Cerita Liburan Singkat Bersama Teman ke Bandung, Bukan Cuma Wacana

4 hours ago 2

Bandung -

Merencanakan liburan memang menyenangkan, tapi yang lebih seru adalah ketika rencana liburan itu benar-benar terjadi, meski waktunya serba singkat. Setuju?

"Bandung, yuk? Jogja, yuk? Bali, yuk?" Kalimat itulah yang sering muncul dalam obrolan bersama teman. Tapi biasanya hanya akan berakhir sebagai wacana.

Kali ini, wacana liburan kami akhirnya bukan sekadar obrolan kosong, tetapi menjadi kenyataan. Semua berawal dari salah satu mata kuliah Manajemen Konten dan Media Sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat membahas mengenai personal branding, aku tersadar bahwa menjadi seorang content creator bukanlah pekerjaan yang mudah. Tugas demi tugas menumpuk, dan mencari ide konten terasa begitu melelahkan.

Di tengah kepusingan sore itu, temanku, Ailsha, tiba-tiba nyeletuk, "Ca, long weekend kita jalan ke Bandung, yuk!"

Aku cukup kaget sekaligus antusias mendengar ajakan itu. Aku langsung teringat bahwa akhir Januari ada long weekend. Tanpa pikir panjang, aku mengiyakan ajakan Ail.

Seperti rencana liburan pada umumnya, kami mulai mencari destinasi wisata dan transportasi. Sambil menyusun itinerary, aku bertanya, "Il, ini beneran kita ke Bandung? Emang lu dibolehin nyokap?"

Dengan santai, Ailsha menjawab, "Masalah itu besok aja gue omongin. Pokoknya besok pasti gue kabarin,"

"Kita pergi berdua aja atau ngajak yang lain?" tanyaku lagi.

"Kayaknya kalau ngajak yang lain bakal lebih seru deh," kata Ailsha. Tanpa ragu, aku pun mulai mengajak teman-teman lain untuk ikut dalam perjalanan ini.

Perjalanan ke Bandung

Singkat cerita, rombongan kami akhirnya terdiri dari empat orang, yaitu aku, Ailsha, Wafda, dan Ian. Setelah berbagai pertimbangan, kami sepakat untuk menjadikan perjalanan ini sebagai trip singkat-berangkat pagi dan pulang malam.

Kami berangkat dari dua titik berbeda, yakni Depok dan Bogor, menyesuaikan domisili masing-masing. Perjalanan darat kami tempuh menggunakan travel Daytrans dengan tujuan akhir di Dipatiukur, Bandung. Harga tiketnya berkisar antara Rp 85.000 hingga Rp 120.000, tergantung pilihan kursi.

Karena ingin menikmati perjalanan dengan nyaman, kami memilih keberangkatan pagi, tepatnya pukul 05.00. Saat itu, jalanan masih sepi, udara terasa segar, dan suasana perjalanan sangat nyaman.

Sepanjang perjalanan aku hanya tidur saja, jarak sekitar 150 km antara Bogor dan Bandung kami tempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tak terasa, pukul 07.30 kami sudah tiba di Bandung, bahkan lebih cepat dari perkiraan.

Menjelajahi Bandung

Sesampainya di Bandung, suasana langsung terasa berbeda. Kami memulai hari dengan sarapan di Pasar Cihapit, sesuai dengan itinerary yang telah kami susun.

Seperti pasar pada umumnya, suasana disana cukup hiruk-pikuk dengan suara tawar-menawar antara penjual dan pembeli, pedagang asongan yang menawarkan dagangannya, serta aroma makanan yang menggugah selera.

Aku langsung mencari tempat makanan viral yang sering muncul di TikTok. Pilihanku jatuh pada Bakso Kahuripan, yang memang terbukti ramai karena antriannya sudah mengular dan menggoda selera.

Setelah puas menikmati sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Drunk Baker, sebuah toko roti yang juga viral di TikTok. Seperti yang sudah kuduga, tempat ini penuh sesak dengan pengunjung.

Kami harus menunggu cukup lama sebelum akhirnya bisa memesan menu andalan mereka, yaitu Dirty Milo dan Butter Melting Cheese Toast. Dari kedua menu ini, aku lebih merekomendasikan Butter Melting Cheese Toast karena rasanya benar-benar lezat dan creamy!

Hari mulai siang dan matahari semakin terik. Kami pun melanjutkan perjalanan ke kawasan Braga. Kata orang, belum sah ke Bandung kalau belum mampir ke Braga.

Saat di Braga, kami menghabiskan waktu di Tanatap Coffee, mencicipi berbagai menu andalan mereka sambil berfoto di sudut-sudut aesthetic tempat tersebut.

Setelah itu kami meneruskan perjalanan menyusuri Braga di sore hari. Tak lupa, kami melakukan ritual wajib, yaitu berfoto di photobooth Cafe Tahilalats. Antriannya cukup panjang, tapi demi mendapatkan kenang-kenangan dari perjalanan ini, kami rela menunggu.

Setelah puas berfoto, kami berkeliling di sekitar Braga untuk mencari barang-barang lucu dan unik serta oleh-oleh khas Bandung. Saat perjalanan hampir berakhir, kami berjalan menuju kawasan Asia Afrika.

Perjalanan Pulang

Menjelang magrib, perjalanan kami mulai berakhir. Ailsha pulang lebih dulu ke Depok, sementara aku, Wafda, dan Ian memutuskan untuk mampir ke Paskal 23. Di sana, kami berjalan-jalan santai dan membeli beberapa jajanan khas Bandung.

Sekitar pukul 18.00, Ian pamit untuk bertemu dengan temannya di Jatinangor. Sementara itu, aku dan Wafda memilih untuk makan malam di Solaria sambil menunggu jadwal kepulangan travel. Sekitar pukul 21.30, kami akhirnya kembali ke Bogor dengan menggunakan travel Daytrans dari Pasteur.

Seharusnya, jadwal keberangkatan kami pukul 21.00, tetapi karena tingginya jumlah penumpang dan padatnya lalu lintas, keberangkatan tertunda hingga pukul 21.30.

Begitu mobil travel akhirnya berangkat, kami berharap perjalanan pulang akan secepat saat pergi. Namun, kenyataannya berbeda.

Jika perjalanan pagi tadi hanya memakan waktu sekitar 2,5 jam, kali ini perjalanan pulang justru memakan hampir 4 jam. Jalanan yang kami lalui begitu padat, terutama saat keluar dari tol Bandung.

Akhirnya, sekitar pukul 01.00 dini hari, aku tiba di kos dengan badan yang terasa begitu lelah. Sungguh perjalanan yang singkat, padat, dan menyenangkan. Dari sekadar wacana, akhirnya kami benar-benar ke Bandung!

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner