Keris Nggak Cuma soal Mistis, Buktikan Saja di Klinik Keris

2 months ago 64

Jakarta -

Dalam Pameran Pesona Keris Nusantara di Museum Nasional Indonesia yang diresmikan pada Senin (25/11/2024), terdapat klinik keris. Di sini, traveler bisa bertanya dan mengulik lebih lanjut tentang keris.

Terdapat sekitar 200 koleksi keris dipamerkan dalam pameran yang akan digelar hingga Desember 2024 tersebut. Koleksi keris tersebut merupakan milik Museum Nasional serta hasil kontribusi para pelaku perkerisan dalam Sekretariat Nasional perkerisan Indonesia (SNKI).

Berkunjung ke pameran tersebut, traveler dapat melihat-lihat koleksi keris dari berbagai penjuru nusantara. Terdiri dari Rumpun keris Jawa dan Madura (Jawa Timur, Solo, Yogyakarta, Sunda, Cirebon, dan Banten), Rumpun keris Melayu (seluruh Sumatera hingga Semenanjung Melayu), Rumpun Bugis Makassar (seluruh Sulawesi dan Kalimantan, Sumba dan Sumbawa) serta Rumpun keris Bali dan Lombok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, untuk traveler awam yang ingin belajar lebih lanjut perihal keris, traveler pun dapat berkunjung ke bagian Klinik Keris. Di sana, tim dari Institut Seni Indonesia Surakarta akan memberikan informasi hingga menerima konsultasi perihal keris. Mulai dari mencari tahu latar belakang keris, hingga cara merawatnya.

Basuki Teguh Yuwono, Perwakilan dari Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dalam pembukaan Pameran Pesona Keris Nusantara, Senin (25/11/2024).Basuki Teguh Yuwono, Perwakilan dari Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dalam pembukaan Pameran Pesona Keris Nusantara, Senin (25/11/2024). (Museum Nasional Indonesia)

"Klinik keris kaitannya dengan konsultasi ketika orang memiliki keris ya. Barangkali mereka akan konsultasi proses konservasinya, mungkin dapurnya, pamornya, mungkin usianya kapan dibuat, kemudian simbol-simbolnya seperti apa dan lain sebagainya," kata Perwakilan dari Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Basuki Teguh Yuwono yang juga selaku kurator dalam pameran ini kepada awak media, Senin (25/11/2024).

"Termasuk di situ kaitannya dengan bagaimana cara merawat keris, mengenakan keris ada di klinik Geris," tambahnya.

Ia mengaku tengah menyasar para generasi muda untuk mengenal kembali benda bersejarah Indonesia tersebut. Karenanya, akan diadakan berbagai diskusi hingga teknologi yang menarik. Misalnya saja telah ada diorama interaktif pada pameran itu.

"Sasarannya adalah generasi muda. Kalau kita melakukan edukasi budaya keris kepada orang-orang yang sudah mempunyai keris, itu kan kurang tepat. Ya boleh dilakukan terus-menerus, tapi bagaimana membuka ruang pada generasi milenial," ujar dia.

Pihaknya juga ingin membuat masyarakat lebih mengenal keris secara akademik, alih-alih sekedar mistis seperti yang masih melekat di banyak masyarakat hingga saat ini.

"Maka kemasan edukasinya lebih menarik, bagaimana generasi muda itu bisa memakan keris secara langsung, kemudian bisa berdiskusi secara lebih mendalam dan sebagainya. Kuncinya satu, bagaimana informasi itu berbasis akademik, bagaimana informasi itu berbasis ilmiah. Jangan sampai kita terjebak selalu pemahaman sempit ya, bahwa keris itu selalu identik dengan yang ghaib," kata dia.

"Itu ada, salah satu perspektif, tetapi 100 persen budaya keris utuh itu hanya sekian persen yang kaitannya dengan mistik. Mungkin lebih 90 persen kaitannya dengan sejarah, makna nilai, teknologi, artistik, kemudian kaitannya juga dengan cara pakai, fungsi dan sebagainya, itu sangat luas," dia menambahkan.


(wkn/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner