Selokan Van Der Wijck: Saluran Irigasi Bersejarah Sejak 1909

2 days ago 7

Jakarta -

Selokan bersejarah di Jogja ini bukan sekadar selokan belaka, tetapi menyimpang sejarah yang panjang dan menarik. Selokan Van Der Wijck atau Buk Renteng.

Mengutip dari laman resmi Pusdatin Kemendikbudristek RI, disampaikan bahwa Selokan Van Der Wijck merupakan cagar budaya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di wilayah Kabupaten Sleman.

Penetapan Selokan Van Der Wijck didasarkan pada Nomor SK: 210/KEP/2010 tertanggal 2 September 2010 silam. Adapun Selokan Van Der Wijck ini merupakan sebuah sarana pengairan yang digunakan oleh masyarakat pertanian di sejumlah wilayah yang ada di Sleman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut dijelaskan dalam sumber yang sama bahwa Selokan Van Der Wijck juga dikenal dengan nama 'Buk Renteng'. Ini dikarenakan struktur bangunannya yang berbentuk panjang dengan bagian selokan yang melintang sungai.

Lantas, seperti apa sejarah Selokan Van Der Wijck yang menyimpan kisah pembangunannya yang disebut-sebut cukup istimewa? Temukan penjelasannya berikut ini, ya.

Sejarah Selokan Van Der Wijck Jogja

Dikutip dari laman Jogja Cagar di bawah naungan Dinas Kebudayaan DIY, dijelaskan bahwa nama Van Der Wijck yang melekat pada selokan ini diduga berasal dari pemimpin dari pembangunan selokan itu sendiri. Adapun pembangunan Selokan Van Der Wijck terjadi di tahun 1909 silam.

Kemudian di dalam sebuah modul 'Selokan Mataram dalam Cerita dan Fakta: Biografi Harjodinomo' oleh Fajar Sulistyo, dkk., dijelaskan bahwa selokan Van Der Wijck merupakan sebuah saluran irigasi yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan selokan ini berlangsung di tahun 1909, bertepatan dengan pembangunan Bendungan Karang Talun.

Selokan Van Der Wijck juga sering kali dijuluki sebagai Selokan Mataram II karena pembagiannya tidak terlepas dari Selokan Mataram itu sendiri. Terlebih lagi, hulu dari selokan ini serupa dengan Selokan Mataram yaitu berada di Sungai Progo. Adapun panjang dari Selokan Van Der Wijck ini sekitar 17 km dan berada di kisaran 400 meter dari pintu keluar terowongan Bligo.

Keistimewaan Selokan Van Der Wijck sendiri ternyata berasal dari proses pembangunannya. Hal ini seperti diungkap dalam jurnal 'Identifikasi Kekhasan Kawasan Pemukiman Belanda sebagai Landmark di Gedongan, Daerah Istimewa Yogyakarta' oleh Sanchia Caroline Santonio, bahwa metode pembangunan selokan ini menggunakan teknologi gravitasi bumi.

Hal tersebut dikarenakan, konstruksi bangunannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan maupun area sawah yang terletak di sekitar bangunan tersebut. Tidak hanya itu saja, nama dari Selokan Van Der Wijck disebut-sebut berasal dari pemimpin pembangunannya yaitu Gubernur Jenderal Carel Herman Aart Van Der Wijck.

Kisah Selokan Van Der Wijck dan Kaitannya dengan Moyudan

Selain memiliki sejarah yang cukup panjang, Selokan Van Der Wjik juga menyimpan kisah tersendiri yang berkaitan dengan wilayah Moyudan yang terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Masih merujuk dari jurnal yang sama, dikatakan bahwa nama Moyudan sendiri berasal dari bangsawan Keraton Jogja bernama Kusumoyudo.

Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu, Moyudan termasuk wilayah yang dipenuhi dengan pertanian subur. Kondisi pertanian yang subur di Moyudan salah satunya didukung berkat adanya Selokan Van Der Wijck ini. Sebagai saluran irigasi, air-air yang berada di Selokan Van Der Wijck mampu berjasa pada kemakmuran para petani di wilayah Moyudan maupun wilayah-wilayah lainnya.

Setidaknya diperkirakan Selokan Van Der Wjik mampu memenuhi kebutuhan air untuk sekitar 20.000 Ha sawah milik petani Moyudan. Bahkan air yang tersedia di selokan ini sempat memenuhi kebutuhan setiap panen padi seluas 1,25 Ha sebanyak 7 ton dan juga tembakau yang 10 kali lipat dari 50 kg. Inilah yang membuat Selokan Van Der Wijck memiliki peran yang begitu penting bagi masyarakat sekitar Moyudan maupun wilayah lain.

Manfaat Selokan Van Der Wijck

Tidak hanya bagi wilayah Moyudan, ternyata Selokan Van Der Wijck tak kalah memberikan manfaat bagi daerah-daerah yang lain. Terutama manfaatnya dirasakan secara langsung oleh para petani yang membutuhkan air dari selokan ini.

Seperti diungkap dalam laman resmi DPRD DIY, bahwa sejak tanggal 16 Oktober 2024 lalu, aliran air dari Selokan Van Der Wijck resmi kembali dibuka. Hal ini dimaksudkan agar aliran air bisa memenuhi kebutuhan irigasi dan distribusi air bagi kawasan pertanian maupun pengguna lainnya.

Hal tersebut dikarenakan sebelumnya aliran air dari Selokan Van Der Wijck sempat direncanakan ditutup selama satu bulan. Rencana ini berkaitan dengan usulan pengeringan 5 tahun sekali yang dilakukan selama 1 bulan lamanya.

Namun demikian, ternyata penutupan Selokan Van Der Wijck mampu memberikan dampak terhadap aktivitas para petani. Situasi tersebut membuat terjadinya kekeringan lahan sekaligus penurunan hasil panen.

Tidak hanya berlaku pada bidang pertanian saja, ternyata keberadaan Selokan Van Der Wijck juga berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan. Sebut saja kebutuhan air rumah tangga, budidaya ikan, hingga petani hortikultura.

Itulah tadi penjelasan mengenai sekilas sejarah Selokan Van Der Wijck Jogja lengkap dengan pentingnya keberadaan saluran irigasi tersebut.

-----

Artikel ini telah tayang di detikJogja.


(upd/upd)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner