Derita Ibu Kota Beruang Kutub Dunia Akibat Perubahan Iklim

1 month ago 58

Jakarta -

Churchill, ibu kota beruang kutub dunia, menghadapi tantangan akibat perubahan iklim. Beruang kutub terpaksa berada di darat lebih lama dan semakin lama dekat dengan permukiman.

"Bolehkah saya memberi Anda beberapa nasihat tentang beruang kutub?" tanya Tee, seorang anak berusia 13 tahun yang penuh percaya diri yang kami temui saat berkunjung ke sebuah sekolah menengah atas di Churchill, Kanada.

"Jika ada beruang sedekat ini dengan Anda, kepalkan tangan Anda dan pukul hidungnya," kata dia sambil mengukur jarak sekitar 30 cm dengan tangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beruang kutub memiliki hidung yang sangat sensitif, beruang itu akan lari menjauh," ujar dia.

Tee belum pernah menguji nasihat ini. Namun, tumbuh besar di sini bersama predator darat terbesar di planet ini berarti keselamatan dari beruang adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tanda-tanda, di toko-toko dan kafe, mengingatkan siapa pun yang keluar rumah untuk "waspada beruang". Bacaan favoritnya yakni jika beruang kutub menyerang, Anda harus melawan.

Beruang kutub di Churchill, Teluk Hudson, KanadaBeruang kutub di Churchill, Teluk Hudson, Kanada (BBC)

Melarikan diri dari beruang kutub yang sedang menyerang, mungkin berlawanan dengan intuisi, adalah hal berbahaya. Naluri beruang adalah mengejar mangsa dan beruang kutub dapat berlari dengan kecepatan 40 kpj.

Saran utama yakni waspada terhadap lingkungan Anda. Jangan berjalan sendirian di malam hari.

Beruang Kutub Juga Menderita

Churchill dikenal sebagai ibu kota beruang kutub dunia. Setiap tahun, Teluk Hudson, di tepi barat kota ini, mencair dan memaksa beruang-beruang itu ke pantai. Saat musim gugur tiba, ratusan beruang berkumpul di sini, menunggu.

"Kami memiliki sungai air tawar yang mengalir ke daerah ini dan air dingin yang datang dari Kutub Utara. Jadi pembekuan terjadi di sini terlebih dahulu," kata Alyssa McCall dari Polar Bears International (PBI).

"Bagi beruang kutub, es laut adalah piring makan malam yang besar dan ini adalah akses ke mangsa utama mereka, anjing laut. Mereka mungkin sangat antusias untuk makan besar daging anjing laut, mereka tidak makan banyak sepanjang musim panas di darat," ujar dia.

Ada 20 sub-populasi beruang kutub yang diketahui di seluruh Kutub Utara. Ini adalah salah satu yang paling selatan dan paling banyak dipelajari.

"Mereka adalah burung kenari kami yang gemuk, putih, dan berbulu di tambang batu bara," kata Alyssa.

"Kami memiliki sekitar 1.200 beruang kutub di sini pada tahun 1980-an dan kami telah kehilangan hampir separuhnya," dia menambahkan.

Beruang kutub di Churchill, Teluk Hudson, KanadaBeruang kutub di Churchill, Teluk Hudson, Kanada (BBC)

Penurunan ini terkait dengan jumlah hari teluk ini bebas dari es, periode itu berlangsung semakin lama seiring dengan menghangatnya suhu bumi. Tidak ada es laut berarti tidak ada tempat berburu anjing laut.

"Beruang di sini sekarang berada di darat sekitar satu bulan lebih lama daripada kakek-nenek mereka," kata Alyssa.

"Hal ini memberi tekanan pada para induk. Dengan lebih sedikit makanan lebih sulit untuk tetap hamil dan mempertahankan bayi-bayi itu," terang dia.

Meskipun kelangsungan hidup jangka panjang mereka genting, beruang-beruang ini menarik perhatian para ilmuwan konservasi dan ribuan turis ke Churchill setiap tahunnya.

Kami bergabung dengan kelompok dari PBI untuk mencari beruang di tundra sub-Arktik - hanya beberapa kilometer dari kota. Tim melakukan perjalanan dengan kereta tundra, sejenis bus off-road dengan ban besar.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner