Jakarta -
Menjelang musim haji 1446 H/2025 M yang dimulai pada 28 Mei 2025, Lion Air mengumumkan kesiapan penuh mendukung kelancaran ibadah haji dengan mengerahkan lima armada pesawat berbadan lebar. Lion Air menyiapkan hingga lima Airbus A330 untuk memastikan kenyamanan dan keandalan perjalanan jemaah, khususnya dari embarkasi Banjarmasin dan Padang.
Meskipun secara operasional cukup dibutuhkan dua (2) pesawat Airbus A330 untuk penerbangan haji, Lion Air tetap menyiapkan lima (5) pesawat berbadan lebar guna memastikan kelancaran layanan dan memberikan cadangan operasional yang optimal.
"Armada ini akan melayani dua embarkasi besar di Indonesia, yaitu embarkasi Banjarmasin melalui Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (BDJ) dan embarkasi Padang melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau di Sumatera Barat (PDG)," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan resmi pada Senin (14/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lion Air mengoperasikan empat (4) pesawat utama untuk penerbangan haji, yang merupakan bagian dari total 12 armada Airbus A330 yang dimiliki. Pesawat tersebut terdiri dari kombinasi Airbus A330-300CEO dan Airbus A330-900NEO, masing-masing berkapasitas 436 kursi kelas ekonomi.
"Satu pesawat tambahan akan disiagakan (stand by) sebagai cadangan operasional di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO) untuk memastikan kelancaran operasional dan mengantisipasi situasi tak terduga," tambahnya.
Jenis pesawat Airbus A330 ini sebelumnya telah digunakan untuk penerbangan haji dan umrah di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Asia Barat, yang penduduknya umumnya memiliki postur tubuh lebih tinggi.
Penggunaan armada ini di Indonesia memberikan keuntungan berupa ruang duduk yang lebih lapang bagi jemaah.
Sistem Operasional yang Efisien dan Terkoordinasi
Penempatan pesawat-pesawat Lion Air telah dirancang sesuai sistem yang efisien dan adaptif terhadap kebutuhan embarkasi dan teknis operasional. Kesiapan pesawat cadangan di Kualanamu memberikan lapisan pengamanan tambahan guna menjamin keandalan jadwal penerbangan.
Sesuai sistem operasional haji yang ditetapkan oleh Kementerian Agama:
1. Gelombang I, jamaah diberangkatkan dari Indonesia ke Madinah dan akan pulang melalui Jeddah.
2. Gelombang II, jamaah diberangkatkan ke Jeddah dan dipulangkan melalui Madinah.
Lion Air telah menyiapkan layanan sesuai sistem tersebut, dengan jadwal penerbangan yang terkoordinasi dengan seluruh pihak terkait.
Pada musim haji 2025 ini, Lion Air diperkirakan akan memberangkatkan total 11.762 orang jamaah haji, terdiri dari embarkasi Padang (PDG) sebanyak 6.293 jamaah dan embarkasi Banjarmasin (BDJ) sebanyak 5.469 jamaah.
Jumlah ini sudah termasuk para petugas kloter (kelompok terbang) yang akan mendampingi dan melayani kebutuhan jamaah selama proses keberangkatan hingga pemulangan.
Armada Airbus A330 Lion Air yang digunakan merupakan generasi modern dengan usia pesawat rata-rata 5 - 7 tahun, sehingga secara teknis berada dalam kondisi optimal untuk melayani penerbangan jauh tanpa transit (non-stop) dari Indonesia ke Arab Saudi.
Pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) ini memiliki keunggulan utama, antara lain:
1. Kursi ergonomis dan jarak antar kursi yang lega, menyesuaikan postur tubuh masyarakat Asia, termasuk Indonesia, sehingga jamaah tetap nyaman meski harus duduk dalam waktu lama (8-12 jam penerbangan).
2. Desain kabin luas dan modern, dilengkapi sistem pencahayaan yang menyesuaikan waktu siang dan malam untuk membantu penyesuaian tubuh (body clock).
3. Kapasitas besar, memungkinkan efisiensi dalam pengangkutan jamaah haji secara kelompok besar dan tetap tertib.
4. Fasilitas pendukung ibadah, seperti ruang yang cukup untuk sholat di kursi serta akan dipersiapkan hiburan selama penerbangan yang dapat diakses melalui perangkat pribadi.
(bnl/fem)