Dalam film Galih dan Ratna besutan sutradara Lucky Kuswandi tahun 2017, tokoh utama yaitu Galih menjaga toko kaset 'Nada Musik' warisan dari ayahnya. Rupanya, di dunia nyata lokasi itu beneran ada. (Tangkapan Layar)
Bangunan toko kaset di film itu berlokasi di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Gedung bercat merah putih itu adalah bangunan bersejarah milik Tio Tek Hong, seorang pengusaha Tionghoa zaman Belanda. (Amalia/detikTravel)
Di bangunan itu, Tio Tek Hong membuka toko kelontong, rekaman gramofon, piringan hitam, perlengkapan berburu, dan juga membuka percetakan kartu pos. (Amalia/detikTravel)
Tio Tek Hong dikenal sebagai salah satu 'sultan' di Pasar Baru dalam perkembangan Jakarta pada tahun 1902. Keunikan arsitektur bangunan ini terletak pada detail ornamen yang memadukan gaya Tionghoa dengan gaya kolonial Belanda. (Amalia/detikTravel)
Namun sayang, bisnis Tio Tek Hong ini mulai menurun ketika terjadinya depresi besar dari Amerika terus ke Eropa. Belanda turut kena. Makin lama bisnis makin turun. Tokonya dijual dan akhirnya kemudian berpindah tangan. (Amalia/detikTravel)
Kini bangunan itu masih kokoh berdiri dan bisa dilihat traveler saat jalan-jalan di kawasan Pasar Baru. Kehadiran bangunan ini dalam film Galih dan Ratna secara tidak langsung mengangkat kembali kisah dan peran pengusaha Tio Tek Hong dalam sejarah Jakarta. (Amalia/detikTravel)