Otak Manusia Berubah Jadi Kaca Akibat Wedhus Gembel Gunung Ini

3 days ago 14

Jakarta -

Hampir 2.000 tahun setelah seorang pemuda tewas dalam letusan gunung berapi Vesuvius. Para ilmuwan menemukan bahwa otaknya terawetkan ketika berubah menjadi kaca dalam awan abu yang sangat panas atau wedhus gembel.

Mengutip BBC, Jumat (28/2/2025), para peneliti menemukan kaca tersebut pada tahun 2020. Mereka berspekulasi bahwa kaca tersebut merupakan fosil otak, namun mereka belum mengetahui bagaimana proses pembentukannya.

Bongkahan kaca hitam seukuran kacang polong itu ditemukan di dalam tengkorak korban, berusia sekitar 20 tahun, yang meninggal saat gunung berapi meletus pada tahun 79 Masehi di dekat Naples saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan sekarang meyakini bahwa awan abu sepanas 510 derajat Celsius menyelimuti otak dan dengan sangat cepat menjadi dingin, lalu mengubah organ tersebut menjadi kaca.

Ini adalah satu-satunya kasus yang diketahui tentang jaringan manusia atau bahan organik yang berubah menjadi kaca secara alami.

"Kami percaya bahwa kondisi yang sangat spesifik yang telah kami rekonstruksi untuk vitrifikasi (proses perubahan sesuatu menjadi kaca) pada otak membuat sangat sulit untuk menemukan sisa-sisa yang serupa, meskipun itu tidak mustahil," ujar Prof Guido Giordano dari Università Roma Tre.

"Ini adalah temuan yang unik," katanya.

Otak tersebut adalah milik seorang pria yang terbunuh di tempat tidurnya di dalam sebuah bangunan yang disebut Collegium di jalan utama kota Romawi, Herculaneum.

Pecahan-pecahan kaca yang ditemukan oleh para ilmuwan tersebut berkisar antara 1-2 cm hingga beberapa milimeter saja.

Fosil otak menjadi kaca akibat letusan Gunung VesuviusLokasi fosil otak menjadi kaca akibat letusan Gunung Vesuvius di dekat Naples (BBC)

Letusan besar Vesuvius menelan Herculaneum dan Pompeii di dekatnya yang dihuni oleh sekitar 20.000 orang. Para ilmuwan kini menduga bahwa awan abu panas yang pertama kali turun dari Vesuvius, yang mungkin menyebabkan sebagian besar kematian, kemudian diikuti oleh arus gas panas dan material vulkanik yang bergerak cepat, yang juga disebut sebagai aliran piroklastik, yang kemudian mengubur area tersebut.

Para ahli percaya bahwa awan abu tersebut mengubah otak pria itu menjadi kaca karena aliran piroklastik tidak akan mencapai suhu yang cukup tinggi atau mendingin dengan cukup cepat.

Proses pembentukan kaca membutuhkan kondisi suhu yang sangat spesifik dan jarang terjadi secara alamiah. Agar sebuah zat dapat berubah menjadi kaca, harus ada perbedaan suhu yang sangat besar antara zat tersebut dengan sekelilingnya.

Bentuk cairannya harus cukup cepat mendingin agar tidak mengkristal saat menjadi padat, dan harus berada pada suhu yang jauh lebih tinggi dari sekelilingnya.

Tim peneliti menggunakan pencitraan dengan sinar-x dan mikroskop elektron untuk menyimpulkan bahwa otak tersebut harus dipanaskan hingga setidaknya 510C sebelum mendingin dengan cepat. Tidak ada bagian lain dari tubuh pria itu yang diyakini berubah menjadi kaca.

Hanya material yang mengandung cairan yang dapat berubah menjadi kaca, yang berarti tulang tidak mungkin terbentuk demikian. Jaringan lunak lainnya, seperti organ tubuh, kemungkinan besar dihancurkan oleh panas sebelum cukup dingin untuk berubah menjadi kaca.

Para ilmuwan meyakini bahwa tengkorak tersebut memberikan perlindungan pada otak. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Scientific Reports.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner