Kebanyakan Turis, Onsen di Jepang Mulai Kehabisan Air

3 days ago 16

Tokyo -

Beberapa kota di Jepang yang terkenal dengan pemandian onsen tengah bermasalah dengan persediaan air yang mulai menipis. Pemicunya adalah lonjakan pariwisata yang membuat orang-orang banyak mendatangi onsen.

MengutipCNN, Jepang merupakan rumah bagi 27.000 sumber air panas alami. Pemandian air panas Jepang-yang lebih dikenal sebagai onsen biasa didatangi wisatawan yang datang dari seluruh dunia untuk bersantai di kolam alami dan bersenang-senang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi lonjakan pariwisata telah menyebabkan beberapa kota onsen kehabisan air, dan hal ini membuat pejabat setempat merasa tidak tenang. Salah satu kota yang bermasalah itu adalah Ureshino.

Terselip di pegunungan Prefektur Saga, di pulau barat Kyushu, Ureshino adalah rumah bagi beberapa onsen paling didambakan di Jepang, yang dikelola oleh lebih dari 30 hotel dan ryokan, penginapan tradisional Jepang.

Kota berpenduduk 25.000 jiwa ini awalnya hanya dikenal oleh kalangan wisatawan domestik namun semakin populer di kalangan wisatawan internasional karena jutaan orang berbondong-bondong datang ke Jepang.

Pejabat setempat baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang dampak pariwisata yang berlebihan terhadap pasokan air onsen di kota tersebut.

"Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, jumlah wisatawan meningkat, yang menyebabkan penggunaan sumber air panas di ryokan dan fasilitas lainnya meningkat," kata Wakil Wali Kota Ureshino Hironori Hayase dalam konferensi pers baru-baru ini.

Seperti disiarkan NHK, rata-rata ketinggian air di sumber air Ureshino turun ke rekor terendah 39,6 meter (130 kaki) pada satu titik tahun lalu, menandai penurunan 20% dibandingkan dengan ketinggian 50 meter (160 kaki) yang tercatat empat tahun lalu.

Wali Kota Daisuke Murakami menekankan bahwa sumber air tersebut tetap berkelanjutan, tetapi para pejabat meminta hotel dan ryokan untuk membatasi penggunaan kamar mandi pribadi di dalam kamar selama larut malam.

Onsen pribadi sangat diminati oleh wisatawan internasional karena onsen umum mengharuskan pengunjung untuk menikmati berendam dalam keadaan telanjang bulat - sebuah kebiasaan yang tidak banyak diketahui wisatawan asing, atau membuat mereka merasa tidak nyaman.

Biaya masuk untuk onsen umum hanya USD 3, tetapi banyak yang lebih suka membayar lebih mahal, hingga ratusan dolar, untuk pengalaman pribadi di kamar hotel mereka. Permintaan yang tinggi berarti lebih banyak air yang harus dipompa ke kamar pribadi, sehingga menekan pasokan.

"Kami menyadari bahwa Kota Ureshino bergantung pada pariwisata, jadi kami harus melakukan segala upaya untuk melindunginya. Dalam melakukannya, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang diperlukan," katanya.

Pengalaman mandi tradisional diyakini bermanfaat untuk kesehatan, mulai dari menghilangkan stres, bikin otot relaks sampai memperbaiki kondisi kulit.

Tetapi tidak semua kolam air panas memenuhi syarat sebagai onsen. Jepang memiliki undang-undang ketat yang mengatur salah satu aktivitas paling ikonik di negara itu, yang secara luas dianggap sebagai harta alam.

Air onsen dipanaskan oleh energi termal di bawah tanah dan harus tetap bersuhu setidaknya 25 derajat Celsius saat muncul ke permukaan tanah, menurut undang-undang onsen negara tersebut, yang juga menetapkan beberapa jenis mineral yang harus terkandung dalam air.

Jumlah wisatawan asing ke negara tersebut mencapai titik tertinggi sepanjang masa yaitu 36,8 juta tahun lalu, menurut data dari Organisasi Pariwisata Nasional Jepang. Lonjakan pariwisata telah menambah tekanan pada beberapa area onsen populer di seluruh negeri, dari Ureshino di barat hingga Niseko di pulau Hokkaido di utara, kata peneliti Akihiro Otsuka dari Institut Penelitian Chuo Onsen.

"Peningkatan wisatawan setelah Covid-19 telah menyebabkan perluasan hotel, fasilitas yang lebih besar, dan lebih banyak pemandian onsen pribadi di kamar-kamar individual," kata Otsuka.

Di Niseko, permukaan air telah turun hingga 15 meter (49 kaki) dalam tiga tahun terakhir, demikian dilaporkan pers setempat.

Menurut Otsuka, pariwisata bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi pasokan air di kota-kota onsen. Ia mengatakan bahwa pipa-pipa yang berkarat dan fasilitas pompa air yang sudah tua menyebabkan hilangnya air secara tidak perlu. "Banyak area onsen yang berjuang dengan fasilitas-fasilitas tua yang tidak dirawat dengan baik," katanya.

Ginzan Onsen, yang terletak di wilayah Yamagata sekitar 260 mil di utara Tokyo, kini membatasi akses masuk bagi pengunjung harian selama musim puncak musim dingin untuk meminimalkan dampaknya terhadap penduduk setempat.


(ddn/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner