Solusi bagi Pengusaha Travel di Cirebon Usai Imbauan Larangan Study Tour

1 week ago 10
Web Kabar Hot Malam Tepat Terpercaya

Jakarta -

Usai imbauan larangan terkait study tour oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mulai berdampak pada pelaku-pelaku usaha. Salah satunya di pelaku usaha travel di Cirebon.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut memang tengah menjadi perbincangan di kalangan pengusaha travel. Mereka mulai mengungkapkan keluhan atas adanya kebijakan tersebut.

"Keluhan sebenarnya sudah ada, sudah mulai (ada keluhan). Beberapa hari yang lalu kami diundang oleh asosiasi pengusaha tour and travel se-Ciayumajakuning," kata Agus dilansir dari detikJabar, Kamis (6/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama yaitu mengenai adanya Inpres nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.

Kemudian hal lain yang turut dibahas adalah mengenai adanya kebijakan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour bagi anak-anak sekolah.

"Jadi ada dua hal yang menjadi pokok bahasan. Pertama terkait dengan Inpres nomor 1 Tahun 2025, yang kedua mengenai adanya statement atau imbauan dari Gubernur Jawa Barat terkait dengan kebijakan study tour untuk sekolah-sekolah di Jawa Barat," ucap Agus.

"Persoalannya adalah ini juga mendatangkan reaksi dari para pengusaha tour and travel yang ada di Jawa Tengah. Karena Jawa Barat menutup diri, mereka pun tidak melakukan perjalanan ke Jawa Barat," kata dia menambahkan.

Di tengah kondisi tersebut, Agus Sukmanjaya menawarkan solusi dengan mengajak para pengusaha travel, khususnya yang berada di wilayah Cirebon Raya atau Ciayumajakuning, untuk mencari potensi yang bisa dimanfaatkan.

"Sebetulnya di balik itu ada banyak peluang. Ini sebenarnya bisa menjadi bagian dari evaluasi, bisa juga menjadi bagian dari potensi," kata Agus.

Namun menurutnya, hal ini tentunya memerlukan kolaborasi antarpihak. Mulai dari pemerintah daerah, dinas terkait, pengusaha travel hingga pelaku usaha pariwisata yang ada di wilayah Cirebon Raya.

"Sekarang sebetulnya tinggal kita kuatkan apa yang kita punya. Ini momentum untuk bagaimana masing-masing kabupaten/kota itu ego sektoralnya kita turunkan. Artinya kita harus lakukan promosi bareng. Kita bicara Cirebon Raya. kota/kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu, ini harus duduk bareng. Baik pemerintah daerahnya, dinasnya, maupun pelaku usaha pariwisatanya," jelas Agus.

"Misalnya Kota Cirebon punya apa, Kabupaten Cirebon punya apa, Kuningan punya apa, Majalengka punya apa dan Indramayu punya apa. Nanti teman-teman asosiasi (pengusaha travel) ini lah yang menjahit paket-paket (wisata) yang pelibatannya kabupaten/kota se Cirebon Raya. Itu nanti kita tawarkan ke wilayah lain, misalnya Bekasi, Depok dan lain-lain," sambung dia.

Menurut Agus, Jawa Barat adalah sebuah daerah yang kaya akan berbagai destinasi menarik, yang bisa dikunjungi oleh anak-anak sekolah.

"Jawa Barat punya banyak destinasi yang bisa dikunjungi oleh anak sekolah. Bukan cuma pariwisata, tetapi juga industri," ungkapnya.

Di sisi lain, Agus menekankan pentingnya peningkatan kompetensi para pelaku usaha travel untuk memastikan keselamatan selama perjalanan.

"Kompetensi dari masing-masing tour and travel ini harus kita mulai standarisasi. Kan ada juga kejadian kasus kecelakaan dan lain sebagainya, karena memang perusahaan busnya tidak tersertifikasi, kemudian asosiasinya juga ternyata tidak terdaftar dan lain sebagainya. Jadi di momentum ini sebetulnya harus lebih instropeksi dan kita harus banyak melakukan penggalian potensi," pungkas Agus.


-----

Artikel ini telah tayang di detikJabar.


(upd/upd)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner