Jakarta -
Saat berbelanja di supermarket atau toko kelontong, banyak pilihan produk dan makanan yang ingin kita beli. Terkadang hal itu juga bisa membuat kita lupa akan kualitas dan segi kesehatannya.
Ternyata, ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari dari rak-rak supermarket. Alasannya, karena punya risiko kesehatan dan kualitasnya yang diragukan.
Dilansir laman Real Simple, berikut adalah beberapa makanan pokok yang perlu dihindari yang disarankan oleh pakar makanan:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Makanan yang Kemasannya Rusak
Pengemasan makanan dengan cara tertentu punya suatu alasan. Apabila kemasannya rusak, maka jangan beli.
"Jangan membeli makanan dengan kemasan yang rusak. Toko kelontong mengirim makanan dari seluruh negeri. Kalau kantong keripik berlubang, segel susu bocor, atau kalengnya sangat penyok, pilih barang lain dari rak," kata Lauren Twigge, MCN, RDN, LD.
Lauran mengingatkan untuk tidak tergoda dengan produk makanan yang kemasannya rusak, barang rusak yang didiskon. Karena bisa jadi itu mungkin sudah basi, rusak, atau lebih buruk lagi.
2. Makanan yang Tidak Berwarna atau Warnanya Kurang Cerah
Kalau ada daging atau roti yang tidak terlihat baik, jangan membelinya.
"Periksa tanda-tanda fisik masalah keamanan pangan, seperti jamur pada roti atau buah, daging yang warnanya menjadi abu-abu, atau bau aneh lainnya yang berasal dari makanan," ungkap Twigge.
Ia mengatakan bahwa hal tersebut adalah tanda-tanda dari pembusukan. Jadi, makanan seperti itu tidak boleh dibeli atau dikonsumsi.
"Pastikan kemasan daging utuh tanpa sobekan, gelembung, maupun kebocoran, karena ini bisa mengindikasikan kerusakan pada kemasan. Dan perhatikan juga mereka yang bekerja di supermarket. Karyawan yang menangani daging segar/daging deli harus pakai sarung tangan sekali pakai, untuk mencegah kontaminasi silang," tambah Twigge.
3. Buah Pra Potong
Aneka potongan nanas atau semangka yang kita lihat di supermarket, mungkin menarik karena kita tak perlu lagi mengiris dan memotong.
Namun, hasil bumi seperti buah yang sudah dipotong juga bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri berbahaya. Apalagi jika orang yang memotongnya tidak menggunakan peralatan bersih atau yang baru, ketika mengiris setiap buah atau sayuran.
Bakteri berbahaya di atasnya, bisa dengan mudah menyebar ke bagian lain. Selain itu, jika tersentuh oleh pisau atau talenan yang kotor.
4. Produk Beku
Penumpukan bunga es di freezer atau bagian dalam pajangan dingin tidak pasti membuat pintu tidak tertutup rapat. Hal ini bisa membuat suhunya mungkin tidak terjaga dengan baik.
Konsultan Keamanan Pangan, Insight Food Safety Consulting, Brue Ferree, mengatakan bahwa lemari es yang terlalu penuh barang juga bisa membuatnya tegang. Ini akan menghambat sirkulasi dan membuat makanan tidak cukup dingin.
"Periksa suhu tersebut. Kotak yang didinginkan harus kurang dari 40 derajat Fahrenheit, sedangkan kota beku harus mendekati 0 derajat Fahrenheit," kata Ferree yang juga anggota Divisi Manajemen Keamanan & Kualitas Pangan di Institute of Food Technologists.
5. Makanan yang Kalengnya Penyok
Hindari produk yang penyoknya besar atau parah. Apabila makanan kaleng punya penyok yang sangat kecil tanpa tanda-tanda kerusakan fisik lainnya, produk itu seharusnya masih aman untuk dikonsumsi.
"Terutama hindari kaleng-kaleng ini jika penyoknya punya tepi yang tajam, atau terjadi di sepanjang jahitan makanan kaleng. Karena ini bisa membahayakan keamanan makanan," ujar Twigge.
6. Makanan di Hot Bar yang Tidak Dikelola dengan Baik
Makanan hot bar, seperti salad atau sup yang tidak dikelola dengan baik bisa berisiko. Selalu ingat, makanan panas harus panas, makanan dingin ya arus dingin.
Pastikan masing-masing harus berada di bagian terpisah, untuk suhunya masing-masing.
"Makanan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat adalah sumber paling umum dari penyakit bawaan makanan, dan ini akan menjadi risiko kamu makan di hot bar." ujar Twigge.
Jika mau, disarankan untuk datang lebih awal untuk membantu memastikan kamu mendapatkan makanan yang paling segar.
(khq/fds)