer di Semarang atau Solo.

Jalur kereta api hanya menyusuri sisi-sisi kecamatan di pinggiran kabupaten. Keberadaan jalur yang menyusuri perkotaan di eks Karesidenan Pati di Muria Raya sudah begitu lama mati dengan di atas jalur relnya menjadi warung-warung kopi, pun besinya sudah tiada berbekas.

Eks Karesidenan Pati hingga wilayah Mataraman masih tidak terjangkau aneka transportasi, terutama kereta api apa lagi pesawat udara. Hingga, bus AKAP lah yang merajai transportasinya.

Kini, perjalanan menggunakan bus AKAP sudah berkembang begitu pesat. Apa lagi sudah ada Tol Trans Jawa yang membuat para perusahaan otobus (PO) berlomba-lomba memperbaiki layanan dengan saat ini sudah banyak ditemui bus double decker, sleeper hingga kelas yang lain.

Tentu kelas-kelas tersebut sangat memanjakan para penumpangnya. Karena, semakin tinggi kelas yang ditawarkan maka semakin banyak kudapan yang didapat hingga harganya yang jauh lebih terjangkau dibanding moda kereta api, apalagi pesawat.

Memang, laju bus AKAP di daerah-daerah blank spot KA juga pesawat tidak secepat kedua moda saingannya. Namun, moda ini tidaklah ribet soal bagasi karena dapat membawa cukup banyak tanpa biaya tambahan.

Kerugian yang traveler jumpai pun tidak bisa diprediksi karena ia datang tiba-tiba, seperti terkena macet, kerusakan bus, dan satu lagi kecelakaan. Selain tiga faktor itu, bus masih menjadi andalan karena titik naiknya begitu dekat dengan rumah para traveler.

Dua hal buruk yang pernah saya rasakan adalah kemacetan arus balik mudik dan kecelakaan. Sekitar empat tahun yang lalu, ketika arus balik mudik, bus yang saya tumpangi terkena macet di Tol Cipali. Perjalanan dari Blora ke Jakarta dari siang hari dan biasanya sampai dini hari namun sangat molor hingga pukul 09.00.

Kedua, kecelakaan yang saya alami ketika naik bus adalah faktor manusia. Karena, pengemudi bus yang saya tumpangi mengikuti emosinya di jalan Tol Trans Jawa. Karena, ketika diejek pengendara mobil, ia tersulut emosinya hingga menggenjot gas tak terkontrol lalu menabrak kendaraan di depannya, dengan mobil yang mengejek sudah terkejar namun bus kami menghindari menabraknya dan malah terjadi kecelakaan itu.

Data yang dihimpun detikTravel, Korlantas Polri menjabarkan bahwa kecelakaan yang dialami bus telah menyumbang delapan persen dari seluruh kejadian. Data itu dihimpun dari awal tahun hingga September lalu dengan jumlah sebanyak 866 kasus kecelakaan. Ratusan orang meninggal dalam data tersebut.

Kejadian apes lain banyak dikisahkan penumpang di media sosial, di forum pengguna bus AKAP, serta wawancara dengan detikTravel. Peristiwa paling bikin gondok adalah pencurian laptop dan diganti dengan keramik atau buku tebal. Sungguh durjana pelakunya.

Semoga kecelakaan bus AKAP dapat berkurang signifikan dengan kedisiplinan para pengemudi. Semoga juga keamanan penumpang dan kru bus AKAP menjadi lebih terjamin. Tidak perlu lagi waswas dan khawatir. Juga, semakin yakin menomorsatukan bus AKAP saat memilih moda untuk mudik, liburan, atau pun perjalanan lain.

Dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), dan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mencantumkan hak-hak penumpang. Termasuk, mengisyaratkan kepada penyedia angkutan umum untuk tidak hanya menyediakan layanan yang nyaman dan aman berupa fasilitas yang layak bagi penumpang sebagai konsumen, tetapi juga harus memberikan edukasi terhadap para pengemudi agar berperilaku baik dalam menjalankan tugas, yaitu mengantar penumpang sampai ke tujuan dengan selamat.

Ya, kendati hari apes tidak ada dalam kalender, tetapi keselamatan dan keamanan bisa diupayakan. Keselamatan harus menjadi yang utama, keamanan harus menjadi prioritas, dengan menukil moto, 'Better late than never'.

* Penulis adalah wartawan detikTravel


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner