Wisata Ikonik Brasil Tak Punya Ambulans, Turis Meninggal di Tempat

3 days ago 13

Rio de Janeiro -

Seorang turis meninggal saat mengunjungi monumen Christ The Redeemer di Rio de Janeiro atau patung Kristus Penebus, Brasil. Peristiwa tragis itu membuat monumen itu tutup sementara.

Turis yang meninggal itu adalah Alex Duarte. Dia seorang turis berusia lima puluh empat tahun dari negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Peristiwa mengerikan itu terjadi saat dia sedang menaiki tangga menuju dasar patung pada Minggu (16/3). Dia tiba-tiba merasa sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman CCTV menunjukkan dia pingsan sekitar pukul 07.39. Kemudian, banyak orang mencoba menolong pria itu, termasuk keponakannya dan seorang pendeta dari Sanctuary of the Christ the Redeemer atau tempat suci yang terletak di puncak Gunung Corcovado, Taman Nasional Hutan Tijuca. Di antaranya dengan melakukan pijat jantung.

Sayangnya, tidak tidak ada ambulans yang disediakan di tempat wisata itu. Tim medis tiba pada pukul 08.13, namun tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk pria itu. Paramedis mengonfirmasi kematiannya sembilan menit setelah mereka tiba. Jenazahnya dikirim ke rumah sakit di kota itu. Di rumah sakit itu, Duarte dipastikan mengalami serangan jantung.

Kematian Duarte memicu kemarahan warga Brasil. Kabar kondisi buruk dan penanganan yang tidak oke itu diketahui warga melalui keponakan pria itu.

Dia mengeluh di media sosial tentang fakta bahwa monumen itu tidak memiliki ambulans atau layanan medis yang memadai. Bahkan, fasilitas medis taman itu ditutup pada saat darurat. Perusahaan yang bertugas menyediakan layanan di monumen tersebut mengklaim bahwa kantor dokter hanya buka pada pukul 8 pagi.

Sanctuary of the Christ the Redeemer mengeluarkan pernyataan hari itu yang mengkritik bagaimana taman tersebut tidak memiliki ambulans, aksesibilitas universal, air mancur minum, pemadam kebakaran sukarela, toilet dengan aksesibilitas memadai, eskalator dan lift dengan layanan penuh, sinyal internet dan ponsel.

The Institute Chico Mendes of Biodiversity Conservation, yang dikenal di Brasil sebagai ICMBio, badan pemerintah federal yang bertugas mengurus taman nasional dan reservasi, menjawab pertanyaan keuskupan agung tersebut dengan menyatakan bahwa terserah kepada perusahaan yang memiliki konsesi untuk mengakses taman tersebut untuk menawarkan layanan di area tersebut dan untuk menyediakan dukungan medis bagi wisatawan.

Sanctuary dan monumen tersebut terletak di dalam Taman Nasional Tijuca, reservasi hutan federal yang diawasi oleh ICMBio. Menurut Pastor Omar Raposo, rektor Sanctuary, badan ICMBio tidak menerima cukup uang dari pemerintah federal dan tidak mampu mengurus taman tersebut dengan baik.

"Itu simbol pariwisata terpenting di Brasil. Sayangnya, infrastruktur monumen tersebut tidak memadai untuk menampung banyaknya wisatawan yang mengunjunginya setiap hari," kata Raposo kepada Crux.

Perselisihan antara ICMBio dan staf Sanctuary mengenai pengelolaan monumen Kristus Sang Penebus bukanlah hal baru. Pada tahun 2021, Raposo mengecam bagaimana ia dan pendeta lainnya telah dihalangi untuk masuk ke Sanctuary pada sejumlah kesempatan oleh karyawan ICMBio.

"Namun kali ini, masalahnya seribu kali lebih buruk, karena ada yang meninggal di sini," katanya.

Setelah pemerintah negara bagian menutup situs tersebut pada tanggal 17 Maret, Raposo memutuskan untuk membayar sendiri biaya ambulans, sehingga taman tersebut dapat dibuka kembali.

ICMBio juga menyewa ambulans pada hari yang sama. Secara kebetulan, setelah monumen dibuka kembali pada 18 Maret, seorang turis Denmark merasa sakit saat ia sedang mendaki jalan setapak menuju monumen. Ia menerima perawatan medis di salah satu ambulans dan dibawa ke rumah sakit, lalu diperbolehkan pulang beberapa jam kemudian.

"Tragedi lain bisa saja terjadi. Syukurlah kami memutuskan untuk membawa ambulans itu ke sini," kata Raposo.


(bnl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner