Jakarta -
Pameran 'The Flying Cloth' yang digelar di Museum Nasional Indonesia menyajikan karya spektakuler, serta mengisahkan perjalanan inspiratif Merdi Sihombing.
Ia adalah seorang desainer tekstil dan fashion ternama Indonesia yang selama 25 tahun telah mengembara ke pelosok-pelosok Nusantara.
Mulai dari Mentawai hingga Wamena sudah dia kunjungi demi menyerap cerita dan teknik tradisional langsung dari para pengrajin lokal dan masyarakat adat yang setia menjaga warisan budaya mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prosesnya, Merdi membangun ikatan emosional yang kuat. Lalu, dedikasinya itu tercermin dalam setiap kain, warna, dan motif yang kini memukau dunia di panggung internasional seperti New York dan London Fashion Week.
Pameran ini hadir di Jakarta sebagai selebrasi kebanggaan budaya Indonesia, menampilkan karya-karya Merdi yang sarat dengan nilai-nilai lokal dan prinsip keberlanjutan, serta membawa mimpi besar untuk mengangkat fashion Nusantara ke panggung global.
"The Flying Cloth tidak hanya menampilkan keindahan tekstil tradisional, tetapi juga ingin menunjukan bagaimana budaya kita dapat berdampingan dengan prinsip berkelanjutan atau istilah sekarang sustainable fashion," kata Merdi kepada detikTravel, Selasa (12/11).
Pameran The Flying Cloth di Museum Nasional Foto: Amalia Novia Putri/detikTravel
Menurut Merdi, fashion show umumnya masih identik dengan venue hotel atau gedung mewah di kota besar, namun di luar negeri, khususnya untuk fashion yang berbasis budaya, sering kali museum atau bangunan bersejarah justru menjadi pilihan untuk menampilkan kekayaan budaya.
Hal ini menunjukkan bagaimana ruang-ruang tersebut mampu menciptakan atmosfer yang autentik dan edukatif. Dengan mengadakan fashion show berbasis budaya di museum, tak hanya menampilkan karya fashion, tetapi juga merespon kecintaan anak muda terhadap euforia budaya yang kini semakin tumbuh di museum.
Mereka bisa menikmati perpaduan antara mode dan sejarah, sehingga setiap karya yang dipamerkan terasa lebih bermakna dan sarat akan nilai-nilai tradisi yang mendalam.
Museum sebagai tempat fashion show berbasis budaya memberi kesempatan kepada anak-anak muda untuk terlibat langsung dalam perayaan warisan budaya, menciptakan pengalaman yang inspiratif dan mendorong rasa bangga terhadap identitas lokal, yang sekaligus mendekatkan mereka pada sejarah yang mungkin belum banyak mereka ketahui.
"Fashion show kan rata-rata mindset nya tuh harus di hotel, sementara kalau di luar negri fashion yang berbasis budaya masyarakatnya tuh di museum atau di bangunanan tua, nah bagaimana mencoba dan merespon kecintaan anak muda dengan museum ya evoria budaya ya di museum, jadi orang bisa dateng kemari masyarakat dan anak-anak muda," ujar Merdi.
Pameran The Flying Cloth di Museum Nasional Foto: Amalia Novia Putri/detikTravel
Pada kain tradisional Nusantara dari berbagai daerah, memadukan benang tenun, pewarna alami, dan teknik tenun dengan sentuhan tradisional yang sarat akan nilai-nilai budaya.
Setiap bentuk dan tampilan dalam koleksi ini juga mengangkat elemen-elemen simbolis dari berbagai wilayah, menggunakan bahan-bahan unik yang mencerminkan keindahan serta karakter khas setiap daerah yang menginspirasi Merdi Sihombing.
Salah satu kain wastra nusantara yang menarik perhatian adalah tenun ikat dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dibuat dari serat katun dan juga kain songket Toba dari Samosir, Sumatera Utara dari serat tensel dan wol bersama dengan banyak koleksi lainnya.
Kain-kain itu menampilkan keindahan lokal melalui warna dan motif khas yang menggambarkan kekayaan tradisi masing-masing daerah.
(wsw/wsw)