Sego Tempong Mbok Wah Populer di Banyuwangi, Sehari Habiskan 20 Kg Cabai!

Banyuwangi -

Sego Tempong Mbok Wah merupakan kuliner incaran di Banyuwangi. Dalam sehari, penjualnya bisa mengolah 20 kg cabai jadi sambal tempong yang segar dan pedasnya nampol!

Kuliner khas Banyuwangi identik dengan sego tempong yang sambalnya terkenal pedas, bahkan pedasnya sampai membuat penikmatnya serasa seperti ditampar! Salah satu tempat incaran menikmati sego tempong adalah Sego Tempong Mbok Wah di Jl. Gembrung No.220, Lingkungan Watu Ulo R, Bakungan.

Jelajah Gizi 2024 (6/11/2024) mengajak detikfood mengunjungi rumah makan yang masih diawasi langsung oleh sang pemiliknya, Mbok Wah. Kami bertemu dengan Puji, anak Mbok Wah yang membantu jadi kasir di sini.

Puji mengatakan usaha sego tempong sang ibu dimulai sejak 2005. Ide awalnya adalah menjual panganan sederhana berupa bekal yang biasa dibawa petani ke sawah. Berupa nasi, lauk, sayuran rebus, dan sambal.

Sego tempong racikan Mbok Wah masih menggunakan resep yang sama sejak dulu. Puji mengatakan memang ingin menjaga keaslian dan keautentikan rasanya.

Hanya saja, dari segi lauk, ia melakukan inovasi seperti penambahan jenis lauk. Salah satunya kikil kuah gurih yang rupanya kini juga jadi salah satu menu favorit pengunjung.

Untuk menu lainnya terdapat sekitar 20 pilihan. Jenis yang paling favorit adalah ikan laut dan telur dadar. Untuk ikan lautnya, termasuk ikan kembung, tuna, hingga ikan ayam-ayam yang dagingnya tebal dan lembut.

Puji menyarankan datang agak siang ke Sego Tempong Mbok Wah kalau ingin mendapatkan pilihan lauk ikan laut yang lengkap. Sebab jika terlalu pagi, pasokan ikannya belum datang.

Seporsi sego tempong disebut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD selaku Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, sudah bantu memenuhi prinsip gizi seimbang. Ia menyoroti penggunaan sayur yang banyak, bahkan memenuhi hampir setengah piring.

Sayur kaya akan serat, beragam vitamin, dan mineral. Jenis yang dipakai dalam sego tempong antara lain bayam yang besar-besar, mentimun. kol, dan terung.

Lalu ada pelengkap ikan asin yang menurut Prof. Ahmad sebaiknya dikonsumsi secukupnya saja karena tinggi garam. Ikan asin sebaiknya dimakan hanya untuk menambah selera makan.

Untuk sambalnya dibuat dadakan alias segar. Karenanya hanya bertahan di suhu ruang sekitar 6-7 jam saja. Sambal ini dibuat dari cabai rawit kecil-kecil, tomat kecil, terasi, dan garam kasar.

Dalam sehari, pihaknya bisa mengolah 15-20 kg cabai rawit. Semua diulek manual dengan tangan, tak pakai bantuan blender kecuali tomat karena tomat teksturnya keras.

Lalu dalam seminggu, beras yang dimasak mencapai 500 kilogram! Kebanyakan penikmatnya adalah turis dalam negeri dan ada juga turis mancanegara yang tertarik coba meski Puji sudah menjelaskan bahwa hidangan ini sangat pedas.

Meski peminatnya laris manis, Puji mengaku Mbok Wah tidak terpikir membuka cabang. Ia hanya ingin fokus di lokasinya yang sekarang dengan menambah area makan saja di seberang rumah.

Ia juga tak menampik persaingan semakin ketat, tapi Puji percaya rezeki sudah ada yang mengatur. Ia pun tak bisa mengekang keinginan orang yang misalnya ingin mencoba sego tempong di tempat lain.

Seporsi sego tempong Mbok Wah tanpa lauk harganya Rp 12 ribu. Kalau dengan lauk ayam Rp 20 ribu. Rumah makan ini buka sejak pukul 8 pagi hingga 10 malam.

(adr/odi)