Jakarta -
Sebuah penerbangan dari Virgin Atlantic terdampar di bandara militer terpencil di Turki. Penumpang ketar-ketir selama 40 jam.
Penerbangan itu terjadwal terbang dari London ke Mumbai, India pada Jumat (4/4) malam. Namun penerbangan VS358 yang berangkat dari Bandara Heathrow London pukul 11.40 waktu setempat itu melakukan pendaratan darurat di Bandara Diyarbakır di Turki sekitar pukul 5 sore waktu setempat.
"Penerbangan VS358 dari London Heathrow ke Mumbai pada tanggal 2 April dibatalkan karena pengalihan medis yang mendesak ke bandara Diyarbakir di Turki dan pemeriksaan teknis berikutnya yang diperlukan," kata Virgin Atlantic, seperti dikutip dari Independent UK pada Senin (7/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keselamatan dan keamanan pelanggan dan kru kami selalu menjadi prioritas utama kami dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan."
Setelah pendaratan darurat, pesawat Airbus A350-1000 mengalami masalah teknis karena telah melakukan "pendaratan keras" dan dianggap tidak layak terbang.
Para penumpang yang terlantar di bandara mengatakan bahwa mereka tidak diberi informasi apa pun tentang penyelesaian perjalanan mereka ke India.
Maskapai penerbangan mengatakan bahwa penerbangan akan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Mumbai dari Diyarbakır pada Jumat pukul 10 pagi waktu setempat.
"Dengan persetujuan teknis yang diperlukan saat ini, kami akan melanjutkan penerbangan VS1358 dari Bandara Diyarbakır sekitar pukul 12.00 waktu setempat pada hari Jumat tanggal 4 April, tiba di Mumbai sekitar pukul 20.30 waktu setempat," katanya.
Para pejabat kemudian mengonfirmasi bahwa penerbangan tersebut mendarat di Mumbai pada Jumat malam.
Banyak penumpang mengungkapkan rasa frustrasi dan tertekan atas situasi tersebut di media sosial dan mengatakan bahwa mereka dikurung di area terbatas bandara dengan fasilitas terbatas.
"Keluarga saya beserta 250+ penumpang telah diperlakukan tidak manusiawi oleh @virginatlantic," kata seorang penumpang bernama Hanuman Dass di X.
"Sudah 30 jam sejak penerbangan @VirginAtlantic meninggalkan London dan kami sangat terkejut dengan kurangnya rasa kemanusiaan dan perlakuan terhadap warga negara #India dan #Inggris. Istri dan anak-anak saya hanya diberi satu bantal untuk 3 orang dan tidak ada selimut dan harus duduk di ruang terbatas bersama 300 orang."
Penumpang lain mengatakan hanya ada satu toilet untuk ratusan orang, tidak ada makanan yang cukup dan tidak ada perlengkapan seperti selimut atau bantal.
Preeti Sharma Menon, seorang politikus dari Mumbai yang berada di dalam pesawat, mengatakan ada wanita hamil dan orang tua di antara penumpang yang terlantar.
"Sudah 24 jam dan tidak ada satu pun perwakilan maskapai yang menemui penumpang," katanya.
"Mereka hampir tidak punya makanan, satu toilet di antara 275 penumpang, ponsel kehabisan baterai karena tidak punya adaptor Turki. Ada bayi, ibu hamil, penderita diabetes, dan orang tua dalam cobaan ini."
Ia menambahkan bahwa tekanan dari penumpang, otoritas India, dan media akhirnya membuat petugas Virgin Atlantic "menyelamatkan" penumpang yang terlantar.
Kemudian, pada Kamis malam, mereka dipindahkan ke hotel.
Virgin Atlantic mengatakan bahwa sebagian besar penumpang mendapat akomodasi hotel semalam sebelum perjalanan ke Mumbai. Menurut outlet berita News18, Virgin Atlantic mengatur akomodasi hotel untuk penumpang dan menyatakan sedang berupaya mencari solusi agar pelanggan dapat melanjutkan perjalanan mereka ke Mumbai pada 4 April.
"Kami ingin meminta maaf dengan tulus atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan."
Kedutaan Besar India di Turki mengatakan telah menghubungi maskapai, direktorat bandara Diyarbakir, dan kementerian luar negeri Turki.
"Melalui koordinasi misi, perawatan yang tepat diberikan kepada para penumpang. Kami sedang berdiskusi dengan otoritas terkait untuk penyelesaian masalah ini secepatnya dan pengaturan penerbangan alternatif ke Mumbai bagi para penumpang yang terlantar," kata kedutaan di X.
(bnl/bnl)