Jakarta -
Rencana taman-taman di Jakarta Selatan untuk beroperasi selama 24 jam menuai respons positif. Tetapi, ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ketiga taman itu adalah Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser. Taman-taman itu berada di kawasan Blok M.
"Dengan taman publik dibuka selama 24 jam itu menjadi pembuktian Jakarta sebagai ibu kota negara dan sangat wajar, tetapi dengan catatan bagaimana pengelolaan keamanan selama 24 jam, tidak digunakan untuk hal-hal yang bertendensi kriminalitas, jadi tempat transaksi barang terlarang, dan dunia malam," kata Deni Daniel Kesa, wakil direktur Vokasi Universitas Indonesia, dalam perbincangan dengan detikTravel, Selasa (15/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mewujudkan itu perlu ekstra kerja keras. Bahkan mungkin dibutuhkan satu unit pengelolaan dari sisi pengelolaan dan kenyamanan," ujar dia.
Wakil Direktur Vokasi UI Deni Danial Kesa, MBA., Ph.D (dok. pribadi)
Deni juga mengingatkan perlu disiapkan fasilitas yang mendukung kenyamanan pengunjung. Mulai dari fasilitas track, toilet, atau bahkan mushala.
Deni mengatakan jika nanti ada penambahan fasilitas taman sudah semestinya mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial.
"Jangan sampai menambah bangunan beton. Ingat bahwa keberadaan taman itu untuk mengimbangi gedung bertingkat dan bangunan beton di sekitarnya, untuk area serapan air dan menghasilkan Oksigen," kata Deni.
Nah, untuk aspek sosial, Deni meminta Pemprov mengajak bicara warga dan komunitas di sekitar taman yang biasa menggunakan taman itu secara rutin.
"Itu agar pembangunan sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai membangun tetapi tidak terpakai," ujar dia.
Deni yakin jika taman itu dieklola dengan baik, taman tersebut bisa menambah lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
"Dengan taman dibuka 24 jam maka akan diperlukan tambahan tenaga kerja yang artinya itu menjadi peluang untuk jadi lapangan pekerjaan," Deni menegaskan.
Pembukaan tiga taman itu selama 24 jam itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Dia menyebut perubahan jam operasional itu merupakan langkah awal Jakarta memiliki taman yang buka 24 jam. Dengan tujuan jangka menengah dan jangka panjang sebagai sarana ibu kota ASEAN.
Pemilihan taman itu untuk menjadikan kawasan Blok M sebagai pusat aktivitas ASEAN karena lokasi yang strategis dan infrastruktur yang mendukung. Selain itu, Kantor Sekretariat ASEAN Indonesia juga terletak di Jalan Sisingamangaraja, Blok M, sehingga pengembangan kawasan ini sebagai pusat aktivitas ASEAN dianggap tepat.
Ya, Pemprov Jakarta berencana membangun transit-oriented development (TOD) di kawasan Blok M dan Bundaran HI.
Alasan lainnya, fasilitas yang ada di ketiga taman tersebut sudah cukup lengkap untuk menjadi ruang aktivitas masyarakat, serta banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menangah (UMKM) yang berdagang di sekitar taman.
Pramono mengatakan anggaran penataan taman itu tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, tetapi dana koefisien lantai bangunan (KLB) dari swasta. Dia berharap taman di Jakarta menjadi tempat aktivitas warga, seperti bertamasya, membaca buku, dan kegiatan sosial lain, tanpa perlu kehadiran hiburan besar.
detikTravel telah mencoba untuk menanyakan terkait wacana tiga taman yang akan mengalami perubahan jam operasional kepada Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta (Distamhut). Namun hingga tulisan ini dibuat belum ada respon dari pihak Disatamhut.
(fem/fem)