Jakarta -
Pondok Pesantren (ponpes) Al-Islamiyyah Al-Ahyani adalah ponpes tua di Sukabumi, berdiri sejak 1953. Ponpes itu mempunyai tradisi pasaran kala bulan Ramadan.
Ponpes Al-Islamiyyah Al-Ahyani selama tujuh dekade terus menjadi tempat menimba ilmu agama bagi para santri. Saat Ramadan tiba, suasana di pesantren itu semakin semarak dengan berbagai kegiatan ibadah.
Sejak hari pertama Ramadan, ratusan santri di Ponpes Al-Islamiyyah Al-Ahyani disibukkan dengan pengajian pasaran. Berbeda dari hari-hari biasa, selama bulan suci ini, jadwal mengaji lebih padat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap malam setelah tarawih hingga tengah malam, para santri mendalami kitab kuning. Pagi harinya, selepas subuh hingga pukul 07.00 WIB, mereka kembali belajar. Tidak berhenti di situ, pengajian juga berlangsung setiap ba'da zuhur dan asar menjelang berbuka puasa.
Sekretaris Umum Yayasan Pendidikan Ponpes Al-Islamiyyah Al-Ahyani, Fathurahman, menuturkan bahwa pengajian pasaran ini telah menjadi bagian dari tradisi Ramadan di pesantren.
"Pengajian pasaran ini berlangsung dari 2 Ramadan hingga 25 Ramadan. Setiap malam setelah salat tarawih hingga pukul 00.00 WIB, santri mengikuti pengajian, lalu dilanjutkan kembali setelah salat subuh hingga pukul 07.00 WIB. Ini memang lebih intensif dibanding hari biasa," kata Fathur dikutip dari detikJabar, Senin (17/3/2025).
Tak hanya itu, santri juga mendapatkan tambahan pengajian setiap siang hari. "Selain malam hari, pengajian juga dilakukan setiap ba'da zuhur dan asar menjelang buka puasa," tambahnya.
Suasana sore hari di pesantren ini juga terasa istimewa. Santri beramai-ramai menyiapkan buka puasa bersama, momen yang bukan sekadar untuk mengisi perut tetapi juga mempererat kebersamaan. Setelah seharian belajar, kebersamaan saat berbuka menjadi waktu yang dinantikan.
Menjelang akhir Ramadan, pesantren itu menggelar acara tafarrukan atau samenan, sebagai perpisahan bagi santri yang telah mengikuti pengajian pasaran. Acara tersebut menjadi momen refleksi dan kebersamaan sebelum Ramadan berakhir.
Tak hanya fokus pada ibadah, Ponpes Al-Islamiyyah Al-Ahyani juga menghidupkan semangat berbagi. Pada 25 Ramadan, pesantren ini menggelar santunan bagi 1.000 penerima manfaat, termasuk lansia, anak yatim, kaum dhuafa, anak terlantar, dan penyandang disabilitas di Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Tradisi yang sudah berlangsung sejak 1980-an ini menjadi salah satu puncak kegiatan Ramadan di pesantren. Fathurahman menjelaskan bahwa kegiatan santunan tersebut bukan hanya sekadar berbagi, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian kepada para santri.
Suasana ponpes di Sukabumi saat Ramadan. (Istimewa)
"Melalui santunan ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat serta kepedulian sosial di tengah masyarakat. Ramadan adalah momentum untuk berbagi dan meningkatkan kualitas keimanan," tuturnya.
Selain itu, setiap tanggal 15 malam 16 Hijriah, digelar pengajian Manaqiban (Syahriyahan) yang terbuka untuk masyarakat luas. Kegiatan ini mempertemukan jamaah dari berbagai daerah untuk bersama-sama berzikir dan berdoa.
Dengan berbagai kegiatan ini, Ponpes Al-Islamiyyah Al-Ahyani menjadikan Ramadan sebagai bulan penuh keberkahan, tidak hanya bagi para santri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
"Nah, yang penting, santri ikut dan berusaha mengambil keberkahan dari setiap kegiatan. Apalagi ini di bulan Ramadan yang merupakan bulan penuh berkah dan segala kebaikan akan dilipatgandakan," kata dia.
Di balik dinding pesantren yang telah berdiri lebih dari 70 tahun ini, Ramadan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga momentum untuk memperdalam ilmu, mempererat kebersamaan, dan menebar manfaat bagi sesama.
-----
Artikel ini telah tayang di detikJabar.
(upd/fem)