Jakarta -
Tanggal 25 Februari 2025 merupakan hari keberangkatan kami bersama keluarga tercinta. Melalui bandara Internasional Soekarno Hatta kami terbang ke Korea Selatan pada tengah malam dengan maskapai Asiana Airlines.
Perjalanan selama tujuh jam di atas awan tidak terasa karena kegembiraan menyertai kami sekeluarga. Tanggal 26 Februari 2025 pagi, pukul 09.55 waktu Seoul, kami tiba di Incheon International Airport.
Terdapat perbedaan waktu dua jam antara Seoul dan Jakarta. Kami disambut pemandu wisata lokal yang fasih berbahasa Indonesia. Sambutan hangat dan ramah membuat kami langsung nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seoul
Selama enam hari lima malam kami di sana. Kesan pertama kami ketika melihat Seoul sebagai ibu kota negara Korea Selatan yaitu kota dengan tingkat kebersihan cukup tinggi.
Kami menginap di tiga hotel berbeda selama rangkaian trip berlangsung. Selama berwisata di Seoul, kami menggunakan fasilitas minibus pariwisata.
Beralih ke destinasi wisata, Korea Selatan adalah negara yang mampu menggabungkan keindahan alam, budaya leluhur, kuliner dan kebutuhan generasi milenial, Industri hiburan dengan Boy band dan Girl Band K-Pop serta aneka drama Korea menjawab kebutuhan hiburan generasi milenial.
Nami Island
Pada hari pertama kami berkunjung ke Nami Island, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang mampu membuat wisatawan mempunyai rasa keingintahuan untuk berkunjung ke sana.
Pulau buatan ini menjadi lokasi shooting drama Korea Winter Sonata yang sangat fenomenal kisahnya. Untuk menuju pulau ini kita menggunakan kapal feri.
Berangkat dari daratan menyeberangi danau buatan dan berlayar menuju ke Pulau Nami durasi perjalanan membutuhkan waktu lima menit saja. Selanjutnya kami menuju ke Taman Seoraksan yang berada di perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Taman Seoraksan
Gunung Seorak menjadi pembatas kedua negara. Terdapat simbol hewan beruang gunung sebagai icon taman nasional ini. Menuju puncak Gunung Seorak wisatawan dapat menggunakan cable car yang mampu membawa 100 wisatawan menuju puncak gunung hanya dalam hitungan menit.
Di dalam Seoraksan terdapat Kuil Sinheungsa Korea. Kuil ini adalah tempat peribadatan umat Buddha. Terdapat juga patung Buddha berukuran raksasa.
Warga Korea Selatan sebagian besar penganut agama Budha. Jadi tempat ini selain sebagai tempat wisata juga menjadi tempat ritual keagamaan bagi penganutnya.
Resor salju
Pada keesokan harinya, kami bertolak menuju destinasi selanjutnya yakni Welli Hilli Park. Sebelumnya, tempat ini dikenal sebagai Hyundai Sungwoo Resort yang merupakan sebuah resor ski di Hoengseong, Korea Selatan.
Resor ini dibuka pada bulan Desember 1995 oleh Sungwoo Group, sebuah perusahaan keluarga dengan Hyundai Group. Welli Hilli Park Resort adalah sebuah hotel dan taman salju di Hoengseong, Korea Selatan.
Resor ini memiliki fasilitas hotel dan taman salju yang populer, cocok untuk anak-anak bermain salju dan ada berbagai permainan yang ada di Welli Hilli Park main salju di Ski Resort.
Keliling Seoul lagi
Usai menginap selama satu malam di Welli Hilli Park, keesokan harinya kami berangkat menuju Kota Seoul. Destinasi pertama yang kami kunjungi di Kota Seoul yakni Coex Suwon Starfield Library, yang merupakan perpustakaan besar dan modern yang terletak di Mal Starfield Suwon.
Perpustakaan ini sangat hype dan menjadi salah satu icon destinasi yang sering dikunjungi wisatawan yang berlibur ke Kota Seoul. Selanjutnya kami menuju Gyeoungbok Palace yang merupakan Istana Kerajaan Korea zaman Dinasti Joseon.
Tempat ini terbuka untuk umum. Pada jam tertentu ada atraksi pergantian prajurit penjaga gerbang lengkap dengan upacara tarian tradisional.
Mereka juga menggunakan atribut dan pakaian penjaga kerajaan zaman dahulu. Atraksi ini menjadi tontonan menarik untuk wisatawan, kebudayaan Korea yang berisi sejarah tradisional Korea baik pakaian, budaya dan adat istiadat yang masih dilestarikan masyarakat Korea hingga saat ini.
Setelah puas berfoto-foto dengan menggunakan baju hanbok, busana adat Korea di Gyeoungbok Palace, kami menuju ke Namsan Tower Seoul yang terkenal dengan Gembok Cintanya yang unik.
Belanja suvenir dan oleh-oleh di Myengdong Street
Kami menikmati keindahan panorama Kota Seoul dari atas Namsan Tower dengan menaiki cable car. Keesokan harinya kami diajak berwisata belanja di Myengdong Street.
Berwisata tidak lengkap rasanya jika tidak membeli buah tangan. Sebagian besar toko oleh–oleh di Seoul mempunyai pelayan yang bisa berbahasa Indonesia.
Selain banyak pramuniaga yang berasal dari Indonesia, pemilik toko ramah melayani pembeli dengan mencoba mengucapkan beberapa kata dari bahasa asal negara turis.
Myeongdong street terkenal jajanan snack kaki lima dan pusat skin care terbesar dengan brand ternama di Korea Selatan. Skin care asal Korea ini banyak diburu wisatawan tak peduli perempuan maupun laki-laki.
Harga yang ramah di kantong menyebabkan destinasi ini menjadi pilihan wajib terakhir wisatawan sebelum meninggalkan Korea Selatan untuk kembali ke negara masing-masing.